Di IPA Mookevart, para peserta melihat langsung bagaimana PAM Jaya memanfaatkan teknologi canggih seperti Moving
Bed Biofilm Reactor (MBBR) dan
Brackish Water Reverse Osmosis (BWRO) untuk mengolah air sungai menjadi air siap minum.
Teknologi ini juga diterapkan untuk memenuhi kebutuhan air bersih di Rusunawa Pesakih dan Masjid Raya Hasyim Asy’ari. Kunjungan ini pun bertujuan memahami lebih dalam proses penyediaan air bersih dan air minum di ibu kota.
“Teknologi yang digunakan PAM Jaya sudah semakin modern, tidak ketinggalan. Kita ingin terus lebih baik lagi," ujar Direktur Utama PAM Jaya, Arief Nasrudin, Kamis 17 April 2025.
Edu Visit ini menjadi bagian dari kampanye untuk membuka ruang komunikasi dengan publik, khususnya lewat para aktivis yang memiliki jaringan luas.
Menurutnya, PAM Jaya tetap membutuhkan masukan dari berbagai pihak agar target layanan air bersih 100 persen bisa tercapai. Rombongan juga mengunjungi Waduk Jatiluhur, sumber utama air baku bagi Jakarta yang memasok hingga 82 persen kebutuhan.
"Saya ingin ini menjadi
mouth to mouth, menjadi
marketing komunikasi dan sosialisasi kita. Untuk itu, ke depan tentu akan ada program-program lain yang bisa disinergikan," pungkasnya.
Direktur Eksekutif Komunitas Pemberdayaan Masyarakat Indonesia (KPMI), Adjie Rimbawan, menyambut baik kegiatan ini. “Kami jadi paham proses pengolahan air ternyata panjang dan butuh biaya besar. Kami mendukung penuh misi PAM Jaya,” ujarnya.
Senada dengan itu, Direktur Eksekutif KP3-I, Tom Pasaribu, mengapresiasi kinerja PAM Jaya setelah mengambil alih penuh pengelolaan air di Jakarta. Ia juga menilai penyesuaian tarif air minum sebagai hal yang wajar.
“Tarif yang naik jangan sampai membebani rakyat. Tapi kalau terlalu murah dan PAM Jaya rugi, itu juga bahaya. DPRD harus bantu cari solusi, jangan sampai PAM Jaya berutang,” tegasnya.
Ke depan, PAM Jaya berencana melakukan kunjungan serupa ke Waduk Karian dan berbagai lokasi masyarakat agar publik bisa lebih memahami pentingnya pengelolaan air bersih secara menyeluruh.

arta/Ist
BERITA TERKAIT: