RMOL. Sebelum Badan Anggaran (Banggar), ternyata Badan Legislasi (Baleg) DPR lebih dulu mengusulkan renovasi ruang rapat. Tapi, Setjen DPR memilih ‘mempercantik’ ruangan Banggar. Pimpinan Baleg pun protes.
Wakil Ketua Baleg DPR, Dimyati Natakusuma memÂbenarÂkan adanya usulan untuk mereÂnoÂvasi ruang rapat bagi alat keÂlengÂkapan yang dipimpinnya. Usulan itu, kata dia, sudah disamÂpaikan secara resmi dengan surat yang ditandatangani jajaran pimÂpinan Baleg.
Dia bahkan menduga, usulan yang diajukan Baleg tersebut, jauh lebih dulu dibandingkan deÂngan usulan yang disampaikan Banggar. Tapi kenyataannya, jusÂtru ruang Banggar terlebih dahulu yang digarap Kesetjenan DPR, keÂtimbang ruang Baleg.
“Ini aneh. Padahal kami meÂminÂta sudah lama dan melalui surat resmi yang ditandatangani pimpinan Baleg. Kenapa jadi ruang Banggar lebih dulu yang dikerjakan,†jelasnya.
Berbeda dengan Dimyati, KeÂtua Baleg DPR Ignatius Mulyono menyebut, usulan resmi renovasi ruang rapat berupa surat baru dikirim seminggu lalu.
“Memang kami ingin ada perÂbaikan di ruangan Baleg ini sudah 2 tahun belakangan. Tapi kalau usulan melalui surat resmi, kami baru ajukan seminggu yang lalu,†jelas Ignatius, kemarin.
Berapa anggarannya? Politisi Demokrat ini menegaskan, kalau surat yang disampaikan pada KeÂsetjenan DPR hanya permohonan untuk renovasi. Masalah angÂgaÂran, sama sekali tidak dicaÂnÂtumÂkÂan dalam surat.
“Kami tidak tahu soal hitung-hitungan anggaran yang harus dikeluarkan. Tapi saya menaksir di kisaran ratusan juta saja, bukan puÂluhan miliar seperti ruang BangÂgar yang baru,†tegasnya.
Sebenarnya kata Mul-sapaan akÂrabnya, usulan yang disamÂpaiÂkan pada pihak Kesetjenan DPR lebih kepada perbaikan ruangan, bukan renovasi. Karena mayoÂritas penghuni Baleg masih betah menempati ruangan rapat yang ada di Nusantara I DPR tersebut.
“Ini hanya soal kenyamanan. Kami ingin penerangan lampu diÂtambah, karena yang ada kurang mendukung kami dalam bekerja. Kami ini kan Baleg yang setiap hari membaca makalah. Kalau ruangannya kurang terang, tentu sangat merepotkan,†tuturnya.
Selain penerangan, anggota KoÂmisi II DPR ini juga berharap dinding ruangan yang catnya sudah kusam diperbaiki. Salah satu hal yang diusulkan pada SetÂjen DPR, yakni pemasangan walÂpaÂper berwarna terang agar menÂdukung pencahayaan di dalam.
Untuk kursi, meja dan perlengÂkapan lain, sambung Mul, Baleg tidak berharap diganti. “Yang lama masih bisa dipakai, jadi tiÂdak perlu diganti. Apalagi kalau sampai susah-susah cari ke luar negeri segala,†tuturnya sambil tersenyum.
Seorang perempuan yang meÂngaku bekerja sebagai Staf SekÂretariat Baleg juga membenarkan tentang rencana renovasi ruang BaÂleg. Namun hingga sekarang, kata dia, usulan tersebut belum direaÂlisasikan pihak Kesetjenan DPR.
Bahkan saat Sekretariat Baleg masih dipimpin Zakaria yang kini menjadi Karo Humas DPR seÂkitar 2 tahun lalu, menurutnya usuÂlan tersebut sudah pernah diÂsampaikan. Mengingat beberapa kerusakan yang terjadi di bebeÂrapa sudut ruangan, menurutnya sudah sangat memprihatinkan.
“Tapi siapa yang mengusulkan, apakah pimpinan Baleg atau dari pihak sekretariat, itu yang saya tiÂdak tahu. Yang keinginan untuk reÂnovasi ruangan ini sudah lama diÂlakukan,†kata perempuan berÂkeÂruÂdung dan berkacamata ini.
2012, Setjen DPR Siapkan Anggaran Perawatan 76 M
Forum Indonesia untuk TransÂparansi Anggaran (FITRA) yang selama ini gemar memÂpubÂlikaÂsiÂkan rincian anggaran yang dimiÂliki DPR mengaku belum menÂdeÂngar rencana renovasi ruaÂngan Badan Legislasi DPR. KareÂna itu, berapa rencana anggaran yang akan dikeluarkan, FITRA belum tahu persis detailnya.
“Tapi kalau renovasi itu benar-benar dikabulkan pihak KesetÂjeÂnan DPR, saya rasa anggaran unÂtuk pembangunannya sudah diÂpersiapkan. Sehingga bisa tahun ini juga proses renovasi dilaÂkuÂkan,†kata Koordinator Advokasi dan Investigasi FITRA, Uchok Sky Khadafi.
Kata Uhcok, pada tahun 2012 ini pihak Kesetjenan DPR meÂnyeÂdiakan anggaran sebesar Rp 76 miliar untuk perawatan gedung dan pertamanan. Saat ini untuk peÂrawatan, kata Ucok, baru dikeÂluarkan untuk renovasi Banggar, toilet dan ruang parkir.
“Total dari beberapa renovasi yang sudah dilakukan pihak Kesetjenan DPR belum sampai pada angka Rp 76 miliar. Kalau Baleg juga mau direnovasi, kan bisa diambil dari sisa anggaran tersebut,†jelasnya.
Kendati belum ada usulan angÂgaran, Ucok pesimis kalau renoÂvasi yang akan dilakukan Baleg hanya sedikit saja menghabiskan uang negara. Sebab, beberapa pembangunan dan renovasi yang dilakukan di DPR belakangan ini, itu telah menghabiskan anggaran yang cukup fantastis.
“Kalau untuk toilet saja bisa sampai Rp. 2 miliar, masa sama-sama ruangan sidang anggaÂranÂnya keÂcil, mereka tentu gengsi dong. TenÂtu anggarannya juga akan beÂsar, hanya mungkin tidak se-eksÂtrem Banggar DPR,†kata Uchok.
Menurut Uchok, hingga saat ini pihaknya juga belum menÂdeÂngar rencana tender yang dilaÂkuÂkan piÂhak Kesetjenan DPR, terÂkait renÂcana renovasi ruang BaÂleg. BiaÂsaÂnya, dari tender yang dilakukan, besarnya anggaran yang akan dihabiskan bisa ditentukan.
Sebab, selain soal desain dan jasa konÂsultan, tender juga memÂbahas soal tawar-menawar harga untuk proÂyek pembangunan yang akan dilakukan. “Kalau tender seÂlesai, tentu kita tahu berapa angÂgaran yang dikeluarkan. Kita lihat saja nanti, benar tidak sedikit,†ujarnya.
Kursi Patah Baleg DPR Dihalangi Empat Meja Membentuk Huruf L
Bagaimana kondisi ruaÂngan Baleg DPR? Kemarin, RakÂyat Merdeka menengok ruaÂngan yang bersebelahan dengan Komisi IX dan Komisi X DPR ini.
Ruangan Baleg DPR berada di sebelah kanan loby pintu maÂsuk Gedung Nusantara I DPR. Sebelum memasuki ruang raÂpat, terdapat ruangan berukuran sekitar 5 x 10 meter yang beraÂda persis di sebelah pintu beÂlaÂkang. Ruangan ini difungsikan unÂtuk kerja staf sekretariat dan empat pimpinan Baleg DPR.
Ukurannya yang tidak terlalu beÂsar, membuat banyak barang-barang yang diletakkan nyaris berÂdekatan, seperti meja, kursi dan lemari. Bahkan untuk meja pimÂpinan pun, diletakkan daÂlam satu ruangan yang sama deÂngan jarak berdekatan tanpa pembatas antara satu dengan lainnya.
Tempat sidang sekitar 10x10 meÂter dipoles dengan cat berÂwarÂna kuning gading. Sekitar 80 persen dari ruangan ini dipeÂnuhi ratusan meja dan kursi yang terbuat dari kayu berÂwarÂna coklat.
Kursi pimpinan sidang tak beda dengan kursi anggota, juga tamu. Bedanya, hanya pada letaknya yang dibuat berÂbentuk persegi empat.
Hal ini berbeda dengan perÂlengÂkapan yang ada di ruang BaÂdan Anggaran DPR yang baru. Untuk satu kursi di ruaÂngan Banggar saja, konon neÂgaÂra harus mengeluarkan angÂgaÂran sebesar Rp 34 juta. MakÂlum, kursi yang dibeli merÂupÂaÂkan barang buatan luar negeri.
Beberapa kursi di ruang rapat Baleg sudah rusak. Ada kursi paÂtah pada bagian kakinya dileÂtakkan begitu saja di pojok kaÂnan ruangan. Biar tidak terlihat dari luar, kursi yang rusak itu diÂhalangi empat meja kayu yang membentuk huruf L.
Meja rapat memang belum baÂnyak yang rusak, tapi konÂdiÂsinya sudah mulai kusam. KeÂruÂsakan lain juga terdapat pada dinding atas sebelah kanan ruaÂngan. Di bagian ini, tiga buah plafon yang terbuat dari triplek terÂlepas dari tempatnya.
“Itu memang sudah lama ruÂsaknya. Penyebabnya, karena di bagian itu sering bocor, apalagi saat hujan tiba. Mungkin karena di bagian atasnya yang diguÂnaÂkan sebagai saluran air, memÂbuat atap itu bocor terus-meneÂrus,†jelas seorang petugas kebersihan yang enggan disebut namanya.
Kata petugas tersebut, bebeÂraÂpa perlengkapan lain di ruaÂngan ini juga sering rusak. MiÂsalnya, komponen slide untuk mengaÂlirkan gambar ke layar infokus, pada minggu kemarin sempat tidak bisa dipakai. BerÂuntung seÂkarang sudah selesai dibetulkan dan bisa dipakai kembali.
Di ruangan ini, ada satu lemaÂri besi yang bentuknya mirip buffet. Beberapa plakat dan piaÂgam dari berbagai instansi di luar DPR menghiasi lemari tersebut.
Tak hanya itu, ada juga dua file kabinet yang terbuat dari besi. Fungsinya untuk menaruh arsip-arsip dan dokumen hasil persidangan Baleg. Di sebelah file kabinet ini, terletak buffet kayu yang penutupnya terbuat dari kaca. Fungsinya sama, yakni untuk menaruh beberapa file dan juga plakat dan piagam.
Mesin fotocopy merek Canon juga ada di sekitar barang-baÂrang terÂsebut. Letaknya pun berÂseÂbelahan dengan buffet kayu yang tadi dipenuhi dengan plaÂkat dan arsip-arsip. Seorang Staf SekrÂeÂtariat meÂngaÂku kalau penemÂpatan baÂrang-barang itu hanya untuk efiÂsiensi kerja saja. [Harian Rakyat Merdeka]
BERIKUTNYA >
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.