Presidium SKS Mahasiswa Chairullah menjelaskan, dukungan diberikan di tengah munculnya wacana yang menilai negatif kinerja lembaga intelijen.
"Tidak ada satu negara pun yang bisa memprediksi kapan dan di mana teror itu terjadi," ujarnya dalam surat elektronik yang dikirimkan ke redaksi, Minggu (18/6).
Oleh karena itu, ada kesadaran dan kesepakatan didunia bahwa terorisme sudah menjadi kejahatan transnasional yang perlu kebersamaan dalam pemberantasannya.
Di indonesia, sudah kesekian kali terjadi peristiwa teror, meski penindakan aparat keamanan dan intelijen telah dilakuka secara maksimal.
"Artinya, tanggung jawab pemberantasan terorisme tidak hanya oleh aparat keamanan dan intelijen semata, tetapi juga tanggung jawab semua pihak, masyarakat termasuk mahasiswa," cetus mahasiswa UBK tersebut.
Oleh karena itu, kejadian bom kampung Melayu tidak serta merta diarahkan kepada kepala BIN sebagai pihak yang patut dipersalahkan.
"Yang harus dilakukan mahasiswa adalah memberi dukungan kepada aparat keamanan dan intelijen untuk memberantas terorisme. Dukungan yang paling mudah adalah tidak saling menyalahkan aparat keamanan dalam melakukan pemberantasan terorisme," tambah Chairullah.
SKS Mahasiswa juga menyerukan kepada masyarakat untuk mendukung upaya aparat keamanan dan intelijen dalam pemberantasan terorisme. Kemudian tidak mengeluarkan pernyataan yang menyudutkan aparat keamanan dan intelijen sehingga kelompok teroris merasa mendapat dukungan.
"Dan terakhir, mendesak DPR untuk segera mengesahkan RUU Terorisme yang saat ini tidak menunjukkan tanda-tamda penyelesaian di DPR. Jika ketua Pansus Terorsisme dinilai sebagai penghambat, sebaiknya diganti saja untuk kebaikan bersama," pungkas Chairullah.
[wah]
BERITA TERKAIT: