Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menjelaskan perkembangan diplomasi ekonomi tersebut dalam Pernyataan Pers Tahunan Menteri Luar Negeri (PPTM) untuk tahun 2024 yang digelar di Gedung Merdeka, Bandung, pada Senin (8/1).
Menlu menyebut diplomasi ekonomi Indonesia tetap memberikan hasil konkrit meski dihadapkan pada sejumlah tantangan seperti krisis ekonomi, pandemi, proteksionisme, pendekatan
me first policy, serta konstelasi geopolitik yang semakin kompleks.
"Di tengah situasi sulit, diplomasi ekonomi Indonesia mencapai hasil konkrit," tegasnya.
Lebih lanjut Menlu Retno merujuk pada upaya penguatan sektor perdagangan Indonesia dengan dunia yang mengalami perkembangan pesat sejak 2014.
"Angka perdagangan Indonesia dengan dunia di 2014 lebih dari 355 miliar dolar AS. Tahun 2023, volume perdagangan Januari sampai November tercatat lebih dari 439,19 miliar dolar AS, naik hampir 24 persen dan mengalami surplus lebih dari 33 miliar dolar AS," jelasnya.
Kemudian di bidang investasi, kata Menlu, pada 2014 realisasi investasi Asing sebesar 28, 5 miliar dolar AS. Sementara periode Januari sampai Sept 2023, nilai investasi masuk sudah mencapai masuk 37,8 miliar dolar AS atau naik lebih dari 32 persen.
Menlu RI menggarisbawahi penguatan diplomasi ekonomi melalui forum-forum internasional seperti PBB, G20, ASEAN dan tidak lupa melibatkan BUMN dan sektor swasta di dalamnya.
"Di G20, sebanyak 361 proyek senilai lebih dari 71 dolar AS disepakati. Kemudian di ASEAN, Indonesia menggagas forum Indo Pasifik yang menghasilkan 93 proyek kerja sama 38,2 miliar dolar AS," papar Retno.
Retno menyebut berbagai pencapaian yang diraih telah membuktikan bahwa diplomasi ekonomi Indonesia terus bekerja dan mendorong kesejahteraan rakyat dan meningkatkan kemandirian bangsa.
"Semua angka tersebut membuktikan bahwa economic diplomacy delivers," pungkasnya.
BERITA TERKAIT: