Di saat bersamaan Tel Aviv tetap memberlakukan blokade ketat atas Jalur Gaza yang menyebabkan penduduk Palestina menghadapi kelaparan parah.
Dalam pernyataan yang disiarkan Radio Angkatan Darat, Kementerian Luar Negeri Israel mengatakan bantuan darurat itu akan meliputi pasokan medis dasar, peralatan pemurnian air, dan paket makanan.
Bantuan tersebut diawasi langsung oleh Menteri Luar Negeri Gideon Saar.
“Israel akan memberikan bantuan darurat kepada Sudan Selatan menyusul wabah kolera yang telah menyebar sejak September 2024,” ujar Kementerian Luar Negeri Israel dalam siaran resmi, seperti dimuat
Middle East Monitor, Selasa, 19 Agustus 2025.
Namun, langkah ini menuai sorotan tajam karena Israel pada saat yang sama menutup semua penyeberangan ke Gaza sejak 2 Maret 2025, yang mencegah masuknya konvoi bantuan kemanusiaan dan hanya mengizinkan sebagian kecil yang jauh di bawah kebutuhan.
Siaran publik Israel, KAN, melaporkan pengumuman bantuan ke Sudan Selatan muncul di tengah laporan diskusi dengan Juba mengenai kemungkinan pemindahan penduduk Gaza ke wilayahnya, meski pemerintah Sudan Selatan telah membantah adanya perjanjian tersebut.
Awal bulan ini, sejumlah media asing mengabarkan Sudan Selatan memberikan persetujuan awal untuk menerima warga Palestina yang terusir dari Gaza dengan imbalan investasi Israel. Juba membantah klaim itu, menyebutnya tidak berdasar.
Data terbaru menunjukkan lebih dari 61.900 warga Palestina terbunuh sejak kampanye militer Israel dimulai pada Oktober 2023. Agresi tersebut menghancurkan sebagian besar wilayah Gaza dan membawa penduduknya ke ambang kelaparan massal.
BERITA TERKAIT: