Indonesia mendapatkan hibah alat pendeteksi gempa dan tsunami yang akan dipasang di delapan titik zona potensi bencana.
"Tadi kita diskusi bersama BMKG, juga ada partnernya dari Jepang yaitu JRP yang biasa memasang alat pendeteksi dini tsunami. Ini kerja sama antar pemerintahan Jepang dan pemerintah Indonesia," jelas Wakil Ketua DPR Agus Hermanto usai rapat tertutup di Gedung Nusantara III, Komplek Parlemen, Jakarta, Jumat (1/2).
Uji coba kelayakan alat pendeteksi gempa dan tsunami membutuhkan waktu sekitar dua sampai tiga tahun. Setelah uji coba, Indonesia akan membeli alat tersebut untuk mitigasi bencana.
"Jadi ini alat hibah diberikan tetapi kalau berhasil Indonesia akan membelinya," demikian Agus.
Kepala BMKG Profesor Dwikorita Karnawati menambahkan, kerja sama tersebut terkait peningkatan kualitas mitigasi bencana alam di Indonesia yang melibatkan pemerintah Jepang.
"Ya hibah. Semacam pilot project bersama Jepang, sekaligus melakukan uji coba kecepatan alat radar tsunami," katanya.
Alat tersebut akan dipasang di delapan titik zona potensi rawan bencana. Untuk tahap awal akan dipasang di dua titik.
"Radar tsunami ini sedang dalam tahap demonstrasi uji coba, akan dipasang di Purworejo dan Bantul," jelas Dwikorita.
[wah]
BERITA TERKAIT: