Pose Satu Jari, Gerindra: Luhut Panjaitan Dan Sri Mulyani Harusnya Beri Contoh

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/adityo-nugroho-1'>ADITYO NUGROHO</a>
LAPORAN: ADITYO NUGROHO
  • Jumat, 19 Oktober 2018, 08:54 WIB
Pose Satu Jari, Gerindra: Luhut Panjaitan Dan Sri Mulyani Harusnya Beri Contoh
Luhut Binsar Panjaitan/Net
rmol news logo Pose satu jari saat penutupan IMF-World Bank yang dilakukan  Menteri Koordinator (Menko) Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan dan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menuai kecaman.

“Itu sangat tidak baik dan bijak. Seharusnya pejabat apalagi pimpinan bisa memberi contoh agar pilpres ini damai, transparan, terbuka, ceria, dan demokratis. Jangan malah memberi contoh yang tidak sesuai dengan peraturan UU yang ada,” ungkap politisi Gerindra, Riza Patria kepada Kantor Berita Politik RMOL di komplek DPR, Jakarta, Kamis (18/10).

Pose itu dilakukan saat Luhut bersama Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, bos IMF Christine Lagarde, Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim, dan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo berpose bareng di atas panggung.

Luhut tampak bergaya satu jari dan dia mengajak Christine Lagarde, yang sebelumnya berpose dua jari, berganti menjadi satu jari. Lagarde kemudian sempat mengganti pose menjadi satu jari. Saat itu Sri Mulyani sambil tertawa menjelaskan soal pose nomor urut di Pilpres 2019 itu. Sri Mulyani mengatakan 'two for Prabowo and one for Jokowi'.

Riza Patria menyayangkan aksi kedua pejabat itu. Mereka telah disumpah untuk patuh dan taat kepada UU. Namun justru keduanya terindikasi melanggar hukum dengan melakukan kampanye terselubung.

“Pejabat setingkat menteri diberi gaji dan fasilitas yang diambil dari pajak rakyat, tetapi ini malah tidak mematuhi UU yang ada,” demikian Riza Patria. [jto]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA