Hal ini disampaikan Prof Basuki menjelang keberangkatan tim Emergency Medical Team (EMT) 2 BSMI pada Selasa besok, 15 April 2025, menuju Gaza, Palestina.
“Ini misi kemanusiaan bukan misi politik. Doakan diberikan kemudahan dan kesehatan. Mudah-mudahan tidak ada kendala, karena untuk masuk harus dapat izin dari Israel," kata Basuki saat jumpa pers di Pondok 47, Kramatjati, Jakarta Timur, Senin 14 April 2025.
Basuki yang juga turut serta dalam misi ini sebagai dokter spesialis ortopedi menggambarkan situasi Gaza hari ini yang sangat memprihatinkan akibat blokade berkepanjangan.
Dia membeberkan, Infrastruktur kesehatan banyak yang hancur, listrik dan air terbatas, serta obat-obatan dan peralatan medis sangat minim.
“Situasinya sulit karena embargo. Oleh karena itu kami hadir untuk membersamai mereka, menangani kasus-kasus medis yang ada,” tambahnya.
BSMI pun telah melakukan komunikasi dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dan seluruh anggota EMT yang dikirim sudah memiliki kualifikasi sesuai standar WHO. Namun, Basuki mengingatkan bahwa akses masuk tetap berada di bawah kewenangan penuh Israel.
“Penempatan kami nantinya akan mengikuti arahan dari otoritas setempat,” jelasnya.
Basuki menegaskan, misi ini sepenuhnya dibiayai dari donasi masyarakat Indonesia, tanpa dukungan dana dari pemerintah atau lembaga luar.
“Bukan hanya membawa obat, kami juga membawa harapan. Setiap nyawa yang bisa diselamatkan adalah kemenangan bagi kemanusiaan,” tandas Prof Basuki.
BERITA TERKAIT: