Ahok-Djarot Skenario Pertama, Megawati Akan Pimpin Rapat

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/aldi-gultom-1'>ALDI GULTOM</a>
LAPORAN: ALDI GULTOM
  • Sabtu, 17 September 2016, 11:31 WIB
Ahok-Djarot Skenario Pertama, Megawati Akan Pimpin Rapat
Basuki Purnama-Megawati/Net
rmol news logo PDI Perjuangan selama ini memang belum membahas nominasi calon Gubernur dan Wakil Gubernur untuk Pilkada Jakarta 2017. Sejauh ini PDIP masih mematangkan nama-nama calon kepala daerah untuk Pilkada di kawasan timur dan tengah Indoensia.

"Selama ini kami memang belum bahas DKI Jakarta di dalam rapat DPP. Sampai kemarin masih ada banyak daerah di timur dan tengah yang belum ditetapkan," ujar Wakil Sekjen DPP PDIP, Eriko Sotarduga, dalam diskusi Sinema Politik Pilkada DKI di Cikini, Jakarta, Sabtu (17/9).

Eriko mengatakan, diharapkan pembahasan nama-nama calon untuk kawasan timur dan tengah akan beres pada Senin lusa. Dengan begitu pembahasan untuk penentuan nama calon di Pilkada Jakarta akan dilakukan Selasa atau Rabu depan.

"Senin lusa sudah bisa selesai semua, jadi paling lambat Selasa atau Rabu untuk bahas khusus mengenai DKI Jakarta," jelasnya

Seperti diketahui, pendaftaran bakal calon gubernur dan wakil gubernur di KPU DKI dijadwalkan pada 19-21 September 2016.

Mengapa pembahasan calon untuk Pilkada Jakarta dilakukan di buntut? Eriko mengatakan, karena saat ini PDIP memiliki banyak pilihan. Termasuk bisa mengusung sendiri pasangan calon, bahkan mencalonkan Cagub dan Cawagub dari kader internal.

"Mudah-mudahan dalam rapat pleno DPP yang dipimpin ketua umum akan ada hasil," ungkapnya.

Sebelumnya, Eriko mengungkapkan bahwa skenario mengusung petahana dalam hal ini Basuki Purnama (Ahok)-Djarot Saifl Hidayat menjadi skenario pertama yang dipertimbangkan.

"Tadinya kita punya tiga skenario. Pertama, calon dari hasil uji kelayakan yang ada enam nama bersama calon dari internal. Kedua, bisa usung calon sendiri dari internal dua-duanya. Dan ketiga, petahana," ungkapnya.

Namun, setelah datangnya Ahok ke DPP PDIP pada 17 Agustus lalu, terjadi perubahan karena Ahok menyatakan ingin diusung dan dicalonkan oleh PDIP. Saat itu Ahok diterima lengkap oleh DPP yang memakai seragam resmi.

"Beliau ingin mendaftar. Tetapi Ketua Umum (Megawati) mengatakan ini (Ahok) calon lama, dan tiap tahun dievaluasi. Jadi Ahok tidak usah mendaftar lagi, hanya harus ikuti mekanisme partai dan diserahkan kepada Sekjen," ujar Eriko.

"Maka itu, skenario ketiga jadi yang pertama. Skenario pertama adalah Ahok Djarot. Sekanrio kedua adalah kader-non kader. Dan skenario ketiga, kader kedua-duanya untuk Cagub dan Cawagub," lanjut dia. [ald]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA