Situs ini dianggap memiliki potensi untuk mengubah pemahaman kita tentang sejarah peradaban manusia, khususnya di wilayah Nusantara. Namun klaim ini tidak luput dari kontroversi.
Hal ini disampaikan Peneliti BRIN, Prof Danny Hilman Natawidjaja saat menjadi narasumber dalam diskusi Ikatan Alumni Teknik Geologi (IAGL) Institut Teknologi Bandung bertema "Situs Gunung Padang: Kenapa Kontroversi" yang disiarkan melalui kanal YouTube, Jumat malam 11 Oktober 2024.
"Gunung Padang ini mulai kita teliti sejak tahun 2011 sampai tahun 2014. Kemudian berproses panjang sampai akhirnya kita bisa mempublikasikan Gunung Padang ini dengan cukup detail yang diterbitkan di in archaeological prospection journal," kata Danny seperti dikutip redaksi.
Salah satu puncak drama dalam perjalanan penelitian Gunung Padang adalah saat publikasi ilmiah hasil penelitian ini ditarik kembali oleh publisher.
"Retraction ini katanya atas desakan beberapa orang atau ahli yang anonim," jelas Danny.
Menurutnya, penolakan terhadap temuan yang menantang keyakinan ilmiah yang mapan bukanlah hal baru dalam sejarah ilmu pengetahuan. Banyak penemuan penting diragukan karena dianggap bertentangan dengan pandangan dominan.
Penting untuk dicatat bahwa Gunung Padang bukanlah satu-satunya warisan besar Nusantara yang belum sepenuhnya dipahami atau dieksplorasi. Banyak situs lainnya mungkin menyimpan rahasia yang dapat merevolusi pemahaman kita tentang sejarah nenek moyang bangsa Indonesia.
Penarikan publikasi ilmiah dari hasil riset Gunung Padang bukan hanya merupakan serangan terhadap para penulisnya, tetapi juga terhadap bangsa Indonesia secara keseluruhan.
"Gunung Padang bukan sekedar kontroversi dua kelompok dengan interpretasi berbeda tapi masalah kita bersama karena terkait sejarah dan fakta yang benar tentang nenek moyang bangsa," tegas Danny.
Perjalanan Gunung Padang untuk mendapat pengakuan sebagai situs warisan dunia masih terus diperjuangkan. Gunung Padang mungkin masih menyimpan sejarah yang belum terungkap.
BERITA TERKAIT: