RMOL. Hendardji Supandji membuka lembaran demi lembaran buku yang diletakkan di atas meja kerjanya. Sambil sesekali mengangkat telepon, calon gubernur dari jalur independen itu melihat data yang disajikan di buku itu.
“Kami sedang mempersiapkan stategi penggalangan dana kamÂpanye,†kata pensiunan mayor jenderal ini ketika ditemui di marÂkas pemenangan pasangan HenÂdardji Supandji-A Riza Patria di Jalan Gunawarman Nomor, KeÂbayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa lalu (17/4).
Dalam hitung-hitungannya, kamÂpanye pemilihan gubernur (pilÂgub) DKI bakal menghaÂbisÂkan dana Rp 50 miliar. Tapi dana itu belum terkumpul.
Hendardji mengaku hanya akan mengeluarkan uang ratusan juta dari kocek pribadinya untuk kampanye. “Uang saya nggak baÂnyak,†katanya.
Selebihnya akan dikumpulkan dari sumbangan teman dekat, pengusaha maupun dari maÂsyÂaÂrakat langsung. “Kami terima berapapun beÂsarÂnya sumbangan dari masyarakat yang penting sesuai aturan ada,†katanya
Hendardji mengungkapkan seÂlama ini telah banyak menerima sumbangan dari sejumlah pihak. Namun sumbangan itu berbentuk barang, bukan uang. Misalnya, sumbangan 20 ribu spanduk.
“Spanduk tersebut akan diÂtemÂpel di seluruh wilayah Jakarta,†katanya. Ada pula yang meÂnyumÂbang membentuk 40 posko tim pemenangan Hendardji-Riza.
Bantuan dari teman-teman lama pun mengalir. Menurut HenÂdardji, ada teman masa keÂcilnya yang kini jadi bos di peÂruÂsahaan jamu ternama turut meÂnyokong pencalonan dirinya jadi gubernur DKI.
“Perusahaan tersebut selalu mengajak saya saat penyaluran bantuan kepada masyarakat,†kata dia. Penyaluran bantuan ini bisa jadi ajang bagi memÂperÂkeÂnalÂkan Hendardji di masyarakat.
Hendardji juga mengaku diÂdukung komedian dan pembaca acara terkenal, Tukul Arwana. “KeÂbetulan Tukul itu teman saya waktu kecil,†ungkapnya. Kata Hendardji, Tukul siap membantu pencalonan dirinya.
Menurut Hendardji, bantuan dari teman-teman lama ini saÂngat berharga untuk kesuksesan kamÂpanyenya. “Bantuan terÂseÂbut kaÂlau diuangkan cukup besar juga,†katanya.
Walaupun menerima sumbaÂngan, Hendardji berjanji akan seÂlalu independen dan tidak terikat dengan pemberi sumbangan bila nanti terpilih. “Kontrak saya deÂngan rakyat langsung, bukan deÂngan orang tertentu,†tandasnya.
Bambang Tri, anggota Tim Hendardji-Riza mengatakan, dua rekening telah disiapkan untuk menampung sumbangan dari berbagai pihak.
Menurut dia, tim kerap turun ke kelurahan untuk memÂperÂkeÂnalÂkan pasangan Hendardji-Riza. Setelah pertemuan, tim akan meÂngajak masyarakat turut meÂnyumbang dana kampanye. Dana bisa diserahkan langsung maupun ditransfer ke dua rekening itu.
“Kalau ada yang nyumbang 1.000 kami terima. 100 ribu AlÂhamÂdulillah,†katanya.
Penggalangan dana, lanjut dia, akan dilakukan secara masif bila KPU DKI telah menetapkan paÂsangan Hendardji-Riza sebagai peserta pilgub.
Bila tak bisa menyumbang dana, masyarakat tetap bisa memÂberikan dukungan kepada paÂsaÂngan ini dengan memilihnya pada hari pencoblosan. Menurut BamÂbang, dukungan suara ini jauh leÂbih penting dibanding dukungan dana.
“Suara pengusaha dan masyaÂrakat bawah sama saja ketika sudah didepan kotak penÂcobÂloÂsan,†katanya.
Rencana penggalangan dana kampanye untuk kampanye paÂsangan Hendardji-Riza disusun dari markas tim di Gunawarman. Kantor tim menempati rumah berlantai dua.
Di bagian depan markas diÂpaÂsang dua spanduk besar berÂtuÂliskan “Nyok, mpok-abang-nyak-babe-ncang-ncing, kite dukung calon gubernur yang siap meÂwuÂjudkan perubahan Jakarta yang lebih baikâ€.
Juga ada spanduk yang berÂtuÂliskan “Siap mewujudkan peruÂbaÂhan Jakarta yang lebih baik†dengan gambar pasangan HenÂdarÂdji-Riza.
Gerbang selebar empat meter dibiarkan terbuka. Dua satpam berÂpakaian hitam tampak berjaga sambil duduk di kursi di dekat gerbang.
Di belakang gerbang terdapat carport. Sebuah Toyota Innova parkir di situ. Halaman luas di samping rumah dijadikan tempat parkir sepeda motor.
Memasuki lantai dasar kantor ini terdapat ruang tamu. Ruangan ini diisi dua meja lengkap kursiÂnya. Puluhan berkas nampak terÂtumpuk di meja. Beberapa orang terlihat sibuk mengerjakan seÂsuaÂtu di meja tersebut.
Di samping kiri ruangan tamu terÂdapat pintu. Pintu itu menuju ruangan kerja Hendardji. RuaÂnganÂnya cukup besar. Di daÂlamÂnya ada meja tamu terbuat kaca bundar dengan empat kursi. Di atas meja terhadap makanan keÂcil. Di depannya terdapat televisi berukuran 32 inci. Meja kerja lengÂkap dengan kursi diletakkan di tengah ruangan. Inilah meja kerjÂa Hendardji.
Kader Banteng Urunan Dapat Rp 2 Miliar
Penggalangan dana kamÂpanye pasangan Jokowi-Ahok dimulai setelah PDIP dan Partai Gerindra sepakat untuk meÂnguÂsung keduanya jadi gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta.
Kader-kader PDIP urunan meÂngumpulkan dana kampanye. “Sumbangan dalam waktu kuÂrang dari satu jam, sudah terÂkumpul Rp 2 miliar,†kata Wakil Ketua DPC PDIP Jakarta Barat, Dedy Obray.
Dedy menjelaskan, dana seÂbeÂsar itu sumbangan dari kader PDIP. “Dana sukarela ini terkumÂpul antara lain dari Pak Efendi (Simbolon) Rp 400 juta, DPRD Rp 100 juta, Hari Batubara Rp 50 juta, Erico Rp 100 juta, Pak Adang Rp 5 juta, Pak Tjahjo (Kumolo) Rp 100 juta, Boy SaÂdiÂkin Rp 100 juta,†jelasnya.
Ahok mengakui mendapatkan sumbangan dari Hasyim DjojoÂhaÂdikusumo, adik Prabowo SuÂbianto. Namun dia tidak tahu seÂcara pasti sumbangan yang diÂberikan. Berkisar Rp 150 juta.
Ia mengatakan tak memiliki target dana yang harus dikumÂpulÂkan untuk membiaya kampanye. “Karena Pak Jokowi mau seheÂmat mungkin,†katanya.
Bekas bupati Belitung Timur itu mengatakan akan transparan dalam penggunaan dana kamÂpanye. Ahok juga memastikan seÂgala dana kampanye yang diÂgunakan halal.
“Kami kan bukan pejabat baru, kami sudah jadi wali kota dan buÂpati, rekam jejak kami tidak perÂnah utang budi. Kalau utang budi, Pak Jokowi nggak akan bangun pasar tradisional,†katanya.
Ahok mengatakan, mereka tidak pernah utang budi kepada pengusaha. “Kami taat pada konstitusi dan rakyat. Itu saja,†katanya.
Jual 5.000 Kemeja Kotak-kotak Raih Dana Rp 250 Juta
Pasangan Joko Widodo-Basuk Tjahaya Purnama (Ahok) mengumpulkan dana kamÂpaÂnye lewat penjualan kemeja koÂtak-kotak yang kerap dikenakan pasangan ini.
Penjualan kemeja ini diÂkoorÂdinir Ima, seorang tim relawan Jokow-Ahok. Kemeja ukuran S,M,L dijual Rp 100 ribu. UkuÂran XL Rp 110 ribu. Sedangkan Rp 125 ribu.
Dari penjualan setiap kemeja akan disisihkan Rp 50 ribu untuk dana kampanye pasangan yang diusung PDIP dan Partai Gerindra itu. “Sampai sekarang sudah terjual 3 ribu kemeja,†ujar Ima.
Menurut dia, banyak kaÂlaÂngan kampus, akademisi mauÂpun pegawai kantoran yang meÂmesan. Ia menargetkan bisa menÂjual 5 ribu kemeja hingga Mei nanti. Bila target itu tercapai bisa terkumpul dana Rp 250 juta.
Kemeja-kemeja itu dibuat di Jakarta. Sementara kainnya berasal dari Bandung. “Saat ini masih dalam tahap produksi,†katanya.
Dana keuntungan menjual kemeja akan disetorkan ke paÂsangan Jokowi-Ahok menÂjelang kampanye pemilihan guÂbernur DKI.
Kemeja kotak-kotak khas JoÂkowi-Ahok juga dibuat di Solo, daerah asal Jokowi. Hingga kini, Jokowi masih menjabat Wali Kota Surakarta.
Jokowi mengerahkan usaha kecil menengah (UKM) untuk membuat kemeja itu dan alat peÂraga kampanye. “Hal ini diÂmaksudkan juga sekaligus menggerakkan perekonomian rakyat,†katanya.
Jokowi mengatakan, pemÂbuatan Âalat peraga kampanye tahap pertama dan 20 ribu poÂtong kemeja dibuat UKM di Solo dan sekitarnya. Sedangkan 70 ribu potong kemeja dan 100 ribu kaos dibuat di Jakarta.
“Baju, kaos maupun yang lainnya nantinya setelah jadi akan dipasang di outlet-outlet di Solo, Jakarta, maupun yang lainnya. Untuk baju (kemeja) dijual Rp100 ribu per potong. Dana hasil penjualan itu nanti akan digunakan untuk kamÂpanye di pemilihan Gubernur DKI Jakarta,†katanya.
Juru Bicara Tim Pemenangan Jokowi-Ahok, M Taufik meÂngaÂtakan, penggalangan dana untuk pasangan Jokowi-Ahok akan melibatkan di seluruh lapisan masyarakat.“Kami telah menyiapkan dua rekening,†katanya.
Taufik mengingatkan, makÂsimal sumbangan individu adalah Rp 50 juta. Perusahaan Rp 350 juta. Kedua rekening akan disosialisasikan setiap bertemu dengan kelompok masyarakat.
“Kami akan umumkan seteÂlah pasangan ini ditetapkan seÂbaÂgai pasangan cagub dan caÂwaÂgub 10 Mei mendatang,†katanya.
Ketua DPD Partai Geribdra DKI ini mengatakan, kebutuhan dana kampanye Jokowi-Ahok lebih kecil dibanding calon lainÂnya. “Paling banter kami akan menghabiskan dana sebesar Rp 15 miliar untuk semua proses kampanye,†katanya.
Menurut Taufik, dana awal untuk kampanye beasal dari partai. Dana itu akan digunakan untuk mencetak 5 ribu spanduk berukuran 1x3 meter dan 10 ribu stiker.
Spanduk akan dipasang di rumah warga yang menÂdafÂtarÂkan sebagai anggota relawan JoÂkowi-Ahok.
Sejak dibuka minggu lalu, ungkap Taufik, sudah 50 ribu orang yang mendaftar. “Kami berÂharap ada 500 relawan yang mendaftar.â€
Lantaran bermodal cekak, JoÂkowi mengaku tidak akan ‘jor-joran’ dalam berkampanye. Ia meÂmilih turun langsung dan berÂÂtemu dengan masyarakat keÂtimbang menebar spanduk, baÂliho maupun pasang iklan. [Harian Rakyat Merdeka]
BERIKUTNYA >
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.