Dengan pencapaian tersebut, Jepang resmi menjadi negara kelima setelah Amerika Serikat, Uni Soviet, China dan India yang berhasilkan mendaratkan misi mereka di Bulan.
Menurut laporan
Japan Aerospace Exploration Agency (JAXA), meski SLIM berhasil mendarat, namun pesawat itu dikhawatirkan akan dalam masalah setelah gagal menyalakan panel surya sebagai sumber tenaga.
"Namun, panel surya tidak menghasilkan listrik dan pengiriman data dari permukaan bulan menjadi prioritas," ungkap pejabat JAXA Hitoshi Kuninaka, seperti dimuat
AFP.
Dikatakan Kuninaka, JAXA akan berusaha memindahkan data yang disimpan pesawat saat mendarat di Bulan.
"Kami saat ini berupaya memaksimalkan hasil ilmiah dengan terlebih dahulu mengirimkan data ini kembali ke Bumi," ujarnya.
SLIM merupakan misi pendaratan kedua yang diluncurkan JAXA. Tahun 2022, JAXA pernah meluncurkan misi OMOTENASHI, namun mengalami kegagalan dan kehilangan kontak.
Oleh sebab itu, SLIM dirancang untuk mendarat dalam jarak 100 meter dari targetnya, dibandingkan dengan akurasi konvensional yang hanya beberapa kilometer untuk mendarat di bulan.
Teknologi pendaratan yang presisi ini akan menjadi alat yang ampuh dalam eksplorasi kutub selatan Bulan yang diprediksi memiliki sumber oksigen, bahan bakar, dan air yang potensial.
Jika berhasil, misi ini akan meningkatkan peluang kelangsungan hidup mendarat di Bulan dengan membantunya memilih lokasi terbaik untuk pembangkit listrik tenaga surya.
BERITA TERKAIT: