"Kami menyaksikan langsung kondisi memprihatinkan sebagaian dari warga terdampak yang berjumlah 500.000 orang, dan 120.000 orang diantaranya tinggal di camp pengungsian selama 5 tahun," ujar Wakil Ketua Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC), Rahmawati Husein Ph.D. dalam keterangan persnya, Kamis (7/9).
Dari hasil kunjungan langsung dan juga dialog dengan berbagai pihak yang berada di lokasi saat itu, pasar yang ada masih sangat sederhana dan sangat tidak representatif. Sehingga kebutuhan pembangunanya baik secara fisik maupun secara manajemen pasar perlu ditingkatkan.
"Apalagi pasar menjadi tempat bertemunya semua kalangan dan warga dari berbagai etnis dan golongan, tersedia pasar yang representatif dan menjaga kesempatan untuk bertransaksi dengan baik, membangun kesempatan yang sama mengembangkan perekonomian, dan tentu kampanye perdamaian dan rekonsiliasi bisa berjalan secara organik dan simbolik," paparnya.
Karena itu Muhammadiyah melalui inisiatif yang disebut "Muhammadiyah Aid" melanjutkan langkah-langkah penyampaian bantuan kemanusiaan yang telah dimulai sejak setahun terakhir bersama anggota Aliansi Kemanusiaan Indonesia untuk Myanmar (AKIM).
Dengan dana masyarakat yang dihimpun oleh LAZISMU, MDMC sebagai implementor lapangan Muhammadiyah Aid segera mewujudkan komitmen bantuan berikutnya yaitu membangun Pasar Rekonsiliasi sebagai upaya pemulihan ekonomi warga, sekaligus sebagai media membangun upaya perdamaian.
Lebih lanjut Rahmawati menyampaikan bahwa rencana pembangunan Pasar Perdamaian ini akan diprioritaskan di daerah Sitway, satuan setingkat Kabupaten di wilayah Negara Bagian Rakhine, yang merupakan lokasi dengan konsentrasi camp pengungsian terbesar warga selain di Mangdaw, lokasi dimana terjadi pembantaian beberapa saat yang lalu. Diharapkan inisiasi Pasar Perdamaian di Sitway ini akan berkembang juga di Mangdaw di masa mendatang.
"Pembangunan pasar perdamaian ini merupakan bagian dari upaya pencarian solusi multi sektor dan multi layer bagi Muslim Rohingnya, yang berlangsung dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Konsepnya sejalan dengan rekomendasi utusan khusus PBB Kofi Anan dan upaya pemerintah Myanmar untuk membangun yang mereka sebut sebagai
friendly market," ungkapnya.
"Tentu juga akan sangat berkaitan dengan upaya diplomatik lain seperti efektifnya upaya dunia Internasional untuk mendesak pemerintah Myanmar menghentikan serangan kepada Muslim Rohingnya," Rahmawati yang juga Pengarah Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) tersebut.
Sebagai upaya jangka panjang untuk membangun solusi masa depan bagi Muslim Rohingnya dan juga upaya perdamaian di Rakhine-Myanmar, inisiatif ini juga sangat tergantung dari kepercayaan masyarakat untuk menyumbang melalui LAZISMU pada Nomer Rekeing 123 000 5117 371 ( Bank Mandiri) dan 009 1539 444 (BNI Syariah).
Upaya ini membutuhkan nafas panjang, karena kami tidak ingin program yang sifatnya hanya sekedar sumbangan sesaat belaka.
[zul]
BERITA TERKAIT: