Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Gerbang Depan DPR Jadi Tempat Foto-foto

Setelah Dijebol Demonstran Penolak BBM Naik

Senin, 02 April 2012, 09:39 WIB
Gerbang Depan DPR Jadi Tempat Foto-foto
ilustrasi

RMOL. Unjuk rasa menolak kenaikan harga BBM telah mereda. Kerusakan akibat demonstrasi yang diwarna kericuhan telah didata. Upaya perbaikan mulai dilakukan.

Sejumlah pengendara motor berhenti di depan gedung DPR, Senayan, Jakarta, Sabtu (31/3). Kedatangan mereka bukan untuk berunjuk rasa, melainkan ingin menyaksikan pagar halaman gedung wakil rakyat yang dijebol demonstran sehari sebelumnya.

Beberapa orang terlihat me­ngam­bil gambar pagar yang tak lagi dilengkapi terali besi. Ada yang menggunakan kamera digi­tal. Lainnya pakai kamera hand­phone. Mereka berpose dengan latar belakang pagar yang rusak dan gedung kura-kura di kejauhan.

“Ya ingin tahu aja sekaligus foto-foto. Maklum saya nonton di televisi seharian kemarin ramai sekali. Kebetulan lagi lewat, saya berhenti dan ingin lihat dari dekat saja,” kata Herman, warga To­mang, Jakarta Barat. Ia ke sini ber­sama anaknya yang masih kecil.

Lantaran banyak orang yang ingin melihat pagar DPR yang porak-poranda, arus lalu lintas di Jalan Gatot Subroto menuju ge­dung DPR sedikit tersendat.

Para pengendara mem­per­lam­bat laju kendaraan atau berhenti sejenak untuk melihat-lihat. Be­gitu pula, pengendara mobil yang melintas di jalan Tol Dalam Kota dari arah Cawang menuju Slipi. Arus lalu lintas di jalan bebas ham­­batan itu pun sedikit tersendat.

Melihat kondisi ini, polisi turun tangan. Dengan pengeras suara, polisi mengimbau pengendara yang melintas di jalan tol tak mem­perlambat laju kendaraannya.

“Silakan, para pengguna tol ti­dak perlu menengok ke kanan ke kiri. Di belakang Anda masih ma­cet panjang,” imbau polisi dari pintu tol Semanggi.

Pagar di sebelah kanan dan kiri gerbang gedung DPR jebol di beberapa bagian. Terali besi yang menjadi bagian atas pagar copot. Taman yang berada di belakang pagar rusak karena terinjak-injak.

Walaupun tak ada rencana un­juk rasa di tempat ini, puluhan Pe­ngamanan Dalam (Pamdal) DPR dan polisi terlihat berjaga-jaga. Mereka berjaga di pos di be­la­kang gerbang maupun di luar pagar.

Ridwan, anggota Pamdal me­ngungkapkan ia diperintahkan ber­jaga di sini agar besi-besi be­kas pa­gar tak diambil orang. “Saya tidak tahu apakah (besi-besi itu) mau dipakai lagi atau tidak,” katanya.

Terali besi pagar yang tergele­tak di beberapa lokasi belum di­pindahkan. Puing-puing tembok pagar yang dijebol juga belum dibersihkan.

Pantauan Rakyat Merdeka, beberapa orang anggota Pamdal sibuk menancapkan kayu persis di depan pagar yang roboh. Ja­rak­nya satu meter dari pagar. Kayu-kayu ini untuk tempat memasang seng penutup sementara pagar yang jebol.

Hujan turun. Aktivitas pema­sa­ngan penutup sementara pun dihentikan. Lima anggota Pamdal berlarian mencari tempat ber­te­duh. Hingga Sabtu sore hanya bagian kanan gerbang yang sudah ditutupi seng setinggi dua meter.

Selain memasang penutup se­mentara, anggota Pamdal juga di­kerahkan untuk membersihkan co­retan cat semprot di gerbang mau­pun pagar. Coretan berisi per­nya­taan menolak kenaikan harga BBM itu dibuat para pengunjuk rasa.

Dengan menggunakan kain ba­sah, mereka mencoba  member­sih­kan coretan. Coretan yang sulit dihilangkan digosok-gosok kain yang sudah dilumuri thinner.

“Kita sangat hati-hati sekali (membersihkan coretan). Takut me­rusak bagian dinding. Kalau bisa dihilangkan tulisannya tanpa merusak tentunya dinding tidak perlu diganti,” kata Wahyu, ang­gota Pamdal. Sebagian dinding pagar halaman depan gedung DPR dilapisi granit.

Selesai membersihkan coretan di dinding bawah, Wahyu dan te­man-temannya beralih ke bagian atas. Untuk bisa memb­e­r­sih­kan­nya perlu memanjat pagar. Ada juga yang menggunakan tangga.

“Kalau atribut berupa spanduk dan bendera yang sebelumnya dipasang di sekitar pintu gerbang DPR sudah dicopot sejak sema­lam (Jumat malam—red). Sejak pagi, semua sampah berupa batu-batu, kertas dan sebagainya sudah dibersihkan,” kata Wahyu.

Pembersihan juga dilakukan di jalan tol Dalam Kota. Ruas dari Ca­wang menuju Slipi sempat di­tutup karena diduduki pengunjuk rasa. Pagar pembatas jalan tol dengan jalan biasa yang terletak di gedung DPR rusak.

Sabtu pagi, ruas jalan tol ini su­dah dibuka dan dilalui kendaraan. Beberapa pagar pembatas dari besi BRC yang sempat jebol su­dah diperbaiki.

Polisi Berharap Ada Sanksi Sosial

Demonstran Perusak Tidak Ditindak

Polisi tak akan menindak pe­ngunjuk rasa yang melakukan pengrusakan fasilitas umum. Na­mun aparat menyayangkan tin­dakan itu karena dianggap meru­gikan masyarakat.

“Fasilitas itu kan diberikan oleh pemerintah. Itu uang rakyat juga. Pelakunya jelas satu ke­lompok, kita serahkan saja ini ke opini publik, biar sanksi sosial yang berbicara. Saya tidak akan menuntut dalam kasus seperti ini,” kata Kapolda Metro Jaya Irjen Untung S Rajab.

Kapolda mengklaim pihaknya tak melakukan pelanggaran HAM dalam mengatasi aksi un­juk rasa yang diwarnai bentrok antara demonstran dan polisi

“Unjuk rasa maksimal pukul 18.00 WIB. Kalau melewati batas, berarti melanggar hukum. Me­rusak fasilitas umum, melang­gar hukum. Mengancam juga melanggar hukum,” ujar dia.

Polisi, kata Untung, justru hen­dak menegakkan HAM. “Tiap-tiap manusia juga punya HAM. Ma­salahnya, HAM itu berlaku­nya kapan, itu ada aturan hukum­nya. Misalnya, dia mencuri, dia melawan, masak tidak kita anti­sipasi. Polisi punya kewenangan untuk itu. Tetapi itu juga sudah di­atur oleh undang-undang,” papar Untung.

Beberapa unjuk rasa menolak kenaikan harga BBM di Jakarta berakhir ricuh. Seperti yang ter­jadi di Gambir Selasa (27/3), di Jalan Diponegoro Kamis (29/3) dan Jumat (30/3) di depan G­e­dung DPR, Senayan.

Polisi menangkap 135 orang. Lima puluh tiga di antaranya dita­han. Kepala Bareskrim Polri Kom­jen menyayangkan aksi pe­ngu­n­juk rasa yang merusak fasili­tas umum dan barang milik negara.

“Mungkin dia merasa bangga membakar mobil polisi, padahal mobil polisi itu kan dibeli pakai uang rakyat.. Hari ini dibakar nanti kita ajukan lagi. Yang rugi kan yang bakar juga. Polisi nggak rugi karena itu bukan (uang) dari kantong polisi, itu uang negara,” kata bekas kapolda Metro Jaya itu.

Menurut Sutarman, bangsa Indonesia sedang belajar de­mokrasi. Masyarakatnya sedang belajar unjuk rasa. Polisi juga ma­sih untuk mengamankan un­juk rasa. Untuk itu, semua pihak perlu saling menghargai agar unjuk rasa tetap berlangsung aman.

Biaya Perbaikan Belum Dihitung

Sekretariat Jenderal (Set­jen) DPR belum meng­hi­tung biaya untuk mem­perbaiki pagar yang rusak akibat aksi unjuk rasa Jumat lalu. Perbaikan akan dilakukan secepatnya.

“Pintu pagar dan pintu ger­bang itu kan obyek vital bagi kompleks (gedung) DPR/MPR Jakarta. Karena itu merupakan akses untuk keluar masuk di DPR. Tentunya perbaikan akan kami lakukan secepatnya,” kata Kepala Biro Humas Setjen DPR Zakaria.

Hanya masalahnya, kata dia, setiap proses pembangunan mau­pun renovasi yang meng­gu­nakan uang negara perlu me­lewati sejumlah prosedur. Salah satunya, pemilihan rekanan ha­rus lewat tender.

“Tapi bisa saja untuk proses itu dipercepat, karena sifatnya yang mendesak. Misalnya tidak lewat pelelangan, tender tapi langsung penunjukan,” kata Zakaria.

Zakaria belum tahu apakah akan dilakukan renovasi total atau hanya sebagian. Pasalnya be­lum ada pengecekan lapa­ngan. Untuk sementara, per­baikan dilakukan di bagian yang rusak saja.

“Kita tahu pagar besi di kiri-kanan pintu gerbang masuk DPR mengalami kerusakan pa­rah. Tentunya inilah yang men­jadi fokus utama untuk dila­kukan perbaikan,” terangnya.

Bagian pintu gerbang yang rusak juga akan diperbaiki. Be­be­rapa jeruji besi di pintu ger­bang dicopot pengunjuk rasa yang mencoba menerobos ma­suk ke gedung DPR.

“Kami paham, sudah berapa kali gerbang di depan itu ber­hasil dirusak oleh demonstran. Tentunya ini akan jadi pertim­ba­ngan bagi kami untuk meng­kaji kembali apa yang kurang dari itu semua, apakah diper­lukan peningkatan kualitas,” kata Zakaria.

Anggota Badan Urusan Rumah Tangga (BURT) DPR Muslim heran pagar DPR mu­dah dijebol demonstran. Pada­hal, menurut anggota Fraksi Partai Demokrat itu, pem­ba­ngu­nannya mengacu standar Ke­menterian Pekerjaan Umum.

Muslim mencurigai ada pe­nyimpangan dalam proyek pem­bangunan pagar. Ia akan me­ngu­sulkan agar dilakukan pe­me­rik­saan terhadap proyek tersebut.  

“BURT sebagai pihak yang ber­kepentingan akan me­mang­gil dan mempertanyakan Setjen tentang pembangunan pagar Ge­dung DPR. Kok pagar begitu mudah jebol,” ujarnya.

Mobil Dibakar, Polsek Dilempari

Polda Metro Jaya mencatat sejumlah kerusakan selama berlangsung demo menolak kenaikan harga BBM di Jakarta. Ini rinciannya:

- 2 mobil rusak

- 1 mobil Reserse Mobil (Resmob) dan 1 motor milik polisi dibakar

- 2 pos polisi dirusak

- 1 polsek dirusak. Kacanya dilempari.

- Fasilitas umum seperti pembatas jalan dan pot bunga dirusak

- Pagar halaman gedung DPR dirusak

- Pagar jalan tol di depan DPR dirusak   [Harian Rakyat Merdeka]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA