Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Selesai Manuver, Pilot Sukhoi Angkat Barbel

Ngintip Latihan Atraksi Udara Di Halim

Kamis, 05 April 2012, 09:51 WIB
Selesai Manuver, Pilot Sukhoi Angkat Barbel
ilustrasi, Pilot Sukhoi
RMOL. Beberapa hari terakhir pesawat tempur dari berbagai jenis meliuk-liuk di atas langit Jakarta. Deru yang keluar dari mesin jet mengejutkan warga ibu kota. Ada apa gerangan?

Pesawat canggih seperti Sukhoi Su-27, Sukhoi Su-30 dan F-16 itu sedang berlatih atraksi udara untuk acara HUT TNI AU tanggal 9 April mendatang. Yuk kita intip bagaimana latihannya.

Cuaca di atas Pangkalan Udara (Lanud) Halim Perdanakusuma, Selasa pagi terlihat cerah. Pesa­wat tempur Sukhoi Su-30, F-16 dan sebuah pesawat surveillance Boeing 737-200 beriringan me­nuju landasan pacu.

Setelah tiba di landasan pacu, satu per satu take-off. Suara yang keluar dari mesin jet terdengar meng­gelegar ketika pesawat le­pas landas. Dalam hitungan me­nit, ketiga pesawat sudah me­la­yang di udara.

Begitu mengudara, pesawat-pesawat itu melakukan sejumlah ma­nuver.  Salah satunya terbang lin­tas. Atraksi udara dan suara yang dikeluarkan pesawat tempur canggih itu menarik perhatian war­ga yang tinggal di sekitar ka­wasan Halim.

Satu jam membelah langit ibu kota, ketiga pesawat turun ke lan­dasan pacu. Satu per satu menuju apron yang berada di terminal se­latan Bandara Halim. “Al­ham­du­lillah latihan hari ini berjalan lan­car,” kata David Ali Hamzah, pi­lot pesawat Sukhoi Su-30.

Menurut pria berpangkat mayor penerbang ini, untuk bisa melakukan atraksi udara harus didukung beberapa aspek. Mulai dari kondisi fisik pilot yang fit, kondisi pesawat prima dan plan­ning penerbangan yang baik.

“Kalau salah satunya ada yang kurang, maka demo udara tidak berlangsung dengan baik,” kata David.

Untuk menjaga tubuh tetap fit, pilot pesawat tempur disarankan melakukan fitness. Untuk men­cegah otot tangan kejang saat ma­nuver udara, pilot mengangkat barbel sebelum barbel.

Sebab, bila otot tangan sampai kejang bukan hanya bisa merusak atraksi tapi juga membahayakan penerbangan. Dua jam setelah ter­bang, pilot kembali disarankan melakukan fitness untuk mere­da­kan ketegangan otot.

Untuk bisa menjadi penerbang tempur handal yang bisa me­la­kukan berbagai manuver udara, menurut David, harus berlatih sungguh-sungguh. Pola makan juga diatur.

Setiap tahun pilot menjalani pe­meriksaan kesehatan. “Kalau ha­sil tes kesehatannya baik akan di­perbolehkan untuk terbang. Bila buruk, tidak mendapat izin ter­bang dan harus diperbaiki apa saja kekurangannya,” katanya.

Pria bertubuh kekar yang ber­asal dari Skuadron II yang ber­mar­kas di Makassar ini mengata­kan untuk latihan atraksi udara ini dia terbang 2 jam 15 menit dari Ma­kassar ke Halim. “Dengan ke­cepatan rata-rata 800 kilometer perjam,” katanya.

Sejak hari Minggu (1/4), David telah berada di Halim untuk ber­latih. “Setiap hari kami latihan de­mo udara. Dan gladi bersih Sab­tu besok,” katanya.

Atraksi udara yang dilakukan pesawat tempur menjadi bagian dari acara HUT TNI yang digelar di Halim. Menurut David, setiap hari dia melakukan latihan de­ngan pesawat Sukhoi selama 1,5 jam. “Semakin sering latihan maka akan menjadi terampil,” kata pria yang mengenakan baju oranye khas pilot militer ini.

Sebelum menjadi pilot Sukhoi, David menerbangkan pesawat Hawk. Setelah menerbangkan Sukhoi dia mengetahui sejumlah kelebihan pesawat buatan Rusia ini. Mulai dari mesin hingga ke­mampuan manuver. “Semua tek­nologi yang dimiliki Sukhoi ung­gul segala-galanya dengan pe­sa­wat lainnya,” katanya.

Salah satu kecanggihannya, kata pria yang sudah mener­bang­kan selama dua tahun ini, pesawat Sukhoi mampu terbang selama tiga jam tanpa mengisi bahan ba­kar. “Kalau pesawat lain tidak bisa lebih lama dari itu,” katanya. Dengan kemampuan terbang lebih lama, daya jelajah pesawat ini bisa lebih jauh.

David menceritakan pernah menghalau pesawat Blue Master dari arah Australia yang m­e­ma­suki wilayah udara Indonesia. “Alhamdulillah pesawat terse­but akhirnya keluar wilayah In­donesia tanpa ada insiden apa­pun,” katanya.

Latihan atraksi udara dipusat­kan dipusatkan di terminal sela­tan Bandara Halim. Terminal ini terletak tak jauh dari lapangan golf Halim. Untuk menuju termi­nal ini harus melewati dua pos pe­meriksaan. Pemeriksaan pertama berada di perbatasan antara lokasi perumahan penduduk dengan pintu masuk bandara.

Di tempat ini dijaga dua ang­go­ta TNI AU yang akan me­na­nya­kan setiap orang yang ingin ma­suk ke komplek bandara. Se­telah mendapatkan izin untuk ma­suk, pengunjung diminta me­ning­galkan kartu pengenal.

Pos pemeriksan kedua lokasi cu­kup jauh. Jaraknya 1,5 kilo­meter dari pos pertama. Di pos ini tidak ada pemeriksaan yang ketat. Cukup menunjukkan kartu pers, Rakyat Merdeka dipersilakan masuk.

Setelah melewati pos ini lang­sung terlihat terminal selatan. Di terminal yang ukurannya cukup luas ini terparkir puluhan pesawat milik TNI AU dari berbagai tipe dan ukuran.

Pesawat diparkir dengan posisi berhadap-hadapan. Terlihat enam Sukhoi Su-27 dan 30, tujuh pesa­wat F-16, sebelas pesawat Hawk 100-200, delapan KT I Wongbee, enam pesawat Charlie, dua pe­sa­wat Hercules dan satu helikopter Super Puma.

Khusus pesawat Sukhoi dan F-I6  bagian kokpitnya ditutupi de­ngan terpal plastik selama ter­par­kir. Ini untuk melindungi dari  se­ngatan matahari dan guyuran air hujan. Sejumlah petugas tampak sibuk melakukan pemeriksaan terhadap pesawat F-16 buatan Amerika.

Di depan apron terdapat ba­ngu­nan dua lantai. Bangunan warna putih ini dijadikan tempat para pi­lot beristirahat sebelum dan se­sudah terbang. Didalam ruangan berukuran 15x20 meter dibangun sekat-sekat berukuran 3x4 meter yang diperuntukkan untuk pilot sesuai jenis pesawat yang diter­bangkannya.

Di dalam ruangan terdapat kursi, meja dan white board untuk briefing sebelum melakukan pe­nerbangan.

Bentuk Formasi Panah Hati Di Udara

Peringatan HUT ke-66 TNI AU pada 9 April akan dime­riahkan atraksi udara yang me­li­bat­kan 72 pesawat dan helikopter.

Kolonel (Pnb) Ismeth Ismaya Saleh selaku penanggung jawab atraksi udara ini mengatakan, pe­sawat yang terlibat dalam atraksi udara mulai jenis pesawat tempur sampai pesawat pengangkut.

Ismeth mengatakan atraksi uda­ra juga dimeriahkan Jupiter Aerobatic Team dan Tim Pegasus yang akan memperagakan ke­ah­lian­nya menerbangkan heli­kop­ter. “Demo udara dengan meng­gu­nakan helikopter baru dila­ku­kan tahun ini,” katanya.

Atraksi udara yang akan di­pertunjukkan saat HUT TNI me­liputi “Banner Towing”, terbang lintas, penerjunan “Free Fall”, demo operasi udara, “Dynamic Show”, dan “Bomb Burst”.

Sementara atraksi yang d­i­lakukan didarat meliputi parade, kemampuan Tae Kwon Do, “Free Fall”, terjun statik, Combat SAR, dan pembebasan sandera.

Untuk memeriahkan pe­ri­nga­tan HUT TNI AU, kata Ismeth, pihaknya menggelar lomba foto pesawat dalam keadaan diam maupun saat terbang di udara. Lom­ba ini bisa diikuti masya­rakat umum.

Ismeth mengatakan, tujuan di­ada­kan atraksi udara ini untuk menunjukkan kepada masyarakat bahwa TNI AU profesional dan menguasai peralatan militer yang dimiliki.

Latihan ini, lanjut dia, juga ber­tu­juan untuk menjaga kesiap­sia­ga­an prajurit bila sewaktu-waktu ditugaskan menjalankan operasi. Di balik semua itu, menurut Is­meth, TNI AU bangga dengan per­senjataan yang telah dimiliki saat ini.

Tim Aerobatik “Jupiter” perta­ma kali mempertunjukkan ke­mam­puannya saat HUT ke-65 TNI AU. Saat itu, tim dipimpin Letkol (Pnb) Ramot Sinaga me­nampilkan 17 manuver. Antara lain manuver “Jupiter Roll”, yak­ni enam pesawat yang telah me­nempati posisi masing-ma­sing, ke­mudian berputar 360 de­rajat longitudinal secara ber­samaan.

Usai melakukan manuver ber­putar, tim melakukan manuver anak panah atau “Arrow Head”, dilanjutkan manuver “Arrow Head Loop”. Keenam pesawat dalam manuver ini menanjak in­dah membuat lintasan melingkar dalam bidang vertikal.

Tak kalah menariknya, ma­nu­ver “Mirror” yang dilakukan dua pesawat. Kedua pesawat akan terbang lintas beriringan dengan salah satunya berada pada posisi terbalik. Dua pesawat lainnya juga melakukan manuver “Heart” sebagai tanda rasa cinta Tanah Air.

Untuk HUT ke-66 tim akan tampil dengan enam pesawat KT-1B Wong Be atau satu tim dengan dua pesawat cadangan.  Tim Aerobatik TNI AU “Jupiter” ber­basis di Skuadron Pendidikan 102, Pangkalan Udara Adi Su­cipto, Yogyakarta. Penerbangan

Komersial Tidak Akan Terganggu

Kepala Dinas Penerangan TNI AU, Azman Yunus me­nga­­ta­kan enam Sukhoi-27 dan 30 akan ikut demontrasi udara dalam upacara hari jadi TNI AU ke-66.

Dalam acara tersebut, kata Azman, pesawat-pesawat yang dimiliki TNI AU juga akan menampilkan berbagai atraksi. Se­perti fly pass pesawat pe­ngin­tai, gabungan pesawat be­sar dan kecil, aerobatic oleh Tim Jupiter, dan demo terjun be­bas yang di­peragakan 66 penerjun.

“Ada juga demo pengintaian udara dan pengisian bahan ba­kar di udara dari pesawat Her­cules ke Sukhoi,” ujar pria ber­pangkat marsekal pertama ini. Demo pengintaian udara itu akan menggunakan satu pe­sa­wat CN-235 MPA dan dua pe­sawat CN-212.

Pesawat lainnya yang akan tampil adalah F-5E/F Tiger (tiga unit), Hawk 100/200 (10), dan enam pesawat F-16 A/B Blok 15 Fighting Falcon, sebe­las pesawat C-130 Hercules dan Boeing 737-200/400 Surveillance.

Sembilan pesawat Hercules akan digunakan untuk terjun statik, satu untuk terjun bebas, dan satu tanker udara.

Tak hanya itu, akan tampil pula dua CN-235/235 MPA, dua C-212 Aviocar, delapan KT-1B Wong Bee yang akan men­jadi Jupiter Aerobatic Team, empat helikopter NAS-332/330 Super Puma, heli­kop­ter EC-120 Colibri, helikopter Bolkow-Blohm, dan dua Cess­na dari Akademi TNI AU.

“Manuver-manuver yang akan diperagakan semuanya manuver yang biasa dilakukan pe­sawat militer. Itu sebabnya tidak ada kalangan sipil yang bisa ikut dalam pesawat-pesa­wat terbang itu,” kata Azman.

Ia menambahkan keseluru­han pesawat telah hadir di apron Terminal Selatan atau Haji di Pangkalan Udara Utama Halim Perdanakusuma sejak 1 April.

Selain pesawat terbang, 2.500 personel terdiri dari dua brigade dan tujuh batalyon upa­cara akan berparade serta defile. Azman mengatakan penge­ra­han pesawat-pesawat pada hari HUT TNI AU tidak akan meng­ganggu lalu lintas penerbangan komersil dari Bandara Soe­kar­no-Hatta.

“Kami pakai jalur udara selatan, dan selain itu kami akan terbitkan nota untuk blok ruang udara itu selama demo sekitar dua jam,” katanya.

Saat ini TNI AU memiliki 10 unit pesawat Sukhoi buatan Russia yang dibeli tahun 2007. Awal tahun ini, Kementerian Per­tahanan telah menan­da­ta­ngani kontrak pembelian enam pe­sawat Sukhoi sehingga me­me­nuhi kekuatan satu skuadron dengan 16 pesawat.

Dua dari enam pesawat itu dijadwalkan tiba tahun ini, dilanjutkan tiga di tahun 2013 dan satu di tahun 2014. [Harian Rakyat Merdeka]


Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA