Komisi bidang perindustrian dan BUMN DPR itu segera meÂmanggil manajemen PT DI dan Menteri BUMN Mustafa AbuÂbakar untuk menuntaskan konsep rencana bisnis dan restrukturisasi perusahaan plat merah itu.
Ketua Komisi VI DPR AirÂlangÂga Hartarto mengatakan, piÂhakÂnya telah membentuk Panitia Kerja (Panja) untuk menyehatkan PT DI agar kembali menjadi cenÂtre of excellent di bidang tekÂnoÂlogi industri pesawat di AssoÂciation of Southeast Asian NaÂtions (Asean).
“Kami memang sangat concern terhadap persoalan yang dialami PT DI, terutama keuangan. MaÂkaÂnya, beberapa waktu lalu, seÂbelum terjadinya musibah peÂsawat Merpati di Papua, kami memÂbentuk Panja untuk memÂbantu PT DI. Kami berharap, perÂusahaan ini sehat kembali,†ujar AirÂlangga kepada Rakyat MerÂdeka di Gedung DPR, Jakarta, kemarin.
Sebelumnya, bekas Menteri PerÂhubungan Jusman Syafii JaÂmal, anggota Komisi V DPR Yudi Widiana, pengamat penerbangan Dudi Sudibyo, dan Direktur PT DI Budi Santoso mendesak peÂmeÂrintah segera melakukan reviÂtalisasi PT DI.
Desakan revitalisasi ini dimakÂsudkan agar PT DI mampu meÂmenuhi kebutuhan armada peÂsaÂwat di dalam negeri dan menÂjaÂdi industri strategis di Indonesia.
Airlangga selanjutnya mengaÂtakan, pasca jatuhnya pesawat Merpati buatan China, PT DI haÂrus diberi kepercayaan penuh unÂtuk memproduksi pesawat koÂmerÂsil guna memenuhi kebuÂtuhan dalam negeri.
“Saya kira banyak sekali manÂfaatÂnya bagi transportasi dalam negeri jika PT DI diberi keperÂcaÂyaan untuk memproduksi peÂsawat komersil. Perusahaan terÂsebut harus segera diberi bantuan finansial yang signifikan,†tutur politisi Partai Golkar ini.
Berikut kutipan selengkapnya;
Panja PT DI akan memanggil Menteri BUMN dan manajemen PT DI, apa yang dibahas?
Saat ini kami masih mengatur jadwal pemanggilan mereka. DaÂlam pertemuan itu, kami meminta maÂnajemen PT DI dan Menteri BUMN membawa konsep terkait langÂkah-langkah penyehatan perÂusahaan tersebut. Kami berharap, mereka serius dalam meÂnyeÂleÂsaikan persoalan ini. Sebab, PT DI bisa makin tenggelam dalam perÂsaingan industri dirgantara jika langkah-langkah penyeÂlaÂmatÂan tidak segera dilakukan.
Upaya apa yang dilakukan unÂtuk menyelamatkan PT DI?
Beberapa langkah yang perlu diambil dalam proses restrukÂtuÂrisasi itu, yakni tambahan peÂnyerÂtaan modal negara dalam bentuk konversi utang SLA (subsidiary loan agreement), rekening dana investasi pinjaman dana talangan, pinjaman PT PPA (Perusahaan Pengelola Aset), serta suntikan dana segar untuk modal kerja perÂusahaan dalam memenuhi peÂsanan dari pembeli.
Sejumlah opsi yang ada itu menjadi kajian yang akan dibawa PanÂja dalam pembahasan peÂnyeÂhatan perusahaan. Kami akan menÂcari opsi yang paling besar damÂpak perbaikannya dan sesuai dengan kemampuan anggaran pemerintah.
Komisi VI DPR telah memiliki solusi menyehatkan PT DI, KenaÂpa itu tidak dijalankan sejak dulu?
Selama ini, salah satu penyeÂbab sulitnya melakukan peÂnguatÂÂan organisasi dan rencana kerja terÂhaÂdap PT DI karena terÂbentur MoU antara pemerintah dan IMF yang meminta peÂnuÂtupan perÂusaÂhaan BUMN straÂtegis itu. Pada periode 2004-2009 tidak ada koÂmitmen dari KeÂmenterian BUMN untuk mengÂhÂidupkan perÂusahaan itu.
Pengabaian produk pesawat yang diproduksi PT DI meruÂpaÂkan salah satu dampak dari kurang pedulinya pemerintah akibat MoU dengan IMF terseÂbut. Makanya, kami akan berÂjuang melalui Panja PT DI untuk melakukan proses politik guna meÂnyelematkan industri dirÂgantara terbesar dan satu-satunya di Asean ini.
Bukankah PT DI masih tetap berjalan?
PT DI saat ini masih berjalan dan melakukan produksi meski tanpa bantuan pemerintah. HingÂga saat ini, PT DI masih memÂbenÂtuk komponen Airbas 380. SaÂyang kalau potensi ini dimaÂtikan. Pemerintah harus memÂperÂhatikan perusahaan negara yang memiliki potensi besar, meski seÂdang menghadapi banyak perÂsoalan.
Kalau diberi tambahan modal, apakah PT DI dapat berkemÂbang?
Indonesia adalah negara kepuÂlauan. Untuk merajut pulau yang satu dengan pulau lain dibuÂtuhÂkan pesawat yang tidak memiliki penumpang yang banyak, yakni 25 sampai 50 penumpang. Di duÂnia, perusahaan yang dapat memÂproduksi pesawat jenis ini sangat terbatas. Jadi, ini merupakan prosÂpek yang sangat menjanjikan.
Kalau untuk penerbangan peÂrinÂtis, pesawat buatan PT DI seÂperti CN 235 diproduksi bersama dengan Cassa. Potensi keberÂlanÂjutannya sangat tinggi dan PT DI bisa tumbuh.
Bagaimana daya saingnya?
Khusus untuk pesawat yang suÂdah memiliki sertifikat FAA, seÂperti CN 235 di level Asean saÂngat bersaing. Potensi dirgantara Indonesia juga akan semakin beÂsar. Sebab, akan dilakukan open sky policy di Asean. PenerÂbangÂan-penerbangan jarak pendek menjadi sangat penting.
Perdagangan antar negara-neÂgara Asean juga akan semakin mÂeÂÂningkat dengan dibukanya Asean economic community. MaÂÂsa kita nggak memanfaatkan itu. Pasarnya di depan mata, kita tingÂÂgal mengisi saja.
Kapan Panja menyelesaikan peÂnyehatan PT DI?
Target kami, Panja PT DI seÂleÂsai pada masa sidang ini, seÂhingÂga penambahan anggarannya daÂpat langsung dimasukkan dalam pemÂbahasan APBN 2012. [RM]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: