PKS mengatakan, hingga saat ini, partai-partai politik Islam belum menyepakati satu pun nama calon presiden untuk diusung bersama dalam Pilpres 2014. Anehnya, lembaga survei justru sudah memposisikan capres partai Islam kalah bersaing dengan capres partai nasionalis
Ketua Bidang Kebijakan Publik DPP PKS, Hidayat Nur Wahid, menyebut kesimpulan survei tersebut terlalu prematur dan tidak mendidik masyarakat.
"Kalah bersaing dengan siapa?
Wong partai-partai Islam belum ada yang mengumumkan nama calon presiden dan calon wakilnya kok. Bagaimana sudah bisa disebut kalah?" kata Hidayat di gedung DPR, Jakarta, Senin (18/3).
Hidayat menambahkan, saat ini sejumlah parpol nasionalis sudah menggembar-gemborkan capresnya. Sementara parpol Islam belum satupun yang melakukan hal tersebut. Karena itu, terlalu prematur menyebut capres partai Islam kalah bersaing.
"Selain itu, survei juga selalu menyebutkan dengan asumsi bahwa jika pemilu dilaksanakan pada hari ini. Padahal, pemilu masih tahun depan," ucapnya.
Hidayat mencontohkan, pada pertengahan tahun 2003 survei-survei tidak menyebut-nyebut nama Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berpotensi sebagai capres.
"Kenyataannya, pada tahun 2004 malah nama SBY yang berkibar," katanya Hidayat yang juga Ketua Fraksi PKS di DPR ini.
Bagi Hidayat, nasib partai Islam tidak ditentukan oleh hasil survei. Namun, sebagai komunikasi berdemokrasi dan menyampaikan hasil kajian, sah-sah saja melakukan survei.
Bagi PKS sendiri, lanjutnya, hasil survei adalah cambuk untuk bekerja lebih baik.
"PKS tidak pernah merasa khawatir dengan hasil survei," tegasnya.
[ald]
BERITA TERKAIT: