RMOL. Satu sepeda motor yang terparkir di depan sebelah kanan toko Indomaret yang terletak di Jalan Paseban Raya, Jakarta Pusat. Kendaraan yang terparkir itu bukanlah milik konsumen, melainkan milik salah seorang pegawai di minimarket tersebut.
Minggu sore kondisi Jalan PaÂseban Raya, Jakarta Pusat meÂmang terlihat sepi. Hujan besar yang turun selama dua jam memÂbuat orang malas keluar rumah. Kondisi rawan dimanfaatkan peÂlaku kejahatan. Lantaran sepi, peÂlaku tak sungkan untuk meÂlaÂkuÂkan kejahatan pada siang hari.
Sabtu (14/1) sekitar pukul 13.30, minimarket ini disatroni peÂrampok yang membawa senÂjata api. Tanpa menunggu lama, dua perampok langsung beraksi menggasak uang yang ada di meja kasir yang saat itu sedang ditunggu dua pegawai bernama Ira Pujiwati dan Sari.
Seorang perampok sempat meÂnodongkan senjata api yang diÂbawanya ke pinggang Ira agar karÂyawan tersebut segera memÂbuka meja kasir yang di dalamÂnya terdapat kumpulan uang hasil pembelian. Karena takut, Ira pun mengeluarkan uang berjumlah Rp 800 ribu yang ada di meja kasir.
Tak menunggu waktu lama, dua perampok tersebut segera mengambil uang tersebut dan seÂgera bergegas pergi dengan meÂngendarai sepeda motor merek Yamaha Mio ke arah Jalan Raya Salemba Jakarta Pusat.
Perampokan minimarket tak hanya di Senen, Cirkle-K yang ada di Jalan Kebon Kacang VI JaÂkarta Pusat, juga menjadi sasaran perampokan yang terjadi satu hari sebelumnya (13/1). Pelaku yang juga membawa senjata api ini berhasil menggasak uang sebesar Rp 1,3 juta dari meja kasir.
Selain di dua lokasi tersebut, perampokan akhir-akhir ini kerap menimpa minimarket di wilayah Jabodetabek. Kasus terakhir terÂjadi di Jombang, Pondok Aren, TaÂngerang pada Selasa 10 Januari 2012 dini hari lalu. Waktu itu peÂrampok berhasil menggasak uang beserta beberapa barang seperti roÂkok dan susu bubuk.
Aksi serupa juga terjadi di seÂjumlah minimarket di wilayah CiÂputat, Jakarta Selatan; Menteng dan Kebon Sirih, Jakarta Pusat; Ciawi dan Gunung Putri, Bogor; PalÂmerah, Jakarta Barat; Pulo GaÂÂdung, Jakarta Timur; Bekasi dan Depok. Minimarket yang menÂjadi sasaran adalah biasanya minimarket yang buka 24 jam seperti Alfamart, Indomaret, dan Circle-K.
Kemarin (15/1) Rakyat MerÂdeÂka mengunjungi dua minimarÂket yang pernah dirampok yakni di Jalan Paseban Raya dan Kebon Kacang Jakarta Pusat. Toko InÂdoÂmaret yang terletak di Jalan PaÂseban Raya, Jakarta Pusat beÂrada persis di pinggir jalan yang letakÂnya sedikit menikung. Jalur yang melalui Indomaret ini meÂruÂpakan jalan satu arah dari Jalan Salemba Tengah menuju Jalan Salemba Raya, Jakarta Pusat.
Meskipun baru satu hari disatÂroni perampok, tidak ada garis poÂlisi atau pun petugas yang berÂjaga-jaga di minimarket tersebut. Padahal kondisi yang ada di miÂnimarket tersebut sering sepi pada waktu-waktu tertentu.
“Hari-hari biasa khususnya siang, memang disini ramai. Tapi kalau habis maghrib, kondisinya sepi banget. Paling hanya kenÂdaÂraÂan yang melintas di jalan depan saja yang tidak pernah berÂhenti leÂwat,†jelas Lala yang meÂngaku seÂbagai kepala miniÂmarket tersebut.
Saat perampokan kemarin, kata Lala, memang kondisi sedang sepi karena hujan yang turun seÂjak pagi hari. Bukan hanya hujan, hari Sabtu yang memang meÂruÂpaÂkan hari libur dianggap semaÂkin membuat suasana menjadi sepi, meskipun masih siang hari.
Bagaimana dengan peÂngaÂmanan? Perempuan berkerudung dan berkacamata ini mengaku, hanya mengandalkan sekuriti komÂÂpleks saja. Pemilik miniÂmarÂket tak menyediakan petugas keÂamanan khusus.
“Biasanya kalau lagi ramai ada tukang parkir di depan. Lumayan bisa bantu-bantu untuk menjaga keamanan toko. Tapi kalau lagi sepi seperti sekarang, petugas parÂkir itu tidak ada, karena meÂmang pembeli jarang,†tutur Lala.
Selain tidak ada sekuriti khuÂsus, Lala mengaku kalau toko temÂpatnya bekerja tersebut juga tidak memiliki CCTV. Tak heran saat peristiwa perampokan keÂmarin, tidak ada rekaman video yang bisa dijadikan bukti ke pihak kepolisian.
Selama ini, kata dia, tokonya hanya mengandalkan pada alarm untuk keamanan. Alarm terÂseÂbut, kata Lala, akan dipasang saat toko tutup pada malam hari. FungÂÂsinya, kalau toko dibuka orang yang hendak mencuri, otoÂmatis alarm akan berbunyi kenÂcang dan menarik perhatian warga sekitar.
Namun untuk mengantisipasi agar tidak lagi terjadi peristiwa perampokan, Lala dan karyawan lain di tokonya sedang menguÂsulkan untuk pemasangan CCTV dan penempatan petugas keamaÂnan khusus. Hanya sampai hari ini, kata dia, belum ada kabar dari pemilik toko tempatnya bekerja.
Hal yang sama juga terjadi di toko Circle K, Jalan Kebon KaÂcang VI, Jakarta Pusat. Dua hari paska perampokan, toko ini juga belum memiliki sekuriti khusus dan perlengkapan pengamanan seperti CCTV. Padahal kabarnya, peristiwa perampokan sudah dua kali terjadi di toko ini dalam wakÂtu yang berdekatan.
“Bukan hanya Jumat (13/1) keÂmarin, pada akhir Desember lalu, toko kami juga disatroni peramÂpok. Hanya bedanya, saat itu buÂkan uang yang diambil melainkan barang dagangan berupa Bir Bintang sebanyak 15 botol,†jelas Ferdy, kasir toko tersebut.
Anehnya, kata Ferdy, peramÂpokÂan terjadi pada malam hari saat toko sedang ramai di jadikan tempat nongkrong oleh anak-anak muda. Perampok yang awalÂÂnya berpura-pura menjadi pemÂÂbeli, kemudian mengambil 15 botol minuman beralkohol dari tempatnya.
“Tapi saat mau bayar, dia maÂlah mengeluarkan senjata api ke arah kasir. Saat itu, kasir yang kebetulan sedang ditunggu oleh teman saya kontan langsung ketaÂkutan. Saat itu yang dari dalam langÂsung teriak, tapi tidak ada yang mendengar sehingga peramÂpok langsung lari,†jelasnya.
Namun dua kali didatangi peÂrampok, menurutnya tidak ada penambahan keamanan di toko tempatnya bekerja. Selain tidak memiliki sekuriti khusus, perangÂkat CCTV juga tidak ada di toko yang terletak di tengah-tengah peÂÂmukiman penduduk ini.
Waswas Bila Shift Malam
Aksi perampokan dengan meÂnodongkan senjata api membuat trauma petugas kasir yang beÂkerja di Indomaret yang terletak di Jalan Paseban Raya, Jakarta Pusat. Meskipun begitu, mereka tetap bekerja pada hari esoknya.
“Ira (korban perampokan) teÂtap bekerja seperti biasa dan hari ini pun masuk. Sayang Ira sudah pulang, karena dia tadi shift pagi,†jelas Lala, penjaga IndoÂmaret tersebut.
Meskipun sudah kembali beÂkerja, Lala menuturkan kalau teÂmannya itu masih mengalami trauÂma akibat kejadian Sabtu (14/1) kemarin. Menurutnya, Lala muÂÂdah kaget kalau ada pembeli pria yang masuk ke dalam toko.
“Dia sering kagetan dan meÂngaku masih belum bisa meluÂpaÂkan peristiwa perampokan keÂmarin. Maklum, saat itu, dialah yang ditodongkan pistol di bagian pinggang oleh salah seorang peÂrampok. Namanya wanita, pasti ketakutan kalau mengalami hal tersebut,†jelasnya.
Untuk menghilangkan trauma Ira, wanita yang tinggal di Utan Kayu, Jakarta Timur ini sering memberi dukungan kepada teÂmanÂÂnya agar bisa bersikap seÂperÂti biasa. “Saya bilang, konÂdisi akan aman-aman saja. KaÂrena pihak kompleks berjanji akan seÂring-sering kontrol keÂsini. LaÂgiÂpula seÂbentar lagi ada CCTV dan peÂnamÂbahan SatÂpam,†tutur Lala saat meÂnyeÂmaÂngati Ira, sahabatnya yang menÂjadi korÂban perampokan.
Kondisi yang sama juga terjadi pada Delia Irwandi Putri, petugas kasir di Cirkle K Jalan Kebon KaÂcang, Jakarta Pusat. Pada Jumat (13/1) siang, Delia dan sahaÂbatÂnya menjadi korban perampokan saat dirinya sedang bekerja.
“Dari sikapnya, dia memang masih trauma akan kejadian peÂrampokan kemarin. Apalagi dari kemarin hingga sekarang, dia maÂsih sering mondar-mandir kantor polisi untuk memberikan penjeÂlaÂsan,†jelas Ferdy, petugas kasir Circle K Kebon Kacang.
Ferdy sendiri selaku seorang pria terkadang sering takut kalau bertugas malam. Maklum, toko yang dijaganya tersebut meruÂpaÂkÂan minimarket yang buka 24 jam. Karena itulah, sistem kerja di tokoÂnya dibagi menjadi tiga shift.
“Kalau lagi kebagian shift tiga yakni jam malam sampai pagi, rasa khawatir itu ada. Tapi dengan dua kejadian kemarin, saya akan selalu waspada akan hal-hal yang tidak diinginkan,†jelas pria berÂkulit sawo matang ini.
Belum Ada Pelaku Yang Ditangkap
Maraknya aksi peramÂpoÂkan minimarket di wilayah JaÂkarta, Tangerang, Bekasi, dan Depok, mendapat perhatian seÂrius dari Polda Metro Jaya. UnÂtuk itu, polisi membentuk tim reÂserse khusus untuk memburu kaÂwanan perampok minimarket.
Kepala Biro Operasi Polda Metro Jaya Komisaris Besar Agung Budi Maryoto mengataÂkan, tim ini terdiri dari aparat Polda Metro Jaya dan Polres.
“Langkah-langkah yang dilaÂkuÂkan kepolisian terkait perisÂtiwa yang terjadi belakangan ini adaÂlah dengan membuat tim khuÂÂsus reserse gabungan Polres dan Polda,†ujar Agung.
Terhadap kasus perampokan di minimarket yang marak terÂjadi, kepolisian masih meÂlakuÂkan proses penyelidikan. BeÂlum ada satu kasus pun yang terungkap. Saat ini, penyidik maÂsih memburu pelaku yang biasanya berkelompok ini.
Direktur Reserse Kriminal Umum Komisaris Besar Gatot Eddy Pramono mengatakan, kasus perampokan minimarket ini menjadi atensi khusus dari Kepala Polda Metro Jaya InsÂpekÂtur Jenderal Untung S RaÂjab. Ia menegaskan, aparat keÂpolisian akan melakukan tinÂdaÂkan represif jika diperlukan dalam memburu komplotan ini.
“Tentu menjadi prioritas dan kami akan berupaya meÂngungÂkapnya. Kalau memang memÂbaÂhayakan petugas, tentu ada langkah-langkahnya, sudah ada protapnya,†kata Gatot.
Sementara itu, kriminolog dari Universitas Indonesia, Irvan Olii menilai, faktor waktu tiÂdak lagi menjadi pertimÂbaÂngan para peÂrampok untuk meÂlakukan aksiÂnya. Selama pengamanan miÂniÂmarket leÂmah, para peramÂpok tiÂdak sungkan beraksi pada siang hari sekali pun.
“Sebelum melakukan tindak kejahatan pasti mereka mengÂhitung risiko. Kalau tidak diÂjaga, mudah sekali menjadi saÂsaran. Apalagi minimarket juga tidak dilengkapi CCTV,†kata Irvan.
Di banding menggasak ATM, yang pernah menjadi sasaran peÂrampokan dulu, Irvan menÂjeÂlaskan, perampok saat ini leÂbih memilih minimarket yang leÂmah pengamanannya.
“Kalau di ATM uang itu bisa dilacak, kalau merampok miniÂmarket yang tidak ada pengaÂmaÂnan dan kamera CCTV kan sulit untuk melacaknya,†kata Irvan.
Selain minim pengamanan, kata Irvan, minimarket menjadi sasaran perampokan karena melakukan transaksi yang tak sedikit. Apalagi jumlah miniÂmarket pun terus menjamur di wilayah Jakarta.
“Minimarket sudah menjadi sentral perdagangan masyaÂrakat, karena warung tradisional yang meredup,†ujarnya.
Untuk itu, dia mengatakan, peÂmilik minimarket seharusnya tidak lupa mementingkan aspek keamanan. “Jangan karena seÂwanya murah, minimarket baÂnyak didirikan. Tapi keamanan diabaikan,†ujarnya. [Harian Rakyat Merdeka]
BERIKUTNYA >
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.