Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Menilik Pasang Surut Kedekatan Hubungan Indonesia Dan Turki

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Selasa, 20 Oktober 2020, 15:05 WIB
Menilik Pasang Surut Kedekatan Hubungan Indonesia Dan Turki
Dutabesar RI untuk Turki, Lalu Muhamad Iqbal/RMOL
rmol news logo Hubungan antara Turki dan Indonesia sudah terbangun, bahkan sebelum Republik Turki dan Republik Indonesia muncul. Keduanya sudah saling menjalin kedekatan sejak abad ke-15.

Terlihat ketika Kerajaan Samudra Pasai, yang merupakan kerajaan Islam pertama di Indonesia, meminta bantuan Kesultanan Ottoman untuk mengirimkan jamaah haji ke tanah suci.

"Ketika itu, jamaah haji yang berangkat ke tanah suci dihalang-halangi kekuatan maritim Portugis dan Belanda yang menguasai Semenanjung Malaya," ujar Dutabesar RI untuk Turki, Lalu Muhamad Iqbal dalam kuliah umum daring bertajuk "Peran Indonesia dan Turki dalam Memajukan Demokrasi di Dunia Islam" pada Selasa (20/10).

Iqbal mengatakan, ketika itu Kerajaan Samudra Pasal meminta bantuan Kesultanan Ottoman untuk mengirimkan tentara, militer, dan persenjataan guna memastikan jamaah haji dari wilayahnya dapat berangkat tanpa gangguan.

Jauh setelah itu, pada 1923, berdiri Republik Turki oleh Mustafa Kemal Ataturk.

"Hubungan mengalami decline (penurunan) karena orientasi Turki berpindah dari dunia Islam ke Eropa," sambung Iqbal.

"Perjuangan Ataturk menjadi ironi di dalam perkembangan sejarah Turki, karena alih-alih pada awalnya mengusir Eropa dari Republik Turki, Eropa terusir secara fisik tapi menguasai Turki secara kultural," imbuhnya.

Ia mengatakan, Turki pada saat itu berubah, mentransformasikan identitasnya sebagai Turki yang baru.

Hubungan dengan Indonesia pun ikut terpengaruh. Indonesia yang merdeka pada 1945 baru diakui Turki pada 1949, atau butuh kurang lebih empat tahun.

Sementara itu, Israel yang berdiri pada 1948 sudah diakui oleh Turki pada 1949. Bahkan Israel diakui pada Mei 1949, dan Indonesia pada September 1949.

"Belakangan, pada pemerintahan Presiden (Recep Tayyip) Erdogan), tahun 2003, isu kesamaan agama dibangun lagi antara Indonesia dan Turki," tutur Iqbal.

Sebelum Erdogan memimpin, Indonesia dan Turki tidak pernah melakukan kunjungan level tinggi antara kepala negara/pemerintahan dan menteri. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA