Langkah ini dianggap penting untuk mengakhiri serangan terhadap warga sipil yang telah berlangsung sejak 7 Oktober 2023.
“Kerajaan menyerukan kepada semua pihak Palestina dan Israel untuk memberi kesempatan pada perdamaian dan menunjukkan komitmen yang tulus dan konstruktif, jauh dari pertimbangan jangka pendek atau oportunistik,” kata Kementerian Luar Negeri, Kerja Sama Afrika, dan Ekspatriat Maroko dalam pernyataan resmi Sabtu 18 Januari 2025.
Maroko juga menegaskan harapan agar perjanjian ini dihormati sepenuhnya demi penghentian serangan terhadap warga sipil, pemulangan pengungsi, serta aliran bantuan kemanusiaan yang cukup dan tanpa hambatan.
Pernyataan tersebut merujuk pada pesan Raja Mohammed VI dalam KTT Arab terakhir yang menekankan pentingnya mencegah krisis baru yang mungkin muncul akibat penyelesaian krisis yang ada.
“Perjanjian gencatan senjata harus membuka jalan bagi proses perdamaian sejati, yang memungkinkan berdirinya Negara Palestina di dalam batas wilayah tahun 1967, dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya, dan hidup berdampingan secara damai dengan Israel,” tambah Kementerian Luar Negeri Maroko.
BERITA TERKAIT: