"Kami tidak gentar dan tidak ciut nyali sedikit pun terkait sejumlah nama besar berdiri di belakang Ahok. Aneh saja ya, setingkat pejabat publik ikut nyemplung. Jangan-jangan nanti rakyat malah terabaikan," kata Koordinator Sahabat Sandiaga Uno (SSU), Anggawira, kepada wartawan, Jumat (2/9).
Namun ia mengaku heran bagaimana bisa pejabat publik terlibat sebagai tim sukses (Timses) Pilkada DKI Jakarta. Yang pasti, mereka akan sulit menjalankan skala prioritas selaku pelayan publik.
Menurutnya, prinsip demokrasi yang terbingkai dalam Pilkada bukan hanya terletak pada persoalan kalah atau menang. Tetapi, bagaimana melahirkan kepemimpinan yang berkualitas dengan mengedepankan edukasi politik.
"Masyarakat sudah kian cerdas dan mengerti akan politik yang sehat. Lantas mereka tentu akan kecewa bila urusan pelayanan publik terabaikan atau tak dikedepankan. Ini malah jadi tim pemenangan," ungkap Angga.
Sejauh ini, pejabat publik dan komisaris BUMN yang tercatat menjadi pendukung Ahok adalah Kepala BNP2TKI Nusron Wahid, Komisaris PT Danareksa Kartika Rini Djoemadi, dan Komisaris PT Jakarta International Container Terminal (JICT) Taufan Hunneman.
Menko Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan, juga diduga kuat terlibat dalam penyusunan tim sukses Ahok untuk Pilkada DKI 2017.
[ald]
BERITA TERKAIT: