Korban ditemukan dalam kondisi tak berdaya di lingkungan masjid pada Minggu malam (7/7). Korban diduga menjadi korban penganiayaan karena banyak luka di tubuhnya.
"Korban ditemukan di turunan masjid. Kondisinya seperti orang mabuk. Dari hari Minggu sampai meninggal, korban tak sadarkan diri," kata paman korban, Sulis Purwanto dikutip dari
Kantor Berita RMOLJateng.
Sulis menduga keponakannya itu mengalami pengeroyokan pada Minggu malam (7/7).
"Korban mengalami luka di bagian kepala, leher, dan bibir. Meninggal tadi pagi sekitar pukul 07.30," kata Sulis.
Sulis mengaku menjemput korban di masjid selepas salat Isya sekitar pukul 19.30 WIB. Namun pihak keluarga tidak berani membawa korban ke rumah sakit setelah kejadian itu.
"Awalnya sudah dibawa ke klinik 24 jam tapi dokternya tidak ada. Suruh bawa ke rumah sakit, kami tidak berani. Karena setahu saya, kalau overdosis masalahnya akan panjang," kata Sulis.
Menurut Sulis, awalnya pihak keluarga korban tidak berniat melaporkan perkara ini. Namun, mereka berubah pikiran setelah melihat luka di tubuh korban dan video kejadian. Selain itu, terdapat bercak darah di baju korban.
Ia berharap keluarga korban mendapatkan keadilan atas perkara ini dan pelaku segera tertangkap.
Sementara itu, Ketua RW 02, Darto, mengetahui Edo terkapar di pelataran masjid selepas salat Isya. Awalnya, dia tidak mengetahui adanya kejadian tersebut saat datang ke masjid.
"Waktu pulang salat, saya tanya siapa itu, katanya Edo warga RT 01. Katanya mabuk," kata Darto.
Setelah mengetahui informasi tersebut, dia langsung memberitahu pamannya bahwa Edo mabuk di masjid. Kemudian Edo dibawa pulang ke rumah.
Darto menepis bahwa Edo saat itu dianiaya. Menurutnya, tidak ada penganiayaan saat Edo ditemukan di halaman masjid.
"Tidak, tidak ada dihajar. Cuma sedang tiduran ditunggui temannya," demikian Darto.
BERITA TERKAIT: