Ratusan buruh dan tani ini tergabung dalam Kesatuan Perjuangan Rakyat (KPR) yang terdiri dari beberapa elemen masyarakat. Di antaranya Serikat Petani Indonesia (SPI), Federasi Perjuangan Buruh Indonesia (FPBI), dan Serikat Mahasiswa Indonesia (SMI).
Ketua Umum KPR, Herman Abdurrahman mengatakan, dalam aksi ini para buruh dan tani memiliki empat poin tuntutan terhadap DPR dan pemerintahan Presiden Joko Widodo.
"Pertama kami menuntut jaminan sosial rakyat. Karena banyak para buruh dan tani yang jaminan sosial rakyatnya terancam oleh keberadaan RUU Pertanian dan RUU Ketenagakerjaan," ucap Herman Abdurrahman kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (24/9).
Selanjutnya, pemerintah dan DPR harus menjamin demokrasi di Indonesia seluas-luasnya. Karena, kata Herman, demokrasi di Indonesia kini telah terancam. Hal tersebut terlihat dalam pembahasan beberapa RUU yang tidak melibatkan rakyat Indonesia.
Selain itu, para buruh dan tani juga menuntut pemerintah agar segera menghapus utang dari luar negeri. Akibat utang luar negeri yang terus bertambah besar, rakyat dan negara akan semakin terbebani.
"Terakhir, sita harta para koruptor. Jangan hanya di penjara, tapi harus dirampas harta para koruptor yang telah menyengsarakan rakyat Indonesia," tandasnya.
Herman mengaku, aksi bukan hanya dilakukan di depan Gedung DPR RI. Ada ribuan massa dari buruh dan tani lain yang juga kini tengah demo di depan Istana Negara.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: