Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Warga Cari Hiburan Murah, Pedagang Nangguk Untung

Musim Liburan Natal & Tahun Baru

Rabu, 28 Desember 2011, 08:58 WIB
Warga Cari Hiburan Murah, Pedagang Nangguk Untung
ilustrasi, kembangapi tahun baru

RMOL. Tempat-tempat rekreasi di Jakarta selalu dipadati pengunjung saat liburan. Pada musim libur Natal dan Tahun Baru, pengunjung Ancol diperkirakan hampir 1 juta orang.

Thomas, 35 tahun, memantau kedua anaknya yang sedang ber­main pasir di Pantai Carnaval, An­col. Ia peringatkan anak-anak­nya agar tidak berdiri terlalu dekat air.

Setelah itu, Thomas kembali du­duk bersama istrinya di selem­bar tikar sewaan. Namun pan­da­ngannya terus tertuju kepada ke­dua anaknya. Sesekali dia me­ngambil gambar anak-anaknya yang sedang bermain.

Kondisi cuaca yang sedikit men­dung pada Senin lalu (26/12) membuat pengunjung yang me­ngisi libur Natal betah berlama-lama di sini. Thomas yang datang dari Depok mengaku sudah berada di pantai ini sejak pukul 10 pagi.

Selain keluarga Thomas, masih ada ribuan pengunjung lain yang memadati Pantai Carnaval. Ham­pir semuanya datang mem­bawa keluarga, baik dalam rombongan kecil maupun besar. Ada juga rom­bongan warga maupun sekolah.

“Saya ke sini bersama keluarga yang jumlahnya 20 orang. Hanya kami berangkat dari rumah sendiri dan janjian bertemu di sini setelah kami rayakan Natal ber­sama,” tutur Thomas.

Kenapa memilih berlibur di pantai? “Sebenarnya kami sering ke Ancol. Dunia Fantasi, Ge­langgang Samudra dan Atlantis sudah pernah kami coba. Tapi anak-anak paling senang bermain di pantai ini,” jelas Thomas. Di sini, anak-anaknya bisa bermain pasir sambil mengasah kreatifitas membuat rumah dari pasir.

Thomas pun tak perlu merogoh kocek dalam-dalam. Ia hanya me­ngeluarkan uang Rp 150 ribu un­tuk tiket masuk dan parkir mobil.

“Di sini, kita juga tak perlu ke­luar ba­nyak untuk makan. Ka­rena bawa dari rumah itu lebih me­narik sambil gelar tikar dan ma­kan bersama keluarga,” jelas pria berkulit gelap ini.

Para pedagang dan jasa pe­nye­waan menangguk untung dari ra­mainya pengunjung. “Alham­du­lil­lah, sampai siang saya sudah bisa mengumpulkan uang sebesar Rp 500 ribu. Dan kalau tidak hu­jan, Insya Allah terus bertambah hingga libur tahun baru nanti,” kata Aceng, penyedia penyewaan tikar di Pantai Carnaval.

Di luar musim liburan, pria yang tinggal di Sunter ini hanya me­raih pendapatan Rp 100 ribu. Itu baru pendapatan kotor. Sebab dia harus menyetor sebagian pen­dapatan kepada pemilik tiker.

“Tikar-tikar ini bukan milik saya. Ini sistemnya setoran ke bos. Saya hanya mendapatkan Rp 4 ribu dari satu tiker yang disewa dengan harga Rp 15 ribu,” jelas Aceng sambil membenahi beberapa tiker yang baru diambil dari penyewa yang sudah pulang.

Untung besar juga diraih Dian, 42 tahun. Setiap Sabtu-Minggu dan hari libur warga Pademangan Jakarta Utara ini bersama sua­min­ya menyewakan ban berbagai ukuran untuk berenang di pantai.

Ban ukuran besar yang bisa di­gunakan orang dewasa di­se­wa­kan Rp 15 ribu. Sedangkan ban berukuran kecil atau untuk anak-anak Rp 10 ribu. Penyewaan ini tak ada batas waktunya.

“Kalau cuacanya seperti ini, hujan tidak tapi panas juga tidak, ba­nyak pengunjung yang me­milih berenang atau bermain air. Biasa­nya, ban-ban milik saya ini akan di­serbu oleh pengunjung,” ujar Dian.

Wanita berbadan gemuk ini me­ngatakan bila ramai ia bisa me­raih Rp 700 ribu sehari. Bah­kan pada Minggu kemarin, Dian mengantongi Rp 1 juta.

“Lumayan. Untuk usaha se­per­ti ini hanya modal di awalnya saja, yakni untuk beli ban dan mesin kompresor untuk me­mom­pa. Kalau sekarang hanya bayar keamanan dan pajak ke pihak Ancol saja,” jelasnya.

Tak semua bisa menangguk untung dari keramaian pengun­jung. Turyadi, pedagang mi­nu­man yang sehari-hari mangkal di Pantai Carnaval menyebutkan, da­gangannya tak terlalu laku

“Kalau dibilang ramai, tentu hari ini sangat ramai diban­ding­kan hari-hari biasa. Tapi ini hanya ramai orangnya, bukan pembeli­nya,” jelas dia.

Pria 45 tahun ini mengatakan kon­disi cuaca yang tidak begitu panas membuat pengunjung be­tah bermain air hingga sore hari. Kalau sudah begitu, akan sedikit sekali pengunjung yang mampir untuk membeli minum.

“Hari ramai gini, saya baru laku tidak lebih dari Rp 150 ribu. Padahal kalau ini musim panas, saya bisa mendapatkan dua hing­ga tiga kali lipat dari pendapatan sekarang,” tegasnya.

Sejumlah pedagang terlihat lebih banyak saat musim liburan ini. Menurut Turyadi, semua orang yang berdagangan di sini legal. Setiap pedagang yang ingin mangkal dan berjualan, harus daftar dulu ke koperasi untuk mendapatkan kartu resmi.

Bahkan, setiap orang yang su­dah mendapatkan kartu pun, kata dia, tidak bisa seenaknya berganti jenis dagangan yang dijual. Kalau dari awal sudah jualan minuman, dia harus tetap jualan minuman. Kalau mau ganti, lapor lagi ke koperasi.

“Jadi, semua pedagang yang ada disini itu memang sehari-hari sudah ada. Sehingga tidak mung­kin mentang-mentang liburan, lalu banyak pedagang luar yang masuk dan berdagang di sini,” katanya.

Parkir Di Jalan Protokol, Diderek

Malam Tahun Baru

Polda Metro Jaya akan me­nge­rahkan 4.000 personel untuk me­ngamankan perayaan malam ta­hun baru. Pengamanan dif­o­kus­kan pada tempat-tempat yang akan ramai dikunjung warga.

Menurut Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya, Kombes Dwi Sigit Nurmantyas, pada malam pergantian tahun pengamanan difokuskan di kawasan Monas, Ancol, Bundaran Hotel Indonesia (HI), dan Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Sedangkan esok harinya difokuskan di sejumlah tempat hiburan di Jakarta. Antara lain TMII, Ancol, dan Ragunan.

Polisi akan menindak pe­ngen­dara yang melanggar. Misalnya, pengemudi akan dimintai tang­gung jawab langsung jika terjadi kecelakaan. Mobil yang me­ngang­kut penumpang di atap akan ditilang. Begitu pula motor dengan knalpot berisik.

 â€œKami akan mengeluarkan imbauan kepada para pengguna jalan untuk untuk tertib berlalu lintas. Ini demi kelancaran ber­sama,” ujarnya di Polda Metro Jaya, kemarin.

Pengemudi yang kedapatan me­markir mobilnya di beberapa titik Jakarta pada malam tahun baru harus siap-siap di derek pe­tugas. Tempat yang dilarang parkir yakni di kawasan Monas dan jalan protokol Sudirman-Thamrin.

“Kami sudah siapkan tiga mobil derek. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi kemacetan lalulintas pada malam pergantian tahun itu. Kami sudah ber­koor­dinasi dengan Dinas Per­hu­bu­ngan DKI,” jelas Kepala Subdit Pene­gakan Hukum Ditlantas Pol­da Metro Jaya, AKBP Sudarmanto.

Polisi juga akan menindak mo­bil yang berhenti di jalan tol. Pada perayaan pergantian tahun baru dari tahun 2010 ke 2011 lalu, tol Sedyatmoko yang mengarah ke Tanjung Priok dipadati kendaraan yang parkir. Pengemudi meng­hentikan kendaraannya untuk menyaksikan pesta kembang api di Ancol. Hal ini lantas me­ngaki­bat­kan kemacetan di ruas tol tersebut.

Sudarmanto mengimbau peng­gu­na kendaraan di ruas tol agar tidak menghentikan kenda­raannya saat malam tahun baru. “Berjalan saja seperti biasanya,” kata Sudarmanto.

Guna mengantisipasi adanya penumpukan kendaraan di ruas tol saat malam tahun baru, Polda Metro Jaya menyiagakan Petu­gas Patroli Jalan Raya (PJR) di ruas tol dalam kota. “Nanti kita halau kendaraan yang parkir di tol itu,” ujarnya.

Begitu juga halnya kendaraan yang parkir di pinggir jalan s­e­per­ti Jalan Jenderal Sudirman, kawasan Monas, Bundaran Ho­tel Indonesia (HI) dan Senayan, akan diderek.

“Jadi nanti saat malam tahun baru, masyarakat yang ingin merayakan malam tahun baru itu tidak diperbolehkan parkir ken­daraan di pinggir jalan yang mengakibatkan kesumbatan lalu lintas,” katanya.

“Gubernur kan mau peluncu­ran kembang api, setelah selesai masyarakat diimbau untuk kem­bali pulang ke rumahnya. Ini kita sosialisasikan ke media dan span­duk agar masyarakat tidak jadi korban kecelakaan lalu lintas,” tambahnya.

Malam Tahun Baru, 60 Ribu Kendaraan Tumplek Di Ancol

Pihak pengelola mem­per­ki­ra­kan pada liburan tahun baru Ancol akan didatangi hampir setengah juta orang. Sebagian datang untuk merayakan malam pergantian tahun di sini. Lain­nya untuk mengisi hari libur ke esok harinya.

“Kami sudah menyiapkan ber­b­agai acara yang menarik demi menarik pengunjung un­tuk hadir dan memeriahkan ta­hun baru di Ancol. Seperti at­raksi Musikal Laskar pelangi Highlights, Dufan Defender, Russian Underwater Show, Ma­nusia Beton Ala Limbad, dan lainnya,” kata Budi Karya Su­ma­di, Direktur Utama PT Pem­bangunan Jaya Ancol. PT Pem­bangunan Jaya Ancol adalah pengelola taman rekreasi ini.

Pada puncak perayaan ma­lam tahun baru, kata Budi, pi­haknya juga menyiapkan pesta kembang api di empat titik di dalam kawasan Ancol. Tak he­ran untuk beberapa titik saja, seperti Pantai Carnaval, dia memprediksi sekitar 250 ribu pe­ngunjung akan hadir.

“Pada malam pergantian tahun di 2011 lalu, kawasan An­col Taman Impian dipadati se­kitar 280 ribu pengunjung dan sekitar 180 ribu orang pada 1 Januari 2012. Dan untuk tahun ini, kami yakin akan bertambah dengan berbagai acara yang kami gelar,” tegasnya.

Lantas bagaimana dengan ke­amanan? Kata Budi, pihak­nya bekerjasama dengan ber­bagai pihak untuk meng­ha­dir­kan 2.500 personel yang terdiri dari TNI, Polri, Satpol PP, dan lainnya.

Sejumlah sarana dan pra­sa­rana diperlukan untuk ope­ra­sio­nal pengamanan. Yakni empat posko polisi di empat lokasi (Pembibitan, Backstage, Car­na­val dan Pantai Indah),  empat anjing pengusir massa (K-9), dua unit ambulance tambahan berikut tenaga medis, empat unit perahu karet dan dua boat rescue yang disiagakan di der­maga Marina, Pantai Indah, Put­ri Duyung, Beach Pool , Der­ma­ga One, dan Jimbaran Res­to, pe­rangkat CCTV, dan tenaga pro­voost di tiap pintu-pintu masuk dan keluar Ancol  akan disiapkan.

Pihak pengelola mempred­ik­si pada malam tahun baru se­ba­nyak 45 ribu mobil dan 14 ribu motor yang masuk. Kare­na­nya, pengamanan lalu lintas perlu dilakukan demi mencegah kemacetan panjang . Tak hanya itu, di dalam areal, jalur proto­kol akses masuk, seluruh pintu masuk, dan areal parkir Ancol, pengamanan dan pengaturan lalu lintas juga akan dilakukan pada ring luar.

“Upaya pengamanan dan pe­ngaturan lalu lintas itu juga akan didukung oleh sarana dan pra­sarana seperti, 3 unit mobil de­rek  yang disiagakan di Pasar Se­ni, Pantai Carnaval dan Pan­tai Festival, penambahan signage dan rambu lalulintas,” kata Budi.

Sasaran dari penerapan stra­tegi pengamanan dan penga­tu­ran laulintas ini, menurut Budi agar  tidak terjadi keruwetan lalu­lintas. Tidak terkecuali jika terjadi lonjakan pengunjung yang dalam hitungan jam meningkat drastis.

“Kami akan meminta Jasa Mar­ga membuka semua pintu ma­suk tol, baik  di pintu Ke­ma­­yo­­ran, Ancol Timur mau­pun An­col Barat sepanjang malam hing­ga pagi hari,” kata Budi Karya.

Berdasarkan pengalaman ta­hun sebelumnya, Ancol Taman Impian memperkirakan arus lalu­lintas yang masuk pada 31 De­sember 2011 akan me­nga­lami penumpukan di Pintu Gerbang Utama (PGU).

Diperkirakan pengunjung yang datang mencapai rata-rata 35.000 orang per jam. [Harian Rakyat Merdeka]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA