Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Indomaret Dua Kali Dirampok, Belum Ada Ekstra Pengamanan

Garong Incar Minimarket Yang Buka 24 Jam Dan Sepi

Senin, 16 Januari 2012, 09:09 WIB
Indomaret Dua Kali Dirampok, Belum Ada Ekstra Pengamanan
ilustrasi, perampokan toko Indomaret

RMOL. Satu sepeda motor yang terparkir di depan sebelah kanan toko Indomaret yang terletak di Jalan Paseban Raya, Jakarta Pusat. Kendaraan yang terparkir itu bukanlah milik konsumen, melainkan milik salah seorang pegawai di minimarket tersebut.

Minggu sore kondisi  Jalan Pa­seban Raya, Jakarta Pusat me­mang terlihat sepi. Hujan besar yang turun selama dua jam mem­buat orang malas keluar rumah. Kondisi rawan dimanfaatkan pe­laku kejahatan. Lantaran sepi, pe­laku tak sungkan untuk me­la­ku­kan kejahatan pada siang hari.

Sabtu (14/1) sekitar pukul 13.30, minimarket ini disatroni pe­rampok yang membawa sen­jata api. Tanpa menunggu lama, dua perampok langsung beraksi  menggasak uang yang ada di meja kasir yang saat itu sedang ditunggu dua pegawai bernama Ira Pujiwati dan Sari.

Seorang perampok sempat me­nodongkan senjata api yang di­bawanya ke pinggang Ira agar kar­yawan tersebut segera mem­buka meja kasir yang di dalam­nya terdapat kumpulan uang hasil pembelian. Karena takut, Ira pun mengeluarkan uang berjumlah Rp 800 ribu yang ada di meja kasir.

Tak menunggu waktu lama, dua perampok tersebut segera mengambil uang tersebut dan se­gera bergegas pergi dengan me­ngendarai sepeda motor merek Yamaha Mio ke arah Jalan Raya Salemba Jakarta Pusat.

Perampokan minimarket tak hanya di Senen, Cirkle-K yang ada di Jalan Kebon Kacang VI Ja­karta Pusat, juga menjadi sasaran perampokan yang terjadi satu hari sebelumnya (13/1). Pelaku yang juga membawa senjata api ini berhasil menggasak uang sebesar Rp 1,3 juta dari meja kasir.

Selain di dua lokasi tersebut, perampokan akhir-akhir ini kerap menimpa minimarket di wilayah Jabodetabek. Kasus terakhir ter­jadi di Jombang, Pondok Aren, Ta­ngerang pada Selasa 10 Januari 2012 dini hari lalu. Waktu itu pe­rampok berhasil menggasak uang beserta beberapa barang seperti ro­kok dan susu bubuk.

 Aksi serupa juga terjadi di se­jumlah minimarket di wilayah Ci­putat, Jakarta Selatan; Menteng dan Kebon Sirih, Jakarta Pusat; Ciawi dan Gunung Putri, Bogor; Pal­merah, Jakarta Barat; Pulo Ga­­dung, Jakarta Timur; Bekasi dan Depok. Minimarket yang men­jadi sasaran adalah biasanya minimarket yang buka 24 jam seperti Alfamart, Indomaret, dan Circle-K.

Kemarin (15/1) Rakyat Mer­de­ka mengunjungi dua minimar­ket yang pernah dirampok yakni di Jalan Paseban Raya dan Kebon Kacang Jakarta Pusat. Toko In­do­maret yang terletak di Jalan Pa­seban Raya, Jakarta Pusat be­rada persis di pinggir jalan yang letak­nya sedikit menikung. Jalur yang melalui Indomaret ini me­ru­pakan jalan satu arah dari Jalan Salemba Tengah menuju Jalan Salemba Raya, Jakarta Pusat.

Meskipun baru satu hari disat­roni perampok, tidak ada garis po­lisi atau pun petugas yang ber­jaga-jaga di minimarket tersebut. Padahal kondisi yang ada di mi­nimarket tersebut sering sepi pada waktu-waktu tertentu.

“Hari-hari biasa khususnya siang, memang disini ramai. Tapi kalau habis maghrib, kondisinya sepi banget. Paling hanya ken­da­ra­an yang melintas di jalan depan saja yang tidak pernah ber­henti le­wat,” jelas Lala yang me­ngaku se­bagai kepala mini­market tersebut.

Saat perampokan kemarin, kata Lala, memang kondisi sedang sepi karena hujan yang turun se­jak pagi hari. Bukan hanya hujan, hari Sabtu yang memang me­ru­pa­kan hari libur dianggap sema­kin membuat suasana menjadi sepi, meskipun masih siang hari.

Bagaimana dengan pe­nga­manan? Perempuan berkerudung dan berkacamata ini mengaku, hanya mengandalkan sekuriti kom­­pleks saja. Pemilik mini­mar­ket tak menyediakan petugas ke­amanan khusus.

“Biasanya kalau lagi ramai ada tukang parkir di depan. Lumayan bisa bantu-bantu untuk menjaga keamanan toko. Tapi kalau lagi sepi seperti sekarang, petugas par­kir itu tidak ada, karena me­mang pembeli jarang,” tutur Lala.

Selain tidak ada sekuriti khu­sus, Lala mengaku kalau toko tem­patnya bekerja tersebut juga tidak memiliki CCTV. Tak heran saat peristiwa perampokan ke­marin, tidak ada rekaman video yang bisa dijadikan bukti ke pihak kepolisian.

Selama ini, kata dia, tokonya hanya mengandalkan pada alarm untuk keamanan. Alarm ter­se­but, kata Lala, akan dipasang saat toko tutup pada malam hari. Fung­­sinya, kalau toko dibuka  orang yang hendak mencuri, oto­matis alarm akan berbunyi ken­cang dan menarik perhatian warga sekitar.

Namun untuk mengantisipasi agar tidak lagi terjadi peristiwa perampokan, Lala dan karyawan lain di tokonya sedang mengu­sulkan untuk pemasangan CCTV dan penempatan petugas keama­nan khusus. Hanya sampai hari ini, kata dia, belum ada kabar dari pemilik toko tempatnya bekerja.

Hal yang sama juga terjadi di toko Circle K, Jalan Kebon Ka­cang VI, Jakarta Pusat. Dua hari paska perampokan, toko ini juga belum memiliki sekuriti khusus dan perlengkapan pengamanan seperti CCTV. Padahal kabarnya, peristiwa perampokan sudah dua kali terjadi di toko ini dalam wak­tu yang berdekatan.

“Bukan hanya Jumat (13/1) ke­marin, pada akhir Desember lalu, toko kami juga disatroni peram­pok. Hanya bedanya, saat itu bu­kan uang yang diambil melainkan barang dagangan berupa Bir Bintang sebanyak 15 botol,” jelas Ferdy, kasir toko tersebut.

Anehnya, kata Ferdy, peram­pok­an terjadi pada malam hari saat toko sedang ramai di jadikan tempat nongkrong oleh anak-anak muda. Perampok yang awal­­nya berpura-pura menjadi pem­­beli, kemudian mengambil 15 botol minuman beralkohol dari tempatnya.

“Tapi saat mau bayar, dia ma­lah mengeluarkan senjata api ke arah kasir. Saat itu, kasir yang kebetulan sedang ditunggu oleh teman saya kontan langsung keta­kutan. Saat itu yang dari dalam lang­sung teriak, tapi tidak ada yang mendengar sehingga peram­pok langsung lari,” jelasnya.

Namun dua kali didatangi pe­rampok, menurutnya tidak ada penambahan keamanan di toko tempatnya bekerja. Selain tidak memiliki sekuriti khusus, perang­kat CCTV juga tidak ada di toko yang terletak di tengah-tengah pe­­mukiman penduduk ini.

Waswas Bila Shift Malam

Aksi perampokan dengan me­nodongkan senjata api membuat trauma petugas kasir yang be­kerja di Indomaret yang terletak di Jalan Paseban Raya, Jakarta Pusat. Meskipun begitu, mereka tetap bekerja pada hari esoknya.

“Ira (korban perampokan) te­tap bekerja seperti biasa dan hari ini pun masuk. Sayang Ira sudah pulang, karena dia tadi shift pagi,” jelas Lala, penjaga Indo­maret tersebut.

Meskipun sudah kembali be­kerja, Lala menuturkan kalau te­mannya itu masih mengalami trau­ma akibat kejadian Sabtu (14/1) kemarin. Menurutnya, Lala mu­­dah kaget kalau ada pembeli pria yang masuk ke dalam toko.

“Dia sering kagetan dan me­ngaku masih belum bisa melu­pa­kan peristiwa perampokan ke­marin. Maklum, saat itu, dialah yang ditodongkan pistol di bagian pinggang oleh salah seorang pe­rampok. Namanya wanita, pasti ketakutan kalau mengalami hal tersebut,” jelasnya.

Untuk menghilangkan trauma Ira, wanita yang tinggal di Utan Kayu, Jakarta Timur ini sering memberi dukungan kepada te­man­­nya agar bisa bersikap se­per­ti biasa. “Saya bilang, kon­disi akan aman-aman saja. Ka­rena pihak kompleks berjanji akan se­ring-sering kontrol ke­sini. La­gi­pula se­bentar lagi ada CCTV dan pe­nam­bahan Sat­pam,” tutur Lala saat me­nye­ma­ngati Ira, sahabatnya yang men­jadi kor­ban perampokan.

Kondisi yang sama juga terjadi pada Delia Irwandi Putri, petugas kasir di Cirkle K Jalan Kebon Ka­cang, Jakarta Pusat. Pada Jumat (13/1) siang, Delia dan saha­bat­nya menjadi korban perampokan saat dirinya sedang bekerja.

“Dari sikapnya, dia memang masih trauma akan kejadian pe­rampokan kemarin. Apalagi dari kemarin hingga sekarang, dia ma­sih sering mondar-mandir kantor polisi untuk memberikan penje­la­san,” jelas Ferdy, petugas kasir Circle K Kebon Kacang.

Ferdy sendiri selaku seorang pria terkadang sering takut kalau bertugas malam. Maklum, toko yang dijaganya tersebut meru­pa­k­an minimarket yang buka 24 jam. Karena itulah, sistem kerja di toko­nya dibagi menjadi tiga shift.

“Kalau lagi kebagian shift tiga yakni jam malam sampai pagi, rasa khawatir itu ada. Tapi dengan dua kejadian kemarin, saya akan selalu waspada akan hal-hal yang tidak diinginkan,” jelas pria ber­kulit sawo matang ini.

Belum Ada Pelaku Yang Ditangkap

Maraknya aksi peram­po­kan minimarket di wilayah Ja­karta, Tangerang, Bekasi, dan Depok, mendapat perhatian se­rius dari Polda Metro Jaya. Un­tuk itu, polisi membentuk tim re­serse khusus untuk memburu ka­wanan perampok minimarket.

Kepala Biro Operasi Polda Metro Jaya Komisaris Besar Agung Budi Maryoto mengata­kan, tim ini terdiri dari aparat Polda Metro Jaya dan Polres.

“Langkah-langkah yang dila­ku­kan kepolisian terkait peris­tiwa yang terjadi belakangan ini ada­lah dengan membuat tim khu­­sus reserse gabungan Polres dan Polda,” ujar Agung.

Terhadap kasus perampokan di minimarket yang marak ter­jadi, kepolisian masih me­laku­kan proses penyelidikan. Be­lum ada satu kasus pun yang terungkap. Saat ini, penyidik ma­sih memburu pelaku yang biasanya berkelompok ini.

Direktur Reserse Kriminal Umum Komisaris Besar Gatot Eddy Pramono mengatakan, kasus perampokan minimarket ini menjadi atensi khusus dari Kepala Polda Metro Jaya Ins­pek­tur Jenderal Untung S Ra­jab. Ia menegaskan, aparat ke­polisian akan melakukan tin­da­kan represif jika diperlukan dalam memburu komplotan ini.

“Tentu menjadi prioritas dan kami akan berupaya me­ngung­kapnya. Kalau memang mem­ba­hayakan petugas, tentu ada langkah-langkahnya, sudah ada protapnya,” kata Gatot.

Sementara itu, kriminolog dari Universitas Indonesia, Irvan Olii menilai, faktor waktu ti­dak lagi menjadi pertim­ba­ngan para pe­rampok untuk me­lakukan aksi­nya. Selama pengamanan mi­ni­market le­mah, para peram­pok ti­dak sungkan beraksi pada siang hari sekali pun.

“Sebelum melakukan tindak kejahatan pasti mereka meng­hitung risiko. Kalau tidak di­jaga, mudah sekali menjadi sa­saran. Apalagi minimarket juga tidak dilengkapi CCTV,” kata Irvan.

Di banding menggasak ATM, yang pernah menjadi sasaran pe­rampokan dulu, Irvan men­je­laskan, perampok saat ini le­bih memilih minimarket yang le­mah pengamanannya.

“Kalau di ATM uang itu bisa dilacak, kalau merampok mini­market yang tidak ada penga­ma­nan dan kamera CCTV kan sulit untuk melacaknya,” kata Irvan.

Selain minim pengamanan, kata Irvan, minimarket menjadi sasaran perampokan karena melakukan transaksi yang tak sedikit. Apalagi jumlah mini­market pun terus menjamur di wilayah Jakarta.

“Minimarket sudah menjadi sentral perdagangan masya­rakat, karena warung tradisional yang meredup,” ujarnya.

Untuk itu, dia mengatakan, pe­milik minimarket seharusnya tidak lupa mementingkan aspek keamanan. “Jangan karena se­wanya murah, minimarket ba­nyak didirikan. Tapi keamanan diabaikan,” ujarnya. [Harian Rakyat Merdeka]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA