Kendati demikian, kondisi Semenanjung Korea saat ini masih terjebak pada lingkaran setan pertikaian militer yang semakin parah akibat konfrontasi Amerika Serikat.
Begitu yang dipaparkan Duta Besar Korea Utara untuk Indonesia, An Kwang Il, saat membuka acara resepsi peringatan 75 tahun berdirinya Democratic People's Republic of Korea (DPRK) di Kedutaan, Jalan Sumenep, Dukuh Atas, Jakarta Pusat pada Jumat malam (8/9).
Dubes menjelaskan bagaimana AS dan Korea Selatan gencar melakukan latihan militer bersama dan menempatkan berbagai aset nuklir di semenanjung Korea sejak awal tahun ini.
"Penumpukan senjata dan ancaman militer AS sangat mengkhawatirkan," ujarnya.
Melihat kondisi tersebut, kata Dubes, Korea Utara tidak diam saja dan melaksanakan serangkaian langkah-langkah antisipasi untuk membela diri.
Namun kenyataannya, program nuklir Pyongyang yang ditunjukkan sebagai upaya untuk melindungi kedaulatan justru mendapat kecaman dari banyak pihak.
Dubes menegaskan bahwa tidak ada satu orang pun yang mampu menghentikan niat baik Korea Utara dalam membela stabilitas dan keamanan kawasan.
"Tidak seorang pun dapat membantah pelaksanaan hak membela diri sebuah negara berdaulat ini," tegasnya.
Turut hadir dalam acara tersebut, Duta Besar (Dubes) China Lu Kang, Dubes Palestina Zuhair Al-Shun, Dubes Suriah Abdulmonem Annan, Dubes Laos Phomma Sidsena dan Deputy Head of Mission of Russia, Veronica Novoseltseva.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: