Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Eksepsi Ditolak, Sidang Lukas Enembe Tetap Lanjut

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/jamaludin-akmal-1'>JAMALUDIN AKMAL</a>
LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL
  • Senin, 26 Juni 2023, 11:31 WIB
Eksepsi Ditolak, Sidang Lukas Enembe Tetap Lanjut
Lukas Enembe menjalani sidang eksepsi di Pengadilan Tipikor, Jakarta Pusat, Senin (26/6)/RMOL
rmol news logo Majelis Hakim menolak seluruh nota keberatan atau eksepsi terdakwa Lukas Enembe. Sehingga, sidang pembuktian kasus dugaan suap dan gratifikasi proyek pengadaan barang dan jasa di lingkungan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua TA 2013-2022 tetap dilanjutkan.

"Mengadili. Menyatakan nota keberatan terdakwa Lukas Enembe dan tim penasihat hukum terdakwa tidak dapat diterima," ujar Hakim Ketua, Rianto Adam Pontoh di Pengadilan Tipikor pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Senin siang (26/6).

Hakim Ketua memutuskan seluruh nota keberatan dari terdakwa Lukas dan tim penasihat hukum dinyatakan tidak dapat diterima, berdasarkan Pasal 156 Ayat 2 KUHAP maka pemeriksaan perkara harus dinyatakan dilanjutkan.

"Menyatakan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat berwenang memeriksa dan mengadili perkara ini," kata Hakim Ketua Rianto.

Karena pemeriksaan terhadap terdakwa Lukas dilanjutkan, maka mengenai biaya perkara ditangguhkan sampai dengan putusan akhir.

"Menyatakan Surat Dakwaan Penuntut Umum nomor 44/TUT.01.04/24/05/2023 tanggal 31 Mei 2023 telah cermat, jelas dan lengkap sesuai ketentuan Pasal 143 ayat 2 huruf a dan b UU 8/1981 tentang KUHAP," terang Hakim Ketua.

Majelis Hakim memerintahkan Jaksa Penuntut Umum (JPU) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melanjutkan pemeriksaan perkara terdakwa Lukas berdasarkan surat dakwaan.

Dalam surat dakwaan, Lukas didakwa menerima hadiah yang keseluruhannya sebesar Rp45.843.485.350 (Rp45,8 miliar) bersama-sama dengan Mikael Kambuaya selaku Kepala Dinas PU Pemprov Papua tahun 2013-2017 dan bersama Gerius One Yoman selaku Kepala Dinas PUPR Pemprov Papua tahun 2018-2021.

Uang tersebut diterima dari Piton Enumbi selaku Direktur sekaligus pemilik PT Melonesia Mulia, PT Lingge-Lingge, PT Astrad Jaya, dan PT Melonesia Cahaya Timur sebesar Rp10.413.929.500 (Rp10,4 miliar).

Selanjutnya, menerima uang dari Rijatono Lakka selaku Direktur PT Tabi Anugerah Pharmindo, Direktur PT Tabi Bangun Papua sekaligus pemilik manfaat CV Walibhu sebesar Rp35.429.555.850 (Rp35,4 miliar).

Hadiah tersebut diketahui atau patut diduga diberikan agar terdakwa Lukas bersama-sama dengan Mikael dan Gerius mengupayakan perusahaan-perusahaan yang digunakan Piton Enumbi dan Rijatono Lakka dimenangkan dalam proyek pengadaan barang dan jasa di lingkungan Pemerintah Provinsi Papua TA 2013-2022.

Selain itu, Lukas juga didakwa menerima gratifikasi berupa uang seluruhnya sebesar Rp1 miliar yang berhubungan dengan jabatannya dan yang berlawanan dengan kewajiban dan tugasnya selaku Gubernur Papua periode 2013-2018.

Atas perbuatannya, Lukas didakwa dengan dakwaan Kesatu Pertama Pasal 12 huruf a UU 31/1999 sebagaimana telah diubah dengan UU 20/2001 tentang Pemberantasan Tipikor Juncto Pasal 55 Ayat 1 ke-1 KUHP Juncto Pasal 65 Ayat 1 KUHP.

Atau dakwaan Kesatu Kedua Pasal 11 UU 31/1999 sebagaimana telah diubah dengan UU 20/2001 tentang Pemberantasan Tipikor Juncto Pasal 55 Ayat 1 ke-1 KUHP Juncto Pasal 65 Ayat 1 KUHP.

Dan dakwaan Kedua Pasal 12B UU 31/1999 sebagaimana telah diubah dengan UU 20/2001 tentang Pemberantasan Tipikor.rmol news logo article
EDITOR: DIKI TRIANTO

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA