Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Sekolah Di Cinere Galang Sumbangan Untuk Syaiful

Siswa SD Yang Ditusuk Temannya Mulai Membaik

Jumat, 24 Februari 2012, 09:09 WIB
Sekolah Di Cinere Galang Sumbangan Untuk Syaiful
ilustrasi

RMOL. Andi Sodikman tergesa-gesa memasuki ruang kerja guru di SD Negeri 1 Cinere Depok, kemarin siang. Tumpukan kertas yang dibawanya dari dalam kelas saat mengajar diletakkannya di atas meja kayu berwarna coklat.

Setelah merapikan buku dan tumpukan kertas yang ada di atas meja kerjanya, Andi mengambil tas hitam miliknya yang berada di atas kursi bawah mejanya. Mes­kipun tergesa-gesa, Andi ma­sih sempat membuka resleting tas.

Dari dalam tas, dia mengambil sebuah amplop putih yang berisi berbagai lembar pecahan uang kertas. Andi pun menghitung uang kertas dari dalam amplop untuk memastikan jumlahnya.

Uang itu berasal dari sumba­ngan para siswa yang dikum­pul­kan selama tiga hari ini. “Ren­ca­nanya saya mau ke RS Fatmawati menjenguk Syaiful, sekaligus memberikan sumbangan ini pada orang tuanya,” jelas Andi saat di­temui Rakyat Merdeka, kemarin.

Syaiful Munif yang baru ber­usia 12 tahun menjadi korban pe­nusukan AMN, temannya sendiri yang sama-sama duduk di bang­ku kelas VI SD Negeri 1 Cinere, Depok. Penusukan terjadi karena AMN tidak terima atas perbuatan korban yang memberitahukan pi­hak sekolah atas pencurian te­lepon genggam yang dilakukannya.

Akibat peristiwa tersebut, Sai­ful menderita luka tusukan di ba­gian paha, betis, dan perut bahkan pe­lipis. Karena lukanya Syaiful hingga kini dirawat di ruang High Care Unit (HCU) Gedung Teratai lantai III Rumah Sakit Fatma­wati, Jakarta Selatan.

“Ini bukan perintah dari guru atau orang tua korban. Tetapi aksi galang dana yang ada di sekolah ini, murni inisiatif dari teman-te­man kelas Syaiful yang mengaku sim­pati kepada kondisi yang menimpanya,” jelas Andi.

Pria berkacamata ini menga­ta­kan, aksi galang dana dilakukan sejak tiga hari. Teknisnya, kata Andi, seorang murid berkeliling dari kelas satu ke kelas lain de­ngan membawa kardus berkas un­tuk mengumpulkan sumbangan.

“Sifatnya sukarela dan tidak ada paksaan. Kalau murid-murid mau menyumbang, mereka ting­gal memasukkan pada kardus yang dibawa teman-teman Syai­ful di kelas,” jelasnya.

Terkumpul berapa? Setelah di­hitung pada Rabu (22) siang de­ngan disaksikan guru-guru, dana yang berhasil dikumpulkan sebe­sar Rp 955 ribu. Semua dana itu, ka­ta dia, berasal dari sum­bangan sis­wa dari kelas I sampai kelas VI.

Pihak sekolah ikut me­nyum­bang? “Kami dari guru-guru, sudah menyumbang lebih dahulu dan sudah kami serahkan lang­sung pada orang tuanya di rumah sakit. Tapi berapa jumlahnya, ti­dak enak kami menyebutnya,” kata Andi.

Selain di sekolah tempatnya me­ngajar, ternyata aksi galang dana juga dilakukan beberapa SD lain yang berada di Kelura­han Cinere, Depok. Beberapa se­kolah yang mengaku simpati de­ngan kasus ini berinisiatif meng­galang dana.

“Saya juga kaget, ketika be­berapa kepala sekolah dari SD lain mengabarkan kalau di se­kolahnya juga sedang dilakukan penggalangan dana. Tentunya kami merasa bersyukur atas ini­siatif tersebut,” terangnya.

Lantas sudah dikasih uangnya? “Saya dengar, kemarin tim dari UPT (Unit Pelaksana Teknis) su­dah menyerahkan uang yang katanya berjumlah sekitar Rp 5 juta pada orang tua korban. Kalau kami, hari ini rencananya akan diserahkan,”jelasnya.

Ditemani seorang guru perem­puan, Andi meninggalkan seko­lah dengan menggunakan sepeda motor. Waktu sudah menunjukan pukul 12.30 menit benar-benar membuat Andi bergegas sampai di rumah sakit. Soalnya, pihak ru­mah sakit hanya melayani pe­ngunjung yang ingin besuk pa­sien pada pukul 11.00-13.00 WIB.

Sayangnya, saat Rakyat Mer­deka ingin melihat kondisi Syai­ful pihak RS Fatmawati tak me­ngizinkan. Alasannya, sejak Ka­mis pagi (24/) keluarga Syaiful su­dah meminta kepada pihak ru­mah sakit untuk menolak segala hal yang berkaitan dengan peli­putan oleh media.

“Ini permintaan dari keluar­ga, bu­kan dari rumah sakit yang mem­buatnya. Atas permintaan itu, tentunya kami harus meng­­hor­matinya. Karena ten­tunya, pihak keluarga memiliki alasan sendiri kenapa tidak mau lagi di­l­iput saat di rumah sakit,” kata Wini, petugas Humas RS Fatmawati.

Akhirnya Rakyat Merdeka hanya bisa menunggu di depan ge­dung teratai yang berada di sudut paling kanan RS Fatma­wati. Sekitar setengah jam, Andi dan guru SD Negeri 1 Cinere Depok, akhirnya keluar melalui pintu depan.

“Alhamdulillah. Dari sum­ba­ngan yang kami berikan, keluarga sa­ngat senang sekali mene­rima­nya. Kami langsung me­nye­rah­kan pada ayahnya yang memang setiap hari menunggui anaknya,” jelas Andi, usai memberikan sumbangan.

Menurut Andi, saat ini Syaiful ditunggu ayahnya yang bernama Sukino, paman serta kakak pe­rempuan korban. Kondisi Syaiful sendiri, kata dia, sudah mulai stabil hanya memang belum boleh menerima banyak tamu.

“Dia itu masih dipindahkan ke ruang rawat inap umum, karena masih di high care. Tak heran kalau tidak sembarang orang bisa masuk kedalam,” jelasnya sambil tertawa.

Uangnya nanti akan digunakan untuk apa? Menurut Andi, urusan penggunaan sumbangan yang su­dah diserahkan itu urusan ke­luar­ga. Hanya yang pasti, saat ini ke­luarga tidak terlalu pusing untuk memikirkan biaya perawa­tan. Sebab, pihak rumah sakit sudah membebaskan semua biaya.

“Yang saya dengar, pihak ru­mah sakit sudah membebaskan seluruh biaya perawatan pada Syaiful karena sudah ditanggung Jamkesda oleh Pemerintah Kota Depok,” ujarnya.

Pura-pura Menjenguk, Pencuri Gondol Tas Isi Sumbangan Rp 2 Juta

Berbagai musibah terus me­landa keluarga Syaiful, siswa SD Negeri I, Cinere Depok. Se­te­lah menjadi korban penu­su­kan teman di sekolahnya, Nur Muidah, 34 tahun,  ibu Syaiful juga jadi korban pencurian.

Tas hitam milik Nur Muidah yang berisi dua buah hand­phone dan uang sebesar Rp 2 juta raib diambil pencuri saat dirinya berada di rumah sakit. Kondisi fisik Nur Muidah yang tuna netra, dimanfaatkan pelaku untuk mengambil tas miliknya.

“Uang yang berjumlah Rp 2 juta itu merupakan sumbangan yang saya terima dari orang-orang yang datang untuk men­jenguk Syaiful. Rencananya uang tersebut buat keperluan kami sehari-hari berada di ru­mah sakit,” jelas Nur.

Peristiwa yang dialami Nur te­rjadi pekan kemarin saat ia tu­run ke ruang koperasi usai me­nemani anaknya di ruang High Care, RS Fatmawati. Pelaku ber­pura-pura mengaku sebagai orangtua murid yang ingin me­ngucapkan kepri­ha­tinan atas musibah yang di­alami anak korban.

Saat korban dan orang di se­ki­tarnya lengah, pelaku lang­sung membawa kabur tas Nur Muidah. Peristiwa pencurian ini sendiri telah dilaporkan pihak keluarga ke Kepolisian Sektor Cilandak.

Berdasarkan gambar yang te­rekam CCTV Rumah Sakit Fat­mawati, orang diduga me­ngam­bil tas adalah seorang wanita berusia sekitar 40 tahun. Dalam gambar CCTV pelaku tam­pak berj­alan beriringan ke­luar dari ruang dimana korban dirawat. Meski tak terlihat saat mengam­bil tas korban, tetapi dalam ka­mera tersebutnya pelaku tampak membawa tas milik korban.

Menurut bernama Wati, orang­tua teman Syaiful, keja­dian itu berlangsung saat dia menjenguk. Kepada korbannya, pelaku mengaku sebagai ibu dari Putri yang disebutkan se­bagai teman Syaiful di sekolah.

Pelaku bahkan sempat dimin­tai tolong mengambil foto ibu Syaiful oleh penjenguk lainnya. Nur baru menyadari tasnya hi­lang setelah pelaku me­ning­gal­kan rumah sakit.

Seluruh Biaya  Berobat Dibayari Pemkot Depok

Wali Kota Depok Nur Mah­mudi Ismail menyatakan akan menanggung seluruh biaya perobatan bagi Syaiful selama menjalani perawatan di Rumah Sakit Fatmawati, Jakarta Sela­tan. Seluruh biaya yang dike­luarkan, akan ditanggung me­lalui Jamkesda (Jaminan Kese­hatan Masyarakat Daerah).

“Kami akan menanggung seluruh biaya pengobatan mulai dari rumah sakit sampai Syaiful bisa bersekolah kembali,” kata Nur Mahmudi usai menjenguk Syaiful di RS Fatmawati.

Terkait peristiwa yang terjadi, Mahmudi berharap agar orang tua korban dan pelaku tetap bisa menjaga keharmonisan. Apal­agi, kata dia, saat ini tayangan di te­le­visi banyak menampilkan ke­ke­rasan yang dapat ditiru siapapun.

Menurutnya, kekerasan di televisi dapat memicu sikap imitasi. Sebab itu, anak-anak perlu dijaga tak mengikuti perilaku yang menyimpang.

Secara makro Pemerintah Kota telah mencanangkan Kota Layak anak­, dan terintegrasi telah mem­berikan sarana dan prasarana demi pembentukan kepribadian dan karakter anak yang baik.

Sebelumnya, Sukino, 48 ta­hun, ayah Syaiful mengaku bi­ngung men­cari biaya perawatan bagi anak­nya. Sebab, dia hanya se­orang tukang pijat tak sang­gup menanggung biaya pero­ba­tan, yang menurutnya, pasti sangat mahal.

Apalagi, Sukino yang memi­liki keterbatasan fisik yakni tu­na netra. Sehari-hari dia men­ja­di tukang pijat di kawasan Blok M, Jakarta Selatan. Se­men­tara Nur Muidah istrinya yang juga tuna netra, hanya ibu rumah tangga yang terkadang dipanggil tetangga untuk memijat.

Kino mengaku, dengan pe­kerjaannya sebagai tukang pijat, yang hanya mengantongi uang rata-rata Rp 50 ribu se­hari. “Kalau lihat dari peng­hasilan­nya, rasanya tidak bisa menutup biaya operasi dan biaya lainnya bagi anak saya,” ungkap Kino.

Pihak RS Fatmawati mem­be­narkan kalau saat ini seluruh biaya perawatan Syaiful tidak akan dibebankan kepada pihak keluarga. Staf Humas RS Fat­mawati yang mengaku bernama Wini mengatakan, Syaiful su­dah ditanggung melalui Jam­kes­da oleh Pemerintah Kota Depok.

“Pihak rumah sakit hanya meminta kepada keluarga untuk tetap memenuhi prosedur bagi pasien yang ditanggung oleh Jamkesda. Namun untuk biaya, dipastikan rumah sakit tidak akan membebani keluarga se­peserpun,” katanya saat ditemui Rakyat Merdeka, kemarin.

Biayanya berapa? Menurut Wini, sampai saat ini pihak ru­mah sakit belum meng­kal­ku­lasi seluruh biaya yang dihabiskan Syaiful. Apalagi, obat-obatan masih akan terus diberikan pada Syaiful untuk membantu proses penyembuhan.

“Kalau sekarang, kami belum menerima laporan dari bagian administrasi mengenai kal­ku­lasi biaya. Kan masih dirawat, jadi belum bisa diketahui sepe­nuhnya berapa keseluruhan bia­ya­nya,” jelasnya. [Harian Rakyat Merdeka]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA