Perdana Menteri Haiti Garry Conille mengunjungi lokasi kecelakaan tersebut pada Minggu (15/9). Dia mengungkap bahwa beberapa korban luka parah telah dievakuasi menggunakan helikopter.
"Apa yang baru saja saya saksikan adalah pemandangan yang mengerikan," ujarnya, seperti dimuat
Reuters.
Gambar yang dirilis oleh pemerintah menunjukkan staf medis membantu seorang pria yang kaki dan kepalanya dibalut perban putih, saat ia memasuki helikopter layanan udara kemanusiaan.
Seorang saksi mata insiden tersebut mengatakan tangki bensin truk itu telah tertusuk oleh kendaraan lain, dan orang-orang bergegas ke lokasi untuk mengambil bahan bakar.
"Ada banyak orang. Mereka yang berada di dekat truk itu hancur berkeping-keping," kata pria itu, yang tidak menyebutkan namanya, dalam sebuah wawancara video dengan media lokal Echo Haiti Media.
Ketika ditanya berapa banyak orang yang mungkin tewas dalam ledakan itu, ia mengatakan sulit untuk mengatakannya.
Pengiriman bahan bakar ke daerah Miragoane telah melambat dalam beberapa minggu terakhir karena truk-truk diangkut melalui feri untuk menghindari jalan raya yang dikuasai geng di sekitar ibu kota Port-au-Prince.
Penyebaran geng-geng di ibu kota dan daerah sekitarnya telah memicu krisis kemanusiaan dengan pengungsian massal, kekerasan seksual, perekrutan anak-anak, dan kelaparan yang meluas. Keadaan darurat sekarang diberlakukan di seluruh negeri.
Badan perlindungan sipil Haiti melaporkan identitas seorang pria berusia 31 tahun dan dua pria berusia 23 tahun yang menderita luka bakar di lebih dari 89 persen tubuh mereka, dan sedang dirawat di sebuah rumah sakit di Les Cayes, di Haiti selatan.
Dua di antaranya mengalami luka bakar tingkat dua, kata badan tersebut.
Insiden serupa pada tahun 2021 di kota Cap-Haitien menewaskan sedikitnya 60 orang, setelah orang-orang juga diduga telah berusaha mengambil bahan bakar dari truk tangki.
BERITA TERKAIT: