Menurut mahasiswa Indonesia di Sudan, Rif'an Ali Hafidz, situasi negara tersebut selama dua hari terakhir sangat genting dan mencekam. Selain suara pesawat dan dentuman keras peluru yang menggetarkan dinding rumah warga, beberapa oknum RSF juga mencoba dua kali untuk merangsek masuk asrama Universitas Islam Afrika (IUA) di Khartoum.
"Pada Sabtu malam (15/6), sekitar pukul 11 malam (waktu setempat), dua oknum pasukan RSF menyusup ke lantai empat gedung Umar asrama maududi IUA," kata Rif'an, yang anggota Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) kepada redaksi pada Senin malam (17/4).
Namun aksi oknum RSF itu digagalkan penjaga asrama yang mengusir dan memaksa mereka untuk keluar.
Menurut Rif'an, alasan dua personel RSF masuk disinyalir guna mencari posisi siaga yang nyaman untuk melancarkan tembakan ke arah lawan.
Tidak sampai di situ, pada Minggu pagi (16/4), beberapa oknum RSF kembali berusaha menyusup ke dalam gedung fakultas bahasa IUA, yang masih satu wilayah dengan asrama maududi.
"Ada upaya beberapa oknum RSF merangsak masuk ke gedung fakultas bahasa IUA, kemudian disusul terjadinya bentrokan di belakang asrama maududi," ujarnya.
Rif'an mengatakan, per Senin (17/4), kawasan asrama dikonfirmasi sudah bersih dari oknum tersebut.
Selain personel RSF, informasi dari mahasiswa di dalam Asrama menyebut tujuh orang pasukan berseragam tentara juga masuk ke dalam Masjid Atiq IUA kemudian mengganti pakaiannya dengan tetap membawa senjata di tangan.
Kondisi bentrokan militer Sudan disebut sangat buruk, sebab terjadi di kawasan padat penduduk, di mana WNI banyak tinggal di sana.
Sebuah laporan dari PCIM Sudan menyebut salah satu rumah WNI disusupi oknum pasukan tentara dengan memanjat tembok.
BERITA TERKAIT: