Pemerintah mengatakan pihaknya telah membeli tujuh perangkat untuk polisi perbatasan yang tujuannya memutus rute penyelundupan dari Balkan.
“Peralatan baru ini sangat membantu kami dalam memerangi penyelundupan kriminal di satu sisi, tetapi juga dalam menyelamatkan nyawa,” kata Kepala Polisi Federal Michael Takacs, seperti dikutip dari
The National, Jumat (4/8).
“Akan sangat sulit bagi kejahatan terorganisir untuk melakukan kegiatan ilegal di sini di tanah Austria," katanya.
Detektor detak jantung sudah digunakan oleh Pasukan Perbatasan Inggris untuk memeriksa truk yang memasuki Terowongan Channel dari Prancis. Alat itu juga dapat digunakan untuk menemukan korban gempa yang terjebak di bawah reruntuhan.
Enam perangkat akan digunakan di wilayah Austria, di mana penyeberangan perbatasan dapat melihat ribuan truk masuk per hari.
Satu lagi akan digunakan pada operasi polisi di negara terdekat, seperti Serbia dan Hongaria.
Para menteri juga berencana membeli 50 drone untuk polisi perbatasan dan tujuh kendaraan lagi dengan pencitraan termal.
“Kita perlu terus menginjak rem suaka secara intensif,” kata Karner dalam konferensi pers di dekat perbatasan Hongaria.
Dia memuji tindakan keras Austria yang telah berhasil memaksa penyelundup memindahkan operasi ke negara tetangga seperti Slovenia dan Italia.
Orang-orang dari Tunisia, India, Maroko, Bangladesh, dan negara-negara tertentu lainnya, dianggap oleh para menteri Austria tidak memiliki peluang untuk mendapatkan suaka. Lebih dari 4.300 aplikasi telah ditolak mentah-mentah tahun ini.
"Sejak musim panas lalu, jumlah permohonan suaka turun 30 persen," kata Karner.
Dia mengatakan 18.000 orang lainnya telah meninggalkan Austria secara sukarela setelah menyadari bahwa mereka tidak memiliki prospek suaka.
BERITA TERKAIT: