Seperti dikutip dari
Reuters, langkah ini juga menandai berakhirnya penggunaan jaringan pipa era Soviet yang melintasi Ukraina, yang selama ini menjadi jalur penting ekspor gas Rusia, karena Ukraina menolak memperpanjang perjanjian transit gas dengan perusahaan energi milik negara Rusia, Gazprom.
"Era Eropa yang bergantung pada gas Rusia sudah berakhir. Saatnya memangkas sepenuhnya keuntungan energi Rusia yang digunakan untuk pendanaan perang," kata Menteri Luar Negeri Ukraina Andrii Sybiha di platform X.
Penangguhan ini berdampak signifikan, mengingat Austria menjadi penerima utama gas melalui jalur tersebut.
Meski demikian, Kanselir Austria Karl Nehammer memastikan bahwa negaranya telah mempersiapkan diri menghadapi penghentian ini.
"Tidak ada rumah yang akan kekurangan pemanas karena fasilitas penyimpanan gas kami telah mencukupi," kata Nehammer kepada wartawan.
Perusahaan energi Austria, OMV, menyatakan kesiapan untuk mengatasi penghentian pasokan ini dengan mengimpor gas dari Jerman, Italia, dan Belanda.
Konflik kontrak antara OMV dan Gazprom turut mempengaruhi penghentian pasokan tersebut, yang juga disebut sebagai sinyal tekanan politik Moskow terhadap Barat.
Beberapa negara Eropa telah beralih ke sumber gas lain, termasuk gas alam cair dari Amerika Serikat, sejak pasokan Rusia berkurang akibat perang. Austria sendiri tercatat menjadi pembeli awal gas Rusia sejak tahun 1968.
BERITA TERKAIT: