Protes darurat itu diserukan oleh berbagai LSM dan kelompok kampanye solidaritas Palestina, termasuk Friends of Al Aqsa, Forum Palestina di Inggris, dan Stop the War Coalition.
Jaringan Anti-Zionis Yahudi dan Suara Yahudi untuk Buruh juga termasuk di antara para peserta demonstrasi.
Menentang serangan Israel baru-baru ini terhadap Palestina, massa meneriakkan slogan-slogan solidaritas dengan Palestina, termasuk, "Bebaskan Palestina."
Bersamaan dengan bendera Palestina, pengunjuk rasa membawa tanda-tanda yang berbunyi: "Berhenti mempersenjatai Israel", "Akhiri Apartheid Israel", "Sanksi terhadap Israel" dan "Gaza, akhiri pengepungan."
Direktur Kampanye Solidaritas Palestina (PCS) Ben Jamal berorasi bahwa mereka berada di sana lagi karena serangan brutal Israel terhadap warga Palestina.
"Kami di sini karena sekali lagi Israel membom warga Palestina di Gaza dan kami di sini karena, sejak awal 2023, Israel telah membantai warga Palestina," katanya, seperti dikutip dari
Anadolu Agency, Sabtu (8/4).
Saudah Badat, dari Friends of Al Aqsa, juga ikut menyuarakan keprihatinan saat pasukan Israel menyerang jamaah Palestina di Masjid Al-Aqsa di bulan suci Ramadhan.
"Menyerang tempat ibadah mana pun harus dianggap sebagai tindakan teror," katanya.
Mengkritik representasi laporan sejumlah media tentang apa yang terjadi di wilayah tersebut, dia menekankan bahwa itu bukan bentrokan, atau konflik antara pihak yang setara, melainkan serangan brutal akibat kebijakan apartheid.
Tentara Israel melancarkan serangkaian serangan udara pada Jumat pagi terhadap sasaran di Gaza, mengatakan mereka adalah sasaran kelompok Hamas.
Ada ketegangan yang semakin meningkat dalam beberapa hari terakhir setelah pasukan Israel menyerang jamaah di Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur yang diduduki.
BERITA TERKAIT: