Kenangan Bom Thamrin 2016, Berlindung Di Balik Mobil Anang Revandoko

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/mega-simarmata-1'>MEGA SIMARMATA</a>
LAPORAN: MEGA SIMARMATA
  • Rabu, 07 Agustus 2019, 11:29 WIB
Kenangan Bom Thamrin 2016, Berlindung Di Balik Mobil Anang Revandoko
Irjen Pol. Anang Revandoko/Net
HARI Rabu (7/8) ini Irjen Pol. Anang Revandoko resmi menjadi Kakor Brimob Polri.

Kapolri Jenderal Tito Karnavian memimpin serah terima jabatan (sertijab) sejumlah perwira tinggi Polri di Rupatama Mabes Polri, Jalan Trunojoyo Jakarta Selatan.

Acara dimulai Pukul 08.00 WIB.

Salah satunya yang disertijab adalah jabatan Kakor Brimob, dari Irjen Pol Ilham Salahudin kepada Irjen Pol Anang Revandoko.

Ilham dapat jabatan baru sebagai Kapolda Kalteng, jabatan yang sebelumnya diemban Anang Revandoko.

Jika berbicara tentang sosok Anang Revandoko, ia bukan orang baru di jajaran Brimob.

Sebelum menjabat sebagai Kapolda Kalteng, perwira tinggi lulusan Akpol 1988 ini menjabat sebagai Wakakor Brimob Polri.

Saat Anang menjabat sebagai Wakakor Brimob Polri itulah, ia ikut menangani Bom Thamrin yang meledak tanggal 14 Januari 2016.
 
Serangan Bom Thamrin itu merupakan aksi terorisme yang terdiri dari enam ledakan bom, dan sekaligus penembakan di Skyline Building dan Sarinah, Jalan MH. Thamrin, Jakarta Pusat.

Ledakan terjadi di dua tempat, yakni daerah tempat parkir Menara Cakrawala, gedung sebelah utara Sarinah, dan sebuah pos polisi di depan gedung tersebut.

Sedikitnya delapan orang (empat pelaku penyerangan dan empat warga sipil) dilaporkan tewas dan 24 lainnya luka-luka akibat serangan ini.

Saat kejadian Bom Thamrin meledak, saya ikut meliput ke lokasi di sekitar TKP.

Ketika itu, seusai meliput di Bareskrim Polri, saya langsung berangkat menuju ke arah Sarinah Thamrin menggunakan ojek motor dan turun di perempatan Jalan Sabang.

Persis di tengah perempatan Jalan Sabang, saya lihat ada sebuah mobil dinas polisi berhenti. Maka saya berlari kecil menuju ke balik mobil polisi itu. Sejumlah anggota Brimob Polri bersenjata lengkap ada di sekitar mobil.

Kemudian, saya hendak lari ke arah TKP peledakan bom yaitu di Skyline Building yang di lantai dasarnya terdapat Starbucks.

Tapi tiba-tiba seorang anggota Brimob di samping mobil tadi melarang saya pergi.

"Mbak jangan pergi ke sana. Sebab disana masih ada terorisnya sembunyi. Ada sniper juga yang posisinya ada di gedung itu. Tapi kita tidak tahu dia ada dimana dan mau mengarahkan tembakannya ke arah mana. Mbak jangan kemana-mana, nanti Mbak kena tembak. Tetap disini aja, kami lindungi," kata anggota Brimob itu kepada saya.

Ternyata dia diperintah Wakakor Brimob Polri, Brigjen Pol. Anang Revandoko, yang juga berdiri di sekitar mobil, untuk melarang saya pergi ke arah TKP karena sangat berbahaya.

Rupanya mobil itu adalah mobil dinas Anang selaku Wakakor Brimob Polri.

Anang memakai rompi anti peluru dan bersenjata lengkap. Ia sedang bersiap untuk memimpin langsung penyerbuan ke dalam Skyline Building.

Wajah Anang Revandoko serius sekali. Berkeringat. Dan sesekali memberi perintah. Termasuk melakukan komunikasi telepon.

Rupanya di dalam mobil Anang, ada 1 orang satpam yang bekerja di Skyline Building. Satpam itu terluka di beberapa bagian tubuhnya.

Anang memerintahkan kepada anggotanya untuk meminta kepada satpam itu menggambarkan denah Gedung Skyline, dimana letak tangga darurat dan lain sebagainya.

Saya menyapa Anang kala itu, "Selamat siang Pak Anang".

Ia cuma mengangguk kecil. Tanpa tersenyum. Wajahnya serius sekali. Dan tangannya menggenggam senjata laras panjang.

Beberapa menit kemudian, Anang dan tim dari Brimob bergerak menuju TKP untuk menyerbu masuk ke dalam.

Brimob sukses melumpuhkan serangan teroris di Skyline Building.

Besoknya, Jumat (15/1), saya bertemu lagi dengan Anang Revandoko di Mabes Polri.

Berbeda dari sebelumnya saat bertemu di lokasi Bom Thamrin, saat bertemu di Mabes Polri Anang begitu ramah dan murah senyum.

Ia baru selesai mendampingi Wakapolri Komjen Pol Budi Gunawan melaksanakan sholat Jumat. Kemudian diajak makan siang bersama di ruang kerja Budi Gunawan.

"Pak Anang, kemarin saya sapa, diam aja. Gak mau jawab", kata saya kepada Anang Revandoko saat ia dan Budi Gunawan sedang berjalan ke arah Gedung Utama Mabes Polri.

Anang tersenyum ramah, lalu menjawab, "Saya minta maaf, soalnya kemarin kan lagi tugas. Situasinya kayak begitu," jawab Anang.

Itulah kenangan bersama Anang Revandoko, saat peristiwa Bom Thamrin 2016.

Kini, pria kelahiran Semarang tgl 14 Oktober 1965 ini, menjadi orang nomor 1 di jajaran Pasukan Elite Brimob.

Selamat bertugas Jenderal, salam BRIGADE! rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA