Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

HUT Jakarta Dirayakan Karnaval & Kemacetan

Warga Nonton Mobil Hias Sambil Gelar Tikar

Senin, 27 Juni 2011, 04:23 WIB
HUT Jakarta Dirayakan Karnaval & Kemacetan
ilustrasi, Jakarta Karnaval
RMOL.Ulang tahun Jakarta selalu dimeriahkan serangkaian acara menarik. Begitu juga perayaan HUT ke 484 tahun ini. Selain pasar malam di Pekan Raya Jakarta (PRJ) Kemayoran, juga ada kegiatan Jakarta Karnaval atau biasa disingkat Jakarnaval. Inilah hiburan bagi warga Jakarta, yang setiap hari disuguhi stres kemacetan dan polusi.

Acara Jakarnaval diseleng­ga­ra­kan Dinas Pariwisata dan Ke­budayaan DKI Jakarta, kemarin, dengan tema: Harmoni Ragam Jakarta. Kegiatan ini  bertujuan untuk meningkatkan kualitas even dan daya tarik pariwisata.  Su­dah diselenggarakan 12 tahun berturut-turut.

Secara umum, tak ada yang baru dalam acara tersebut. Se­jumlah orang di dunia maya dan ko­munitas Twitter bahkan me­nyebut Jakarnaval monoton, ka­lah dengan Karnaval kota Solo yang sangat atraktif dan bercita seni tinggi.

Jakarnaval 2011 menampilkan pawai atraksi budaya dan mobil hias. Kegiatan kali ini diikuti sekitar 2.650 peserta. Di an­ta­ra­nya 29 kelompok atraksi seni bu­daya, 23 peserta lomba mobil hias, dan 15 kelompok komunitas seperti pasukan berkuda, per­sa­tu­an mobil antik, dan lain-lain.

Rute Jakarnaval 2011 me­nem­puh dua jalur. Bagi peserta atraksi seni budaya dan komunitas ber­ge­rak dari halaman Gedung Balai Kota Pemprov DKI Jakarta, di Jalan Medan Merdeka Selatan-Jalan MH Thamrin-Bundaran HI dan kembali ke Monas. Se­dang­kan, bagi para peserta mobil hias, rute yang ditempuh adalah Ge­dung Balaikota Pemprov DKI Ja­karta-Jalan MH Thamrin-Bun­da­ran HI, dan berakhir di Monas.

Penasaran ingin melihat ke­me­riahan Jakarnaval 2011, Rakyat Merdeka mengunjungi lokasi per­helatan akbar ini di kawasan pro­tokol Jakarta Pusat. Jakarnaval dimulai pukul 15.30 WIB, tetapi, tanda-tanda keramaian terlihat sejak beberapa jam sebelumnya, di sekitar Jalan Medan Merdeka Timur. Persis di seberang Kantor Kementerian Keuangan sudah terparkir beberapa mobil hias dan dua mobil barracuda milik Brimob Polri.

Ssatu lajur jalan protokol dipa­kai untuk tempat parkir, lajur lain­nya untuk persiapan karnaval. Maka, tak pelak, terjadilah kema­cetan panjang. Kendaraan roda empat yang datang dari arah Tugu Tani terpaksa merangkak pelan-pelan agar bisa melewati jalan me­nuju Stasiun Gambir. Inilah hiburan akhir pekan bagi warga Ja­karta. Hiburan karnaval, dan derita kemacetan sekaligus.

Perhelatan Jakarnaval yang terpusat di Jalan Medan Merdeka Selatan membuat arus lalu lintas menuju jalan itu harus dialihkan. Beberapa buah portal besi di tempatkan di mulut jalan. Be­be­rapa petugas polisi dan petugas DLLAJ mengatur pengalihan jalan ini.

Setiap kendaraan yang hendak masuk ke jalan ini dihalau. Hanya pejalan kaki yang diperbolehkan melintas menuju Jalan Medan Merdeka Selatan.

Mau tak mau para pengendara harus memutari Monas, melewati Istana jika ingin berjalan ke arah Jalan Thamrin. Namun, tidak se­mua Jalan Medan Merdeka Se­latan ditutup. Jalur yang ditutup ha­nya yang menuju Bundaran Pa­tung Kuda, jalur yang mengarah sebaliknya tetap terbuka untuk di­lintasi kendaraan.

Menyusuri Jalan Medan Mer­de­ka Selatan dengan berjalan kaki, ribuan orang tampak tum­pah ruah memenuhi tempat ini. Meski acara belum dimulai, war­ga Jakarta tampak menumpuk di pembatas jalan yang berfungsi se­bagai ruang hijau. Tempat ini juga mendadak berubah fungsi men­jadi tempat parkir kendaraan bermotor.

Seolah tak mau ketinggalan me­nyaksikan Jakarnaval 2011, warga berlomba-lomba memilih spot yang strategis di sepanjang Ja­lan Medan Merdeka Selatan. Yang tiba lebih dulu boleh sedikit bersenang hati karena mendapat posisi terdepan persis di pinggir pembatas jalan yang dipasangi pa­gar besi. Sehingga dengan mu­dah bisa melihat arak-arakan yang akan melintas.

Sebagian pengunjung yang da­tang bersama keluarga, tak lupa membawa serta tikar sebagai tem­pat duduk. Tikar digelar di atas rerumputan.  Mereka tampak  menikmati makanan ringan yang dibawa dari rumah ataupun dibeli dari penjaja makanan menunggu arak-arakan lewat. Rindangnya pohon menghindarkan warga dari kepanasan.

Satu jam sebelum acara dimu­lai kelompok atraksi seni budaya  bersiap-siap di barisan paling de­pan. Mereka standby di sep­an­jang Jalan Medan Merdeka Se­latan, beberapa meter sebelum Ge­dung Balai Kota. Panas mata­hari yang menyengat tak me­le­mah­kan semangat mereka untuk tampil. Satu per satu kelompok at­ra­ksi seni budaya melakukan at­raksi. Ada yang menari, ada juga yang bernyanyi. Warga yang me­nyaksikan tampak terhibur. Be­be­rapa di antaranya tak me­nyia-sia­kan kesempatan ini untuk berfoto bersama kelompok atraksi.

Puas berjalan di sepanjang Ja­lan Medan Merdeka Selatan, <I>Rak­yat Merdeka berpindah ke Ja­lan Kebon Sirih. Sebab, di se­pan­jang jalan inilah para peserta mo­bil hias berkumpul. Me­ma­­n­faat­kan waktu yang tersisa, para pe­serta tampak merapikan hiasan yang belum selesai.

Para pengendara yang melintas di Jalan Kebon Sirih, tampak se­di­kit terhibur melihat deretan mo­bil hias yang terparkir. Beberapa pengendara memperlambat laju mo­bil sambil membuka kaca un­tuk menyaksikan mobil-mobil hias.

Beberapa pengendara sepeda motor menyempatkan menepi sejenak untuk melihat deretan mobil hias itu. Mereka terlihat terkesan keunikan dan keindahan mobil-mobil hias tersebut. Tak mau melewatkan momen ini, mereka pun berfoto di mobil hias yang dianggap unik.

Beberapa mobil hias yang cu­kup menarik perhatian ma­sya­rakat adalah milik Dinas Pa­ri­wisata dan Kebudayaan Ke­pu­lau­an Seribu, PD Pasar Jaya Pasar In­duk Kramat Jati, Dinas Perta­manan dan Pe­makaman,  Pemkot Jakarta Pusat, Pemkot Jakarta Utara.

Mobil hias milik Dinas Pari­wi­sata dan Kebudayaan Kepulauan Seribu tampak menonjolkan nuansa bawah laut melalui warna biru yang mendominasi. Biota ba­wah laut seperti ikan nemo, kuda laut dan ikan hias lainnya di­tata sedemikian rupa. Tampak juga diorama seorang penyelam leng­kap dengan peralatannya mela­ku­kan diving di antara ikan-ikan ter­sebut. Di bagian depan dipasang sebuah gurita berukuran raksasa.

Kepala Seksi Kebudayaan Suku Dinas Pariwisata dan Ke­budayaan Kepulauan Seribu, Ria Marina menuturkan, pihaknya memang mencoba menonjolkan wisata bahari Kepulauan Seribu di mobil hias.

Menurut Ria, pihaknya se­ngaja  mengekspose biota laut un­tuk mengajak m­a­syarakat men­jaga kebersihan laut yang mu­lai tercemar.

“Aliran 13 sungai Jakarta kan me­ngalir ke laut Kepuluan Seri­bu, otomatis sampah juga ter­ba­wa ke sana. Kita pengen me­nga­jak masyarakat agat menjaga ke­bersihan laut dengan tidak mem­buang sampah sembarangan,” ujarnya kepada <I>Rakyat Merdeka.

Untuk menghias mobil ini, bu­tuh waktu  tiga hari untuk me­nye­lesaikan mobil hias itu. “Mulai Rabu sampai finishing Minggu. Mulai dari mobil, sewa sound sys­tem, genset, pengisi acara, abang nona, totalnya Rp 100 juta. Mulai dari persiapan sampai hari H segitulah pengeluarannya,” ungkap Ria.

Mobil hias PD Pasar Jaya Pasar Induk Kramat Jati tak kalah me­narik. PD Pasar Jaya mencoba me­­nonjolkan nuansa buah dan sayur-sayuran. Di bagian depan mobil hias ini.  Tampak buah mang­gis berukuran besar. Se­mentara di sisi kiri dan kanannya dilekatkan replika buah anggur, alpukat, jeruk, dan wortel. Untuk bagian belakangnya tampak buah wortel, terong, jagung dan pete berukuran besar.

Humas PD Pasar Jaya Yohanes Da­ramonsidi mengatakan pihak­nya ingin menawarkan konsep Pa­sar Induk Kramat Jati sebagai pusat sayur dan buah-buahan di Jakarta. PD Pasar Jaya juga men­coba menyampaikan bahwa pasar tradisonal juga aman dan nyaman untuk berbelanja. [rm]


Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA