WAWANCARA

Adhyaksa Dault: Mendaki Gunung Kinabalu Demi Promosi Wisata Alam

Minggu, 22 Januari 2012, 08:51 WIB
Adhyaksa Dault: Mendaki Gunung Kinabalu Demi Promosi Wisata Alam
Adhyaksa Dault
RMOL.Sudah saatnya Indonesia melakukan pembenahan kawasan wisata alam dengan konsep kelestarian lingkungan untuk menarik wisatawan asing.

“Kami ke Gunung Kinabalu, Selasa (17/1), bukan hanya olah­raga, tetapi studi banding dan mempromosikan Indonesia,” ung­kap bekas Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Adhyak­sa Dault, kepada Rakyat Merdeka, Jumat (20/1).

Menurut Ketua Vanaprastha itu, misi pendakian gunung Kina­balu yang dipimpinnya telah berhasil mempromosikan Indo­nesia pada pencinta alam di sana.

Banyak pecinta alam dari se­luruh dunia tidak mengetahui banyak mengenai wisata alam di Indonesia.

“Indonesia punya potensi alam. Misi kami promosi Indonesia pada puncak-puncak dunia,” tandas Adhyaksa.

Berikut kutipan selengkapnya:

Apa yang dilakukan di sana?

Kami diterima Konsulat Jende­ral di Sabah. Kami juga bertemu dengan beberapa kelompok pe­cinta lingkungan di Gunung Kina­balu. Setelah sampai pun­cak, kami sosialisasi dan promo Indonesia kepada orang yang berwisata di sana.

Kami studi banding, Sabah se­bagai bagian dari Malaysia, mereka mengelola turisnya luar biasa. Tidak ada sampah sedikit­pun yang kami temukan di se­panjang perjalanan.

Promosinya sing­kat dong?

Kami menginap di Laban Rata, se­hingga kami mela­kukan diskusi yang intens di sana me­ngenai potensi wi­sata alam di Indo­nesia. Mereka ba­nyak yang tidak tahu kalau Indonesia me­miliki banyak tem­pat wisata alam. Mereka me­rasa be­lum mendapat pe­tunjuk yang utuh seperti mereka ber­kunjung ke Gunung Kinabalu.

Apa Anda memberi masukan kepada pemerintah Indonesia?

Nanti kami coba memberikan masukan kepada Kementerian Kehutanan, khususnya Direktorat Jenderal Perlindungan dan Pe­lestarian Alam (Dirjen PPA) untuk mengelola tempat wisata alam. Banyak pengalaman ber­harga yang kami ambil.

Minimal di Gunung Gede Pangrango, Jawa Barat, yang menjadi markas kami, bisa kita pakai pola di sana.

Kenapa memilih Gunung Ki­nabalu sebagai studi ban­ding?

Ini merupakan bagian dari Promosi Indonesia Pada Puncak-Puncak Dunia (PIP3D). Gunung Kinabalu memiliki arti penting dan strategis di kawasan Asia Tenggara. Melalui pendakian ini, Vanaprastha sebagai organisasi pecinta alam, ingin mempromo­sikan langsung potensi wisata petualangan, seni, dan budaya Indonesia di gunung yang ramai dikunjungi para pendaki dan wisatawan man­ca­negara. Kami akan membagikan bro­sur tentang Indo­nesia, seperti pro­mosi Pulau Ko­modo.

Alasan lain­nya?

Selain mem­ba­ngun relasi de­ngan organisasi pecinta alam dan per­seo­rangan di luar ne­geri, ekspedisi ini akan melakukan studi banding lang­sung menge­nai pengelolaan ka­wasan wisata alam untuk dapat diterapkan di Indo­nesia.

Saya menilai Indonesia me­miliki kekayaan wisata alam yang sangat potensial untuk dikem­bangkan. Seperti Gunung Gede-Pangrango, Gunung Ciremai (Jawa Barat), Gunung Agung (Bali), Gunung Rinjani (Lom­bok), Gunung Lompobatang (Sulawesi Selatan), dan Gunung Jaya Wijaya (Papua).

Berapa orang yang ikut da­lam ekpedisi itu?

Ada 35 orang dari dua gene­rasi, yang paling tua berumur 59 tahun. Yang berumur 55 tahun ada delapan orang, di bawah 50 tahun ada 10 orang. Selebihnya di ba­wah 20 tahun. Kami di sana selama empat hari lima malam.

Anda yakin misi ini akan ber­hasil?

Ekspedisi ini bukan pertama kali. Sebelumnya, bulan Septem­ber 2011 kami berhasil mencapai Puncak Mount Blanc (4.810 m) di Prancis. Dari hasil pendakian itu, kami berhasil mempromosi­kan Indonesia. Teman-teman di sana akhirnya tahu, bahwa Indo­nesia bukan hanya ada Bali saja. Mereka pun mau mengun­jungi Indonesia, bukan hanya ke Bali.

Selanjutnya akan mendaki ke mana lagi?

Seri berikutnya yang akan di­lakukan Ekspedisi 2 Generasi ada­lah pendakian ke Puncak Dufourspitze yang merupakan puncak gunung tertinggi di jaja­ran Pegunungan Monte Rosa di Swiss. Dan juga Puncak Matter­hom di perbatasan Swiss dan Italia yang sangat menantang.

Kita akan buat pendidikan alam untuk anak SMA. Sebagai kanali­sasi bagi generasi muda kita. Ja­ngan selalu diajak berpikir politik. Kami ingin mengajak mereka ber­pikir tentang ling­kungan. [Harian Rakyat Merdeka]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA