Hal itu dikatakannya saat ia memimpin pertemuan Pusat Administrasi Situasi Covid-19 (CCSA) pada Jumat (9/7) sore. Pertemuan itu membahas tentang sejumlah langkah ketat termasuk pemberlakuan jam malam di sejumlah provinsi mulai Senin (12/7).
Prayut mengarahkan pihak berwenang untuk menekan infeksi baru selama periode semi-lockdown. Semua langkah harus diambil untuk memerangi wabah dan disesuaikan agar lebih tepat sasarn dalam mengatasi penyebaran virus yang cepat.
Setiap bulannya, Prayut menerima gaji sebesar 125.590 baht (sekitar 55,8 juta rupiah), yang merupakan gabungan dari gaji pokok 75.900 baht (sekitar 33,7 juta rupiah) dan tunjangan jabatan 50.000 baht (sekitar 22,1 juta rupiah). Dia sendiri tidak menerima gaji sebagai menteri pertahanan, seperti dilaporkan
Bangkok Post.
Pemotongan gaji juga akan diikuti oleh anggota kabinet lainnya. Di Thailand, seorang anggota kabinet yang memiliki lebih dari satu jabatan hanya menerima gaji dari satu posisi, posisi dengan bayaran tertinggi.
Thailand mencatat rekor tertinggi 75 kematian pada hari Rabu dan jumlah infeksi baru tertinggi kedua, 9.276, pada hari Kamis. Jumlah infeksi harian tertinggi adalah 9.635 pada 17 Mei. 72 kematian lainnya tercatat pada hari Jumat.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: