Pesawat itu jatuh tak lama setelah lepas landas dari Pangkalan Udara Chih Hang di Taitung, wilayah selatan Taiwan.
Menurut Angkatan Udara Taiwan, pilot pesawat yang diidentifikasi sebagai Mayor Lin berhasil keluar dari pesawat menggunakan kursi pelontar dan segera dievakuasi ke rumah sakit. Tim medis memastikan bahwa kondisinya dalam keadaan baik dan tanpa cedera serius.
Angkatan Udara menyatakan bahwa kecelakaan ini disebabkan oleh kegagalan mesin ganda. Untuk memastikan penyebab pasti dan meningkatkan keselamatan penerbangan, pihak militer telah membentuk satuan tugas khusus guna melakukan investigasi lebih lanjut.
Untuk diketahui, Taiwan terus mengembangkan industri pertahanan dalam negerinya, termasuk memproduksi pesawat latih Brave Eagle yang dikembangkan oleh Aerospace Industrial Development Corp Taiwan dan pertama kali diuji terbang pada 2020.
Namun, meski berupaya meningkatkan kemampuan pertahanan mandiri, Taiwan masih bergantung pada pasokan senjata dari Amerika Serikat guna menghadapi potensi ancaman dari China.
Sementara itu, kecelakaan ini terjadi di tengah perdebatan mengenai anggaran pertahanan Taiwan.
Presiden Lai Ching-te, dalam keterangannya kepada wartawan pada Sabtu, menyatakan harapannya agar parlemen yang dikuasai oposisi dapat meninjau kembali anggaran pertahanan yang sebelumnya dibekukan atau dipotong.
Langkah tersebut, menurut Lai, diperlukan untuk memastikan kesiapan dan dukungan penuh terhadap militer Taiwan dalam menghadapi ancaman eksternal.
Sebelumnya, pada September 2024, Taiwan sempat menghentikan sementara operasional armada jet tempur Mirage 2000 setelah salah satu unitnya jatuh ke laut.
Jet tempur buatan Prancis tersebut merupakan bagian dari kesepakatan pertahanan pada 1992 yang sempat memicu ketegangan dengan China.
Hingga kini, Mirage 2000 masih menjadi bagian penting dari armada udara Taiwan, bersama dengan jet tempur F-16 buatan AS dan Indigenous Defence Fighters yang dikembangkan secara lokal.
BERITA TERKAIT: