Mulai awal pekan depan, pihak berwenang meminta warga untuk menyerahkan senjata mereka ke kantor keamanan terdekat.
"Setiap orang yang diketahui memiliki senjata api setelah Selasa (15/12) akan dimintai pertanggungjawaban oleh hukum," ujar Pejabat Eksekutif Administrasi Sementara Mulu Nega dalam konferensi pers, seperti dikutip
Anadolu Agency, Minggu (13/12).
Mulu menuturkan, pihak berwenang akan melakukan operasi pencarian senjata api ke setiap rumah warga mulai Rabu (16/12), termasuk di ibukota Mekelle.
Sementara itu, mulai Senin (14/12), ia mengumumkan Tigray akan melanjutkan aktivitas bisnis dan kegiatan lainnya seiring dengan berakhirnya operasi militer.
Konflik di Tigray pecah pada 4 November, ketika pemerintahan Perdana Menteri Abiy Ahmed melancarkan operasi penegakan hukum terhadap Front Pembebasan Rakyat Tigray (TPLF).
Kemudian pada 28 November, Abiy Ahmed mengumumkan berakhirnya operasi tersebut karena pasukan federal telah menguasai Mekelle.
Konflik Tigray dipercaya telah memakan ribuan korban jiwa. UNHCR menyebut, sekitar 50 ribu warga Ethiopia mengungsi ke Sudan akibat konflik itu.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: