Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu melihat usulan ini sangat kontraproduktif dengan kondisi daya beli masyarakat saat ini.
“Dengan tarif PPN yang belum lama dinaikkan jadi 11 persen saja daya beli masyarakat langsung anjlok, bagaimana jadinya jika tarif PPN dinaikkan kembali? Otomatis masyarakat akan menjadi korban,” kata Ecky lewat keterangan resminya, Minggu (17/2).
Tarif baru PPN dipandang akan mendorong inflasi tinggi yang membuat harga barang dan jasa semakin mahal. Hal ini akan membuat daya beli masyarakat makin terpuruk.
Selain akan lebih melemahkan daya beli masyarakat, kenaikkan tarif PPN juga berpotensi meningkatkan tekanan bagi perekonomian nasional.
“Para pelaku industri dari golongan ekonomi atas akan dengan mudah menaikan harga barangnya ketika tarif PPN bahan baku industrinya meningkat, pada akhirnya masyarakat ekonomi menengah ke bawah sebagai konsumen yang akan menanggung secara langsung kenaikan tarif PPN,” tegas Ecky.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: