Seperti dikutip dari RT, Rabu (25/1), Zelensky menandatangani dekrit pada 23 Januari, yang menyetujui proposal Dewan Keamanan dan Pertahanan Nasional untuk memberi sanksi kepada 21 pemimpin dan pendeta Gereja Ortodoks Rusia.
Mereka yang terkena sanksi termasuk Mikhail Gundyaev, keponakan kepala gereja Patriark Kirill, yang secara terbuka mendukung invasi Rusia.
Kepala Dewan Spiritual Persatuan Kristen Injili Rusia (Pentakosta), Sergei Ryakhovsky, juga dikenai sanksi.
"Sanksi telah diberlakukan terhadap 22 orang - warga Rusia yang mendukung teror dan politik genosida dengan kedok spiritualitas," kata Zelensky dalam pidato videonya.
UOC, yang memiliki hubungan bersejarah dengan Gereja Ortodoks Rusia, telah menjadi sasaran tindakan keras Ukraina sejak November. Badan keamanan domestik SBU mulai menggerebek biara dan properti gereja lainnya, dilaporkan mencari bukti kolusi dengan Rusia.
"Gereja-gereja mungkin menyembunyikan sabotase, menimbun senjata atau terlibat dalam pengkhianatan," kata lembaga itu.
Pada bulan Desember, Ukraina juga memberikan sanksi kepada para pemimpin dan anggota klerus dari Gereja Ortodoks Ukraina- Patriarkat Moskow (UOC-MP), sebuah afiliasi dari Gereja Ortodoks Rusia, yang menjadi sasaran beberapa serangan SBU sebelumnya.
Laporan media juga mengungkapkan bahwa awal Januari 2023 Zelensky mencabut kewarganegaraan 13 pendeta UOC dari kewarganegaraan Ukraina.
BERITA TERKAIT: