"Para penyintas bencana hari ini diuji dengan daya reseliensinya atau daya tahan. Salah satu contoh di Demak. Demak ini yang terdampak dari satu kecamatan menjadi empat kecamatan, karena Kementerian PUPR belum bisa membendung dua tanggul yang jebol, yang lumayan lebar," kata Saidah dalam konferensi pers bertajuk "Aksi Baznas Dalam Mengatasi Bencana Banjir di Indonesia" pada Kamis (15/2).
Menurut Saidah, hanya dengan gotong royong dari seluruh masyarakat Indonesia menjadi kunci agar para korban terdampak bencana dapat dibantu dengan maksimal.
"Baznas mengajak seluruh masyakat untuk gotong royong menyelamatkan nyawa teman-teman dan saudara-saudara kita. Kami membuka dapur umum, jadi para donatur yang ingin mensupport dapur umum baik itu dana maupun natura itu sangat diharapkan karena kami harus menyiapkan dapur umum itu untuk 50 hari ke depan," ujar Saidah.
Saidah menambahkan, dalam kebencanaan Baznas bergerak dalam tiga hal yaitu kedaruratan dihandling oleh tim evakuator, kemudian tim Rumah Sakit Baznas menyediakan layanan pengobatan, kemudian bidang pendidikan yang menyediakan forum-forum psikososial untuk anak-anak.
"Kita akan melihat pasca banjir, yaitu kerugian, yang mengakibatkan munculnya kemiskinan-kemiskinan baru. Ini yang akan kita antisipasi daya dukung dari publik, jadi butuh gotong royong antara kita," demikian Saidah.
Pada Tahun 2024 ada kurang lebih 30.000 penerima manfaat dari bantuan Baznas kepada masyarakat yaitu terkait layanan dapur umum, makanan siap saji, logistik, dapur air, paket sembako, termasuk pengantaran jenazah, tenda darurat, operasi SAR, dan sumur bor.
BERITA TERKAIT: