RMOL. Sepak terjang bekas Manager Relationship Citibank, Inong Malinda Dee dalam membobol rekening nasabah Citibank sungguh mencengangkan. Ia berhasil membobol sedikitnya 30 rekening nasabah. Duit yang digasak miliaran rupiah.
Itu terungkap dalam dakwaan jaksa penuntut umum (JPU) yang dibacakan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin lalu. Andhika Gumilang dan Ismail Bin Janim, suami siri dan adik ipar Malinda duduk sebagai pesakitan di persidangan itu.
Di antara 30 nasabah yang duitÂnya ditilep Malinda terdapat beÂberapa nama tenar. Misalnya, beÂkas komandan Korps Marinir (Dankormar) Letjen TNI (Purn) Nono Sampono, bekas gubernur DKI (alm) Ali Sadikin dan Gaby M Bakrie, adik ipar Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie.
Nono Sampono tidak menuÂtuÂpi, jika dirinya pernah menjadi naÂsabah Citibank. Ia menjadi naÂsaÂbah bank asing itu selama deÂlapan tahun. Beberapa tahun terÂakhir, dia mencium gelagat tidak baik dari Malinda.
“Sejak tahun 2002, saya adalah nasabah Citibank. Kemudian seÂjak tahun 2007, saya mulai meÂrasa ada kejanggalan,†ungkap pria yang hendak maju dalam peÂmiliÂhan gubernur Jakarta tahun depan ini.
Apa kejanggalan yang diraÂsaÂkannya? Nono menjelaskan diriÂnya kerap dipersulit ketika meÂngambil uang. “Kalau mau meÂnarik uang dalam jumlah besar wakÂtunya lama dan cenderung berÂbelit-belit. Kadang bisa seÂminggu lebih. Saya merasa ada yang tidak beres,†jelas dia.
“Saya jujur saja, satu tahun seÂbelum mencuat kasus itu saya meÂrasa tidak nyaman. Karena saya suÂdah tidak nyaman, akhirÂnya saya tarik seluruh uang saya,†lanjut dia.
Apa yang membuat Nono terÂtarik menyimpan uangnya di CiÂtibak? Nono menuturkan, ketika menjabat komandan Pasukan Pengamanan Presiden (PasÂpamÂpres) ada pihak dari Citibank yang menawarkan formula khuÂsus kepada dirinya. “Karena terÂtarik, saya kemudian mengaÂlihÂkan seluruh uang saya di sebuah bank ke Citibank,†ujarnya mengungÂkapkan alasan memilih Citibank.
Nono mengatakan, ia tidak pernah secara khusus memilih Malinda Dee untuk mengurusi rekening miliknya. Pada awalnya, kata Nono, anak buah Malinda yang disuruh maju. Lama-kelamaan uang itu ditangani langsung oleh Malinda.
Dia mengaku, tidak mengetaÂhui bagaimana mekanisme perÂgantian antara orang yang biasa menanganinya berubah menjadi Malinda. Tapi Nono tidak pernah mempermasalahkan hal tersebut.
“Awalnya bukan dia. Tetapi dua tahun setelahnya yang biasaÂnya melayani saya berubah menÂjadi Malinda. Sepertinya Malinda pasang jebakan, kaki tangannya dulu yang maju. Tapi muaranya ke dia juga,†jelas Pria kelahiran Bangkalan, Madura, Jawa Timur, 1 Maret 1953 ini.
Pria yang pernah menjabat seÂbagai Ketua Badan SAR NasioÂnal (Basarnas) bukannya diam saja mengetahui hal tersebut. Nono telah melaporkan adanya keÂjanggalan tersebut pada pimÂpinan Citibank..
“Malinda dipanggil terus diÂtegur, tapi tetap aja dia jalan terus. Karena ada kejanggalan ini, taÂhun 2009 saya tarik semua uang saya. Saya tarik secara bertahap mulai dari 2007 sampai benar-benar berÂsih tahun 2009 sesuai dengan angÂka yang saya punya,†ujarnya.
Ketika kasus Malinda Dee mencuat tahun 2011, Nono meÂngaku, secara resmi sudah bukan lagi nasabah Citibank. Ketika mengambil seluruh uangnya dari Citibank, Nono juga tidak merasa kehilangan uang sepeser pun.
“Saya beruntung angka-angka dalam catataan saya tidak beruÂbah ketika saya menarik. Saya secara angka sama sekali tidak dirugikan. Tidak berkurang sama sekali,†ujarnya.
Dalam persidangan, Jaksa peÂnuntut umum (JPU) mendakwa adik ipar Inong Malinda Dee, Ismail bin Janib (36), dalam kaÂsus pencucian uang nasabah CiÂtiÂbank. Ismail didakwa menÂjadi penampung uang nasabah yang digelapkan Malinda seÂbaÂnyak Rp 21,4 miliar.
Tercatat dua kali dana di reÂkening Citigold milik Nono diÂpindahkan Malinda, ke rekening Ismail. Yakni pada 2 November 2007 sebesar Rp 630 juta dan 23 OkÂtober 2008 sebesar Rp 500 juta.
Nono memang tidak menepis dirinya menjadi korban Malinda. Dia memperkirakan, uangnya yang diambil oleh Malinda diganÂti dengan uang dari rekening nasabah lainnya.
“Saya tidak merasa kehilangan uang. Ada kemungkinan, waktu saya menarik uang saya, dia tuÂtupi pakai uang dari rekening nasabah lain. Mungkin karena uang saya sudah dia pakai ke mana-mana,†ujarnya.
“Tanpa sepengetahuan saya, ketika saya hendak mengambil semua uang, nominal yang hilang itu dikembalikan. Uang saya sebetulnya tidak hilang, karena sesuai dengan jumlah yang saya catat,†tandasnya.
Ketika disinggung, berapa uang Nono di rekening yang diÂkelola Malinda? Pria berkumis ini enggan mengungkapkan noÂmiÂnalnya “Jumlahnya sama dengan yang saya laporkan ke KPK. Kan sebagai pejabat negara saya laporkan daftar kekayaan saya ke KPK,†jelas dia.
Meski namanya tercatat sebaÂgai korban Malinda, tapi sampai saat ini Nono belum pernah berÂkoÂmuÂniÂkasi kembali dengan piÂhak CiÂtiÂbank. Bahkan, Nono menÂdeÂngar kabar dirinya menjadi korban dari pemberitaan di media massa.
“Saya tahu dari teman-teman warÂtawan yang mengkonfirmasi hal itu kepada saya. Saya punya data lengkap setiap angka ketika saya menarik dana saya dari CitiÂbank. Karena saya orang taat asas, angka-angka itu saya laÂporkan ke KPK,†katanya.
Mendiang bekas gubernur DKI Jakarta, Ali Sadikin juga menjadi korban Malinda Dee. Duit yang digasak Malinda lebih dari Rp 2 miliar.
Dalam dakwaan JPU terhaÂdap adik ipar Malinda, Ismail bin Janim, Ali tercatat keÂhiÂlangan uang Rp 2,059 miliar. Duit tersebut dipindahbukukan secara ilegal.
Saat hal itu dikonfirmasi keÂpada putra sulung Ali, Boy SaÂdikin, dia tidak membantahnya. “Kita nggak tahu soal pemÂbobolan itu, tapi tahun 2007 baÂÂpak sedang sakit-sakitan. MeÂmang salah satu nasabahÂnya meÂmang ada nama bapak,†kata Boy.
Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta ini pun sudah meÂnanyakan perihal kasus ini keÂpada bekas sekretaris Bang Ali. Ia mengakui ada rekening Ali yang disimpan di Citibank.
“Kata mantan sekretaris baÂpak, ada yang ditransfer ke reÂkeÂning perusahaan apa gitu di Bandung,†katanya.
Sebagai ahli waris, Boy meÂngaku, tidak pernah dikontak piÂhak Citibank tentang pemÂboÂbolan rekening ayahÂnya. Termasuk soal kabar adanya penggantian dana bagi nasabah yang menjadi korÂban Malinda.
Modus yang digunakan MaÂlinda untuk membobol rekening Ali adalah dengan membuat peÂrintah transfer ke nomor rekeÂning 2761354762 milik Ismail pada 27 Maret 2007. Di dalam berita acara pengiriman uang ditulis untuk pembayaran pajak Ali Sadikin. Uang Rp 1,151 miliar pun berpindah.
Pada 26 Juli 2007 Malinda kemÂbali membobol rekening Ali. Ia mentransfer dana Rp 908 juta di rekening Ali ke rekening IsÂmail. Kali ini ditulis untuk keperÂluan first payment rent house, Jl Dharmawangsa JKT.
Rekening Adik Ipar Ical Ikut Dibobol
Keluarga Bakrie juga ada yang jadi korban Malinda Dee. Rekening Gaby M Bakrie tercaÂtat empat kali dibobol.
Lalu Mara Satriawangsa, juru biÂcara keluarga Bakrie meÂnyeÂbutkan Gaby adalah istri Indra, adik Aburizal Bakrie (Ical).
“Betul beliau menjadi nasaÂbah Citibank dan betul juga beÂliau salah satu korban. Saya suÂdah konfirmasi dengan putra beliau,†kata Lalu Mara.
Namun dia belum dapat menÂjelaskan jumlah dana yang diÂsimpan Gaby di Citibank mauÂpun yang dicuri Malinda. “Soal lain-lain, saya kira itu masuk wilayah private-nya,†ujarnya.
Meski menjadi korban, kata Lalu Mara, Gaby tak mau memÂperpanjang kasus tersebut ke ranah hukum. Sebab dia sudah mendapat jaminan dari pihak CiÂtibank bahwa dana yang diÂcuri akan diganti.
“Ibu Gaby Bakrie telah menÂdapat jaminan dari Citibank unÂtuk dibayar dan ibu telah meÂnyeÂtujui untuk tidak diperÂpanÂjang kasusnya,†katanya.
Apakah Gaby sudah menÂdapatkan penggantian? Belum jelas. Saat ditanyakan hal ini, Lalu Mara hanya menjawab singÂkat. “Kalimatnya sudah dapat jaminan dari Citibank. Jadi amanlah.â€
Dalam surat dakwaan jaksa penuntut umum disebutkan MaÂlinda mentransfer duit nasabah Citibank ke rekening adik iparnya, Ismail bin Janim.
Rekening Citigold milik Gaby termasuk yang dibobol. Tanpa sepengatahuan Gaby, Malinda memindahkan uang Rp 465,5 juta, Rp 550,5 juta, Rp 93,374 juta, dan Rp 160 juta ke rekening Ismail. [rm]
BERIKUTNYA >
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.