Ketua Umum Smart, Rudolf Jack Pascalis mengatakan, perolehan suara kedua terbanyak di Parlemen pada Pemilu Legislatif 2019 adalah capaian terbaik yang bisa didapatkan di tengah goncangan internal yang sangat besar saat Airlangga mulai memimpin Golkar.
"Bayangkan saat sebelum Pileg kemarin dari survei Litbang Kompas saja misalnya Golkar itu akan melorot jadi partai tengah di bawah PKB, karena saat itu kita hadapi tsunami politik usai dualisme kepemimpinan, Ketum Pak Setnov saat itu tersangkut KPK. Belum lagi Pak Idrus Marham kena KPK juga. Benar-benar dihantam badai besar," ungkap Jack di kawasan Jakarta Selatan, Jumat (13/9).
"Nah Pak Airlangga menghadapi badai besar ini dan betapa luar biasa karena akhirnya bisa jadi pemenang kedua kursi DPR RI. Jadi yang menilai kepemimpinan AH gagal jelas sangat keliru dan tidak objektif," tambahnya.
Jack menjelaskan, Airlangga menahkodai Golkar bukan dalam situasi normal sehingga capaian pada Pileg 2019 dalam waktu relatif singkat adalah sebuah prestasi luar biasa.
"Jadi melihatnya harus utuh. Justru kepemimpinan yang kuat itu teruji saat memimpin dalam kondisi badai besar dan kapal yang mungkin hampir karam bisa berlayar tegak sampai di tujuan. Itulah kepemimpinan Pak Airlangga. Dihantam dari banyak arah tetapi tetap bisa berdiri tegak," jelasnya.
Jack memahami betul bagaimana konsolidasi yang dilakukan Airlangga saat mulai memegang kendali di Partai Golkar.
"Beliau keliling seluruh Indonesia, membangkitkan lagi semangat para kader, pengurus DPD I dan II, bangun komunikasi dengan tokoh senior partai, terobosan program yang sangat diminati masyarakat, dan utamanya adalah kepemimpinan beliau yang kuat, itulah yang akhirnya membawa Golkar tetap bertahan kokoh," tandasnya.
BERITA TERKAIT: