Kabar itu diungkap oleh seorang anggota parlemen berpengaruh yang mengetuai majelis rendah komite pertahanan parlemen, Kolonel Jenderal Andrei Kartapolov, dalam sebuah pernyataan seperti dikutip dari
Reuters pada Jumat (30/6).
Menurut penuturan Kartapolov, setiap yang akan bertempur harus menandatangani kontrak militer dengan Kementerian Pertahanan.
Sementara itu, Bos Wagner, disebut Kartapolov adalah satu-satunya pihak yang belum menyetujui perjanjian tersebut.
"Semua orang mulai menerapkan keputusan ini. Semua orang kecuali Tuan Prigozhin," ungkapnya.
Oleh sebab itu, kata Kartapolov, Kremlin memutuskan untuk tidak melibatkan tentara bayaran Wagner lagi dalam perang.
"Prigozhin diberitahu bahwa kelompok Wagnernya tidak akan lagi bertempur di Ukraina karena dia menolak menandatangani kontrak," terangnya.
Dengan tidak lagi bergabung dalam perang melawan Ukraina, maka Wagner tidak akan menerima aliran dana dari pemerintah Rusia.
Menurut Kartapolov, ada kemungkinan bahwa pemberontakan Wagner akhir pekan lalu berkaitan dengan pemutusan kontrak perang tersebut.
"Prigozhin melakukan pengkhianatan karena ambisi dan kebutuhannya terhadap uang pemerintah," ungkapnya.
Pada 11 Juni lalu, Prigozhin mengatakan bahwa para pejuang Wagner tidak akan menandatangani kontrak apa pun dengan Menteri Pertahanan Sergei Shoigu.
Ia menaruh benci pada Shoigu karena dinilai gagal memenuhi kebutuhan Wagner selama perang di Bakhmut Ukraina.
Kebencian itu berakhir dengan upaya kudeta yang digelar pada Sabtu (24/6), di mana Prigozhin mengaku berhasil menguasai pangkalan militer di wilayah Rusia Selatan.
Tetapi ketegangan itu hanya terjadi beberapa jam, setelah kesepakatan dibuat dan Bos Wagner bersedia mengasingkan diri ke Belarusia, sehingga ia akan terbebas dari hukuman Kremlin.
BERITA TERKAIT: