RMOL. Pertandingan Pra-Kualifikasi Piala Dunia Indonesia melawan Qatar akan digelar malam ini sekitar pukul 7 malam di Gelora Bung Karno, Senayan. Dukungan suporter Timnas meredup, penjualan tiket pun sepi. Suporter Timnas kecewa karena Gonzales Cs tak pernah menang di pertandingan-pertandingan sebelumnya. Kalah 0-3 dari Iran dan kalah 0-2 dari Bahrain.
Fakta meredupnya dukungan Timnas terekam kemarin saat Rakyat Merdeka menyambangi penjualan tiket.
Seorang penjual tiket bernama Hendra, duduk-duduk santai di kursi penjualan tiket di pintu VIII Sektor 16 Gelora Bung Karno, karena tak ada pembeli. Dia memÂbuka lembar demi lembar kuÂpon yang masih menumpuk di meja.
“Lagi menghitung kupon samÂbil menunggu orang yang akan beli tiket,†kata pria berkaos putih ini.
Hendra menjual tiket untuk Kategori II atau berada di belaÂkang gawang sebesar Rp 75.000. Panitia menyiapkan 15.800 lembar tiket untuk kategori ini. Yang belum terjual 3 ribu tiket.
Untuk pertandingan ini, panitia menyiapkan 65 ribu tiket dengan berbagai kategori. Tiket VVIP diÂjual Rp 500.000 dan disiapkan sebanyak 400 lembar. Tiket VIP Barat Rp 250.000 disiapkan 400 lembar. VIP Timur seharga Rp 150.000 disiapkan 3.800 lembar. Kategori I seharga Rp 100.000 disiapkan 16.000 lembar. KateÂgori II atau dibelakang gawang seharga Rp 75.000 disiapkan 15.800 lembar. Dan Kategori III atau tribun atas seharga Rp 50.000 disiapkan 25.000 lembar.
Hendra mengaku, antusias masyarakat untuk membeli tiket pertadingan melawan Qatar sepi peminat dibanding pertandingan melawan Iran dan Bahrain. “Pada pertandingan sebelumnya, tiket sudah habis dipesan sebelum hari H,†katanya.
Sementara kemarin, tiket maÂsih banyak yang belum terjual. SeÂhingga hari ini, kemugkinan tiket masih dijual. Padahal, penjualan tiket sudah dimulai sejak Minggu (9/10).
Untuk memudahkan penjualan tiket, panitia membuka 10 loket. Tiket VVIP dan VIP barat dijual di Pintu IV sektor 7, Tiket VIP TiÂmur dibuka di Pintu IV sektor 8. Tiket kategori 1 dijual di Pintu VII sektor 13 dan 14. Tiket kaÂtegori 2 atau di belakang gawang dijual di Pintu VIII di sektor 15 dan 16. Tiket kategori 3 atau tribun atas dijual pintu III sektor 5 dan 6, kategori 3 juga dijual di Pintu V sektor 9 dan 10.
Dua jam berada di loket penÂjualan tiket kategori II, tak terÂlihat ada kerumunan pembeli tiket. Seorang pembeli tiket bernama Hermanto mengakuinya rendahÂnya dukungan ke Timnas.
Semangat pegawai pelabuhan di Tanjung Priok ini tak seheboh saat pertama kali Timnas melaÂwan Iran dan Bahrain. “SebetulÂnya saya kecewa menonton Timnas, karena dalam pertanÂdingan sebelumnya kalah terus, bahkan tidak pernah mencetak gol. Akan tetapi demi nasioÂnalisme saya masih terus memÂbeli tiket,†kata pria asal Makassar ini.
Hermanto membeli satu tiket kategori I. “Setiap kali timnas main saya selalu nonton tidak perÂnah ketinggalan,†katanya.
Hermanto menjelaskan, miÂnimÂnya penonton dalam perÂtandingan Indonesia vs Qatar dikarenakan hasil sebelumnya yang mengecawakan. “Coba kalau sebelumnya Indonesia meÂnang, pasti penontonnya memÂbludak terus,†katanya.
Dia berharap, kali ini Gonzales bisa menjebol gawang Qatar dan memenangkan pertandingan.
Membludak Atau Tidak, Itu Urusan Nomor Dua
Koordinator Panitia PeÂnyeÂlenggara Pertandingan InÂdoÂnesia vs Qatar, Mursyit meÂngaÂtakan, penjualan tiket perÂtanÂdingan yang sudah dimulai sejak Minggu (9/10) kurang mendapat antusiasme dari masyarakat.
“Memang penjualan tiket maÂsih belum terlalu bagus, di hari pertama baru sekitar dua ribu tiket lebih yang terjual. Untuk haÂri ini belum tahu berapa penÂjualan, mungkin nanti malam baru ada keterangan baru,†katanya.
Walaupun demikian, Mursyit mengaku tidak terlalu mengkhaÂwatirkannya. Pasalnya, pihaknya lebih memfokuskan pada proses pengamanan dibandingkan penÂjualan tiket.
“Konsentrasi kami memang tidak terlalu fokus di tiket. Kami hanya ingin benar-benar memÂberikan keamanan yang terbaik unÂtuk pertandingan besok. Kalau memÂbludak atau tidak, itu urusan kedua,†katanya.
Untuk pejabat dan tamu negara yang akan hadir dalam laga nanti, Mursyit menuturkan pihaknya masih belum dapat memastikan, karena belum ada konfirmasi dari protokoler istana. Meski demiÂkian, dia memastikan, Presiden FeÂderasi Sepakbola Qatar akan menyaksikan laga tersebut. “Sejauh ini, untuk kehadiran tamu negara, kami belum tahu karena belum ada rapat kordinasi dengan pihak istana. Tapi kalau dari tim Qatar, presiden fedeÂrasiÂnya yang akan datang,†katanya.
30 Ribu Orang Nonton Linkin Park Tapi Aman & Nggak Ada Petasan...
Pertandingan Timnas meÂlawan Bahrain 6 September lalu yang diwarnai ‘perang’ petaÂsan diharapkan tak terjadi lagi di pertandingan kandang keÂtiga ini. Panitia sudah meÂngantisipasi sejak dini.
Di depan loket penjualan tiÂket kategori II, panitia meÂmaÂsang spanduk setinggi tiga meÂter yang bertuliskan “Pintu maÂsuk kategori 2 disertai dengan tanda panah. Perhatian selama di stadion dilarang membawa dan menyalakan, kembang api, peÂtasan, mercon atau bahan seÂjenisnya karena akan mengÂakiÂbatkan sanksi atau denda keÂpada Indonesia. Mohon duÂkungannya atau saling mengÂingatkan demi kemajuan perseÂpakbolaan Indonesiaâ€.
Papan tersebut juga dipasang di 10 loket yang menjual tiket perÂtandingan.
Hal serupa disampaikan DiÂrekÂtur Pengelola Gelora Bung Karno (GBK) Mahfudin NiÂgara. “Kami minta semua piÂhak bisa mematuhi hak dan keÂwaÂjiban atas apa-apa yang menÂjadi tanggung jawab masing-maÂsing. Kita tak lagi berharap ada lagi petasan dan laser yang bisa mengganggu pertandingan,†harapnya, kemarin.
Nigara meminta PSSI meÂningÂkatkan pengamanan agar tidak kecolongan lagi. Selain itu, para suporter pun harus meÂmatuhi peraturan. “Pengelola GBK tak bisa lagi bertanggung jawab, karena yang dipakai peraÂturan FIFA. Dalam perÂaturan FIFA, pengelolaan seÂmuanya ada di tangan federasi. KaÂmi hanya bisa menyediakan tempat,†jelasnya.
Mahfudin pun menyoroti kinerja PSSI. “Saya pikir para peÂnonton sudah cukup dewasa. SuÂdah bisa menerima mana yang baik dan tidak. Kami meÂminta PSSI lebih meningkatkan keamanan. Mungkin bisa meÂnyisir tempat-tempat di mana bisa memasukkan petasan ke dalam stadion,†paparnya.
Menurutnya, panitia sejatinya dapat belajar perihal pengaÂmaÂnan dan pengaturan arus peÂnonÂton dari penyelenggara ajang-ajang serupa di luar negeri.
“Di luar negeri, para penonton suÂdah datang jauh sebelum perÂtandingan. Di ring satu, yang maÂsuk adalah mereka-mereka yang hanya punya tiket. SeÂmentara, di sini berkeliaran calo-caÂlo tiket. Tapi, sekali lagi saya tiÂdak mau menyalahkan,†katanya.
Mahfudin menambahkan, di luar negeri, sampai di ring dua, tiÂket mereka sudah dirobek seÂtengah. Jadi, sampai di ring satu mereka yang ada adalah mereka yang pegang tiket. Security mereka aktif,†katanya.
Bahkan, lanjutnya, pengaÂtuÂran yang rapi untuk ajang-ajang besar pun sebenarnya sudah baÂnyak diterapkan di Tanah Air, mesÂkipun bukan untuk event olahaga.
“Ambil contoh konser Linkin Park kemarin, ada 30.000 orang daÂtang. Tapi, tertib tidak ada yang bawa petasan atau botol miÂnum dari luar, selain yang meÂreka jual di dalam. Kalau mereka bisa tertib, kenapa penonton seÂpakbola tidak,†katanya.
Mahfudin melihat dalam konÂser Linkin Park security mereka aktif. Mereka membuat sekat-sekat sebelum masuk ke dalam area stadion dan penonton pun raÂpi dan mengantre. “Ketika pertandingan, security juga harusnya melihat ke penonton satu-satu,†sarannya.
Selain itu, Mahfudin berharap agar pihak keamanan yang disiagakan di area GBK nantiÂnya melakukan tugas dengan teÂgas tanpa kompromi, demi menÂjamin kelancaran pertandingan.
“Ini soal psikologi massa. Kalau penonton-penonton diÂbiarkan atau mereka cuma lihat dua atau tiga petugas, mereka pasÂti bakal melakukan. Tapi, kalau petugas tidak kompromi, mereka tidak akan berani,†katanya. [rm]
BERIKUTNYA >
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.