Lantaran selama ini Kemerdekaan Palestina masih menjadi utang yang belum terbayarkan sejak Konferensi Asia Afrika (KAA) pada 1955.
"Indonesia memilih berada di sisi sejarah yang benar, untuk membela kemanusiaan dan keadilan bagi bangsa Palestina," kata Retno dalam Pernyataan Pers Tahunan Menlu (PPTM) 2024 di Gedung Merdeka, Bandung pada Senin (8/1).
Retno mengatakan, Gedung Merdeka dipilih untuk menghidupkan kembali semangat KAA, serta mengingatkan utang yang belum terbayarkan.
"Gedung ini mengingatkan adanya satu utang kita yang belum terbayar, yaitu Kemerdekaan Palestina," ucap Retno.
Dalam pernyataannya, Retno menyoroti perang di Gaza yang berlangsung sejak 7 Oktober 2023. Sejauh ini lebih dari 21 ribu orang di Gaza kehilangan nyawa, dengan 70 persen di antaranya merupakan anak-anak dan perempuan.
Serangan Israel juga telah menghancurkan berbagai fasilitas publik, termasuk RS Indonesia di Gaza utara yang merupakan hasil sumbangsih masyarakat Indonesia.
Tidak hanya di Gaza, kekejaman Israel juga terjadi di Tepi Barat.
"Dewan Keamanan PBB tidak mampu menghentikan genosida yang berlangsung di Gaza," lanjut Retno, menyayangkan.
Kendati begitu, Retno menegaskan, Indonesia akan terus konsisten berada di garis depan bersama bangsa Palestina untuk memperjuangkan hak mereka.
Standar GandaKesempatan itu juga dimanfaatkan oleh Retno untuk menampar standar ganda negara-negara Barat yang hanya diam dan menyaksikan kekejaman Israel di Palestina.
"Kemana semua kuliah yang sering mereka berikan mengenai HAM? Bukankah bangsa Palestina mempunyai hak yang sama dengan kita semua Kenapa seakan nilai bangsa Palestina lebih rendah dari kita?" sindir Retno.
Sebagai bentuk perjuangan terhadap bangsa Palestina, Retno mengatakan akan memberikan pernyataan lisan di Mahkamah Internasional pada 19 Februari 2024 untuk memperkuat posisi hukum Palestina.
"Indonesia akan terus berjuang untuk Palestina," tegas Retno yang disambut gemuruh tepuk tangan.
BERITA TERKAIT: