Berdasarkan informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), kondisi suhu yang lebih panas dari biasanya merupakan kombinasi antara dampak perubahan iklim global dan pengaruh lokal, seperti kepadatan aktivitas perkotaan serta berkurangnya ruang hijau.
Kepala Dinas LH DKI Jakarta, Asep Kuswanto mengatakan, pihaknya tengah mempercepat langkah adaptasi dan mitigasi iklim melalui berbagai program lingkungan. Upaya tersebut antara lain perluasan ruang terbuka hijau, penanaman pohon di wilayah padat penduduk, serta pengendalian emisi dari transportasi dan industri.
“Jakarta tidak boleh hanya bereaksi setelah dampak terasa. Kami ingin menjadi kota yang tangguh, yang responsif terhadap perubahan iklim sekaligus berkomitmen menjaga keberlanjutan,” kata Asep di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat 24 Oktober 2025.
Asep menegaskan, Pemprov DKI Jakarta akan terus bekerja secara ilmiah, transparan, dan kolaboratif untuk melindungi lingkungan serta kesehatan masyarakat.
Menurutnya, fenomena hujan mikroplastik dan panas ekstrem menjadi pengingat bahwa perubahan perilaku kolektif dan kebijakan berkelanjutan merupakan keharusan, bukan pilihan.
“Jakarta harus menjadi contoh kota besar yang sigap menghadapi tantangan lingkungan dan berani berinovasi untuk keberlanjutan,” tutup Asep.
BERITA TERKAIT: