Acara Jakarnaval diselengÂgaÂraÂkan Dinas Pariwisata dan KeÂbudayaan DKI Jakarta, kemarin, dengan tema: Harmoni Ragam Jakarta. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas even dan daya tarik pariwisata. SuÂdah diselenggarakan 12 tahun berturut-turut.
Secara umum, tak ada yang baru dalam acara tersebut. SeÂjumlah orang di dunia maya dan koÂmunitas Twitter bahkan meÂnyebut Jakarnaval monoton, kaÂlah dengan Karnaval kota Solo yang sangat atraktif dan bercita seni tinggi.
Jakarnaval 2011 menampilkan pawai atraksi budaya dan mobil hias. Kegiatan kali ini diikuti sekitar 2.650 peserta. Di anÂtaÂraÂnya 29 kelompok atraksi seni buÂdaya, 23 peserta lomba mobil hias, dan 15 kelompok komunitas seperti pasukan berkuda, perÂsaÂtuÂan mobil antik, dan lain-lain.
Rute Jakarnaval 2011 meÂnemÂpuh dua jalur. Bagi peserta atraksi seni budaya dan komunitas berÂgeÂrak dari halaman Gedung Balai Kota Pemprov DKI Jakarta, di Jalan Medan Merdeka Selatan-Jalan MH Thamrin-Bundaran HI dan kembali ke Monas. SeÂdangÂkan, bagi para peserta mobil hias, rute yang ditempuh adalah GeÂdung Balaikota Pemprov DKI JaÂkarta-Jalan MH Thamrin-BunÂdaÂran HI, dan berakhir di Monas.
Penasaran ingin melihat keÂmeÂriahan Jakarnaval 2011, Rakyat Merdeka mengunjungi lokasi perÂhelatan akbar ini di kawasan proÂtokol Jakarta Pusat. Jakarnaval dimulai pukul 15.30 WIB, tetapi, tanda-tanda keramaian terlihat sejak beberapa jam sebelumnya, di sekitar Jalan Medan Merdeka Timur. Persis di seberang Kantor Kementerian Keuangan sudah terparkir beberapa mobil hias dan dua mobil barracuda milik Brimob Polri.
Ssatu lajur jalan protokol dipaÂkai untuk tempat parkir, lajur lainÂnya untuk persiapan karnaval. Maka, tak pelak, terjadilah kemaÂcetan panjang. Kendaraan roda empat yang datang dari arah Tugu Tani terpaksa merangkak pelan-pelan agar bisa melewati jalan meÂnuju Stasiun Gambir. Inilah hiburan akhir pekan bagi warga JaÂkarta. Hiburan karnaval, dan derita kemacetan sekaligus.
Perhelatan Jakarnaval yang terpusat di Jalan Medan Merdeka Selatan membuat arus lalu lintas menuju jalan itu harus dialihkan. Beberapa buah portal besi di tempatkan di mulut jalan. BeÂbeÂrapa petugas polisi dan petugas DLLAJ mengatur pengalihan jalan ini.
Setiap kendaraan yang hendak masuk ke jalan ini dihalau. Hanya pejalan kaki yang diperbolehkan melintas menuju Jalan Medan Merdeka Selatan.
Mau tak mau para pengendara harus memutari Monas, melewati Istana jika ingin berjalan ke arah Jalan Thamrin. Namun, tidak seÂmua Jalan Medan Merdeka SeÂlatan ditutup. Jalur yang ditutup haÂnya yang menuju Bundaran PaÂtung Kuda, jalur yang mengarah sebaliknya tetap terbuka untuk diÂlintasi kendaraan.
Menyusuri Jalan Medan MerÂdeÂka Selatan dengan berjalan kaki, ribuan orang tampak tumÂpah ruah memenuhi tempat ini. Meski acara belum dimulai, warÂga Jakarta tampak menumpuk di pembatas jalan yang berfungsi seÂbagai ruang hijau. Tempat ini juga mendadak berubah fungsi menÂjadi tempat parkir kendaraan bermotor.
Seolah tak mau ketinggalan meÂnyaksikan Jakarnaval 2011, warga berlomba-lomba memilih spot yang strategis di sepanjang JaÂlan Medan Merdeka Selatan. Yang tiba lebih dulu boleh sedikit bersenang hati karena mendapat posisi terdepan persis di pinggir pembatas jalan yang dipasangi paÂgar besi. Sehingga dengan muÂdah bisa melihat arak-arakan yang akan melintas.
Sebagian pengunjung yang daÂtang bersama keluarga, tak lupa membawa serta tikar sebagai temÂpat duduk. Tikar digelar di atas rerumputan. Mereka tampak menikmati makanan ringan yang dibawa dari rumah ataupun dibeli dari penjaja makanan menunggu arak-arakan lewat. Rindangnya pohon menghindarkan warga dari kepanasan.
Satu jam sebelum acara dimuÂlai kelompok atraksi seni budaya bersiap-siap di barisan paling deÂpan. Mereka standby di sepÂanÂjang Jalan Medan Merdeka SeÂlatan, beberapa meter sebelum GeÂdung Balai Kota. Panas mataÂhari yang menyengat tak meÂleÂmahÂkan semangat mereka untuk tampil. Satu per satu kelompok atÂraÂksi seni budaya melakukan atÂraksi. Ada yang menari, ada juga yang bernyanyi. Warga yang meÂnyaksikan tampak terhibur. BeÂbeÂrapa di antaranya tak meÂnyia-siaÂkan kesempatan ini untuk berfoto bersama kelompok atraksi.
Puas berjalan di sepanjang JaÂlan Medan Merdeka Selatan, <I>RakÂyat Merdeka berpindah ke JaÂlan Kebon Sirih. Sebab, di seÂpanÂjang jalan inilah para peserta moÂbil hias berkumpul. MeÂmaÂÂnÂfaatÂkan waktu yang tersisa, para peÂserta tampak merapikan hiasan yang belum selesai.
Para pengendara yang melintas di Jalan Kebon Sirih, tampak seÂdiÂkit terhibur melihat deretan moÂbil hias yang terparkir. Beberapa pengendara memperlambat laju moÂbil sambil membuka kaca unÂtuk menyaksikan mobil-mobil hias.
Beberapa pengendara sepeda motor menyempatkan menepi sejenak untuk melihat deretan mobil hias itu. Mereka terlihat terkesan keunikan dan keindahan mobil-mobil hias tersebut. Tak mau melewatkan momen ini, mereka pun berfoto di mobil hias yang dianggap unik.
Beberapa mobil hias yang cuÂkup menarik perhatian maÂsyaÂrakat adalah milik Dinas PaÂriÂwisata dan Kebudayaan KeÂpuÂlauÂan Seribu, PD Pasar Jaya Pasar InÂduk Kramat Jati, Dinas PertaÂmanan dan PeÂmakaman, Pemkot Jakarta Pusat, Pemkot Jakarta Utara.
Mobil hias milik Dinas PariÂwiÂsata dan Kebudayaan Kepulauan Seribu tampak menonjolkan nuansa bawah laut melalui warna biru yang mendominasi. Biota baÂwah laut seperti ikan nemo, kuda laut dan ikan hias lainnya diÂtata sedemikian rupa. Tampak juga diorama seorang penyelam lengÂkap dengan peralatannya melaÂkuÂkan diving di antara ikan-ikan terÂsebut. Di bagian depan dipasang sebuah gurita berukuran raksasa.
Kepala Seksi Kebudayaan Suku Dinas Pariwisata dan KeÂbudayaan Kepulauan Seribu, Ria Marina menuturkan, pihaknya memang mencoba menonjolkan wisata bahari Kepulauan Seribu di mobil hias.
Menurut Ria, pihaknya seÂngaja mengekspose biota laut unÂtuk mengajak mÂaÂsyarakat menÂjaga kebersihan laut yang muÂlai tercemar.
“Aliran 13 sungai Jakarta kan meÂngalir ke laut Kepuluan SeriÂbu, otomatis sampah juga terÂbaÂwa ke sana. Kita pengen meÂngaÂjak masyarakat agat menjaga keÂbersihan laut dengan tidak memÂbuang sampah sembarangan,†ujarnya kepada <I>Rakyat Merdeka.
Untuk menghias mobil ini, buÂtuh waktu tiga hari untuk meÂnyeÂlesaikan mobil hias itu. “Mulai Rabu sampai finishing Minggu. Mulai dari mobil, sewa sound sysÂtem, genset, pengisi acara, abang nona, totalnya Rp 100 juta. Mulai dari persiapan sampai hari H segitulah pengeluarannya,†ungkap Ria.
Mobil hias PD Pasar Jaya Pasar Induk Kramat Jati tak kalah meÂnarik. PD Pasar Jaya mencoba meÂÂnonjolkan nuansa buah dan sayur-sayuran. Di bagian depan mobil hias ini. Tampak buah mangÂgis berukuran besar. SeÂmentara di sisi kiri dan kanannya dilekatkan replika buah anggur, alpukat, jeruk, dan wortel. Untuk bagian belakangnya tampak buah wortel, terong, jagung dan pete berukuran besar.
Humas PD Pasar Jaya Yohanes DaÂramonsidi mengatakan pihakÂnya ingin menawarkan konsep PaÂsar Induk Kramat Jati sebagai pusat sayur dan buah-buahan di Jakarta. PD Pasar Jaya juga menÂcoba menyampaikan bahwa pasar tradisonal juga aman dan nyaman untuk berbelanja. [rm]
BERIKUTNYA >
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.