Program kali ini melibatkan desainer produk dari Rumpun Gagas Unggul, Iman Setiobudy.
"Kita ini mengembangkan produk turunan. Tidak menghilangkan produk yang sudah berlangsung selama ini karena warisan turun temurun," kata Iman dalam keterangan tertulis, Sabtu (17/8).
Iman menemui para pengrajin anyaman bili di Bili Droe, Gampong Lampanah Teunong, Kecamatan Indrapuri, Kabupaten Aceh Besar. Kedatangannya sekaligus untuk memberikan pelatihan kepada para pengrajin.
Selama ini, anyaman bili biasanya dibuat menjadi produk sederhana seperti ayakan beras atau pot bunga. Oleh karena itu, ia menawarkan desain produk baru yang memiliki nilai jual lebih tinggi di pasaran.
Produk kerajinan tangan di daerah tersebut menggunakan batang tanaman bemban atau yang biasa disebut bili oleh masyarakat Aceh. Kulit tanaman tersebut memiliki kelenturan seperti rotan sehingga bisa dengan mudah dibuat anyaman.
Menurut Iman, tanaman bili mempunyai banyak keunggulan. Mulai dari jumlahnya yang melimpah hingga batang dan kulitnya yang sudah bisa digunakan meskipun usianya masih muda.
"Di Indonesia ada banyak tapi di Aceh namanya bili. Ini unik dan ini bisa menjadi penawaran kita ke pasar yang menyukai (produk) ramah lingkungan," pungkasnya.
BERITA TERKAIT: