“Kalau ada yang berbahagia pada hari ini, di dunia ini, tentu saja kita semua yang ada di ruangan ini. Kenapa? karena kehadiran Presiden, yang tidak hanya sebagai kepala pemerintahan tapi juga sebagai kepala negara,” kata Bamsoet akrab disapa saat menyampaikan pidatonya di acara Hari Konstitusi ke-78 RI.
Kemudian, Bamsoet enggan meneruskan pujian kepada Presiden Joko Widodo, lantaran khawatir pernyataan tersebut lantas viral di sosial media.
Bamsoet seolah-olah ingin menyampaikan bahwa kalau saja Jokowi menjadi presiden lagi lantaran menyebut Jokowi memiliki elektabilitas tinggi.
“Dan kalau saja udah deh nggak usah diterusin nanti jadi viral lagi. Karena kita tahu beliau sangat dicintai oleh rakyat di mana kepuasan publik lebih dari 80 persen,” katanya.
“Jadi istilah kita pak presiden seng ada lawan,” imbuhnya.
Legislator dari Golkar ini lantas mengklarifikasi pernyataannya yang tertunda tersebut. Dia mengaku pernyataannya di sidang tahunan MPR, DPR, DPD RI kemarin soal amandemen UUD 1945 viral di sosial media.
“Kenapa tadi saya tidak jadi meneruskan kata-kata awal saya tadi. Karena, belum apa-apa MPR kemarin sudah ramai dibicarakan. Padahal, kita hanya bicara tentang kewenangan yang kita bisa harapkan kembali dimiliki oleh MPR,” jelasnya.
“Kewenangan subyektif superlatif agar kita MPR mampu menyelesaikan berbagai persoalan yang tidak ada jalan keluarnya di Konstitusi kita,” tutupnya.
BERITA TERKAIT: