Gus Dur Pernah Menangis Melihat Kerusakan Moral PBNU

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ahmad-alfian-1'>AHMAD ALFIAN</a>
LAPORAN: AHMAD ALFIAN
  • Selasa, 23 Desember 2025, 13:57 WIB
Gus Dur Pernah Menangis Melihat Kerusakan Moral PBNU
Presiden keempat RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.
rmol news logo Mantan jurubicara Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Adhie Massardi, menilai konflik internal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) antara kelompok yang kerap disebut “Sultan” dan kelompok “Kramat Raya” sebagai konflik paling memalukan dalam sejarah organisasi keagamaan tersebut.

Menurut Adhie, akan jadi kekeliruan terbesar dalam konflik PBNU jika cara penyelesaiannya dibawa ke jalur hukum. Ia menegaskan, organisasi keagamaan seharusnya tidak disamakan dengan organisasi politik.

“Ada pandangan yang salah kalau konflik ini diselesaikan lewat jalur hukum. Ini kan organisasi moral keagamaan, beda dengan politik. Kalau di politik bukan soal benar atau salah, tapi menang atau kalah. Kalau organisasi keagamaan, yang benar itu pasti menang,” kata Adhie lewat keterangan resminya, Selasa, 23 Desember 2025.

Ia menilai, akar konflik PBNU bukan semata persoalan teknis pengelolaan tambang, melainkan masalah moralitas para pengurusnya. Adhie mengaitkan hal itu dengan penyerahan konsesi tambang kepada NU oleh Bahlil Lahadalia atas arahan Presiden Joko Widodo.

“Kira-kira presiden bilang, ‘Lil, itu NU kasih tambang biar seru,’” seloroh Adhie.

Namun, kata Adhie, persoalan menjadi rumit karena di internal PBNU terdapat lebih dari satu kepemimpinan dan kepentingan. Ketika kewenangan pengelolaan tambang hendak diserahkan kepada pihak tertentu, muncul penolakan dari 

Dalam kesempatan itu, Adhie juga mengenang peristiwa personal saat mendampingi Gus Dur di Istana Negara. Ia menceritakan bagaimana Gus Dur pernah memanggilnya bersama Gus Yahya untuk membicarakan kondisi NU.

“Gus Dur cerita terbata-bata soal NU. Dia bilang ada pimpinan NU yang dapat suap. Saya bilang, ‘Isu kali, Gus’,” kenangnya.

Namun, Gus Dur saat itu menunjukkan kekecewaan yang sangat mendalam. Menurut Adhie, Gus Dur bahkan sampai menangis karena merasa NU telah kehilangan nilai moralnya.

“Gus Dur bilang, kalau jabatan saya sebagai presiden dikomersilkan, saya bisa terima. Tapi PBNU ini kan yang bikin kakek saya. Itu saya enggak terima. Nangis dia,” pungkas Adhie. rmol news logo article
EDITOR: AHMAD ALFIAN

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA